Advertisement

Ini 5 Jenis Skrining untuk Mendeteksi Penyakit Menular Seksual

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Agustus 2025

Sifilis dan klamidia adalah kondisi yang harus segera membutuhkan skrining penyakit menular seksual.

Ini 5 Jenis Skrining untuk Mendeteksi Penyakit Menular SeksualIni 5 Jenis Skrining untuk Mendeteksi Penyakit Menular Seksual

DAFTAR ISI

  1. Pentingnya Melakukan Skrining STD
  2. Jenis-Jenis Skrining STD
  3. Skrining Penyakit Menular Seksual Kini Bisa di Rumah Pakai Halodoc

Kesehatan seksual masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan bagi kebanyakan orang. Padahal, edukasi tentang PMS sangatlah penting, termasuk mendeteksinya sejak dini. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?

PMS atau STD adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual dan bisa menyebar saat melakukan hubungan seks secara oral, vaginal, dan anal.

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit menular seksual. Akibatnya, penyakit tersebut baru terdeteksi setelah kondisinya semakin parah. 

Pentingnya Melakukan Skrining STD

Siapa pun bisa terinfeksi penyakit menular seksual, termasuk wanita perawan yang belum pernah melakukan hubungan seks. Penyebaran PMS dapat terjadi melalui kontak kulit atau cairan tubuh.

Bahkan, pasangan yang sudah menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom pun masih berisiko tertular PMS. Sebab, kondom tidak sepenuhnya memberikan perlindungan terhadap PMS. 

Meskipun penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik, tetapi organ reproduksi yang sudah rusak tidak mungkin bisa diperbaiki. Contohnya, klamidia sebagai salah satu penyebab utama infertilitas. 

Banyak orang beranggapan bahwa klamidia mudah diobati sehingga mereka lebih memilih untuk menunda pengobatan. Apalagi, terkadang penyakit ini muncul tanpa gejala, tetapi sebenarnya sudah merusak sistem reproduksi. 

Lebih bahayanya, PMS akibat virus sulit untuk diobati. Jadi, begitu seseorang tertular penyakit ini, maka akan sulit untuk sembuh.

Jenis-Jenis Skrining STD

Ada beberapa jenis skrining STD yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Tes HPV

Tes human papillomavirus (HPV) digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus yang menyebabkan berkembangnya kanker serviks, kutil kelamin, dan sel serviks abnormal. 

Namun, tes ini sebenarnya tidak memberi tahu secara langsung jenis PMS yang diidap, melainkan hanya mendeteksi ada atau tidaknya HPV.

Pelaksanaan tes HPV dapat dilakukan bersamaan dengan tes pap smear.

Tes pap smear merupakan tes yang dilakukan untuk menemukan perubahan sel abnormal pada leher rahim akibat kanker serviks.

Jadi, sel tersebut akan dilihat di laboratorium untuk melihat normal atau tidaknya. 

Kamu bisa mencegah terjadinya infeksi HPV ini dengan beberapa cara. Contohnya melakukan vaksin HPV, menggunakan kondom, dan membatasi jumlah pasangan seks. 

2. Tes klamidia dan gonore

Klamidia dan gonore termasuk salah satu PMS yang umum terjadi, Sayangnya, kondisi klamidia sangat sulit didiagnosis apabila kamu belum melakukan skrining STD.

Alasannya, jenis PMS ini sering kali tidak menunjukkan gejala apa pun. 

Akan tetapi, pada wanita yang terinfeksi tanpa gejala, biasanya akan merasakan radang di bagian panggul hingga infertilitas.

Bayi baru lahir dari wanita yang terinfeksi klamidia berisiko tinggi mengidap pneumonia klamidia neonatal

Sedangkan untuk gonore lebih sering menunjukkan gejala pada pria. Meskipun demikian, keduanya sama-sama bisa menjadi fasilitator untuk penularan HIV. Itulah kenapa harus segera mengecek skrining STD. 

Untuk skriningnya dilakukan lewat tes urine dan swab pada bagian dalam penis atau serviks. 

Lalu, siapa sajakah yang sebaiknya melakukan skrining STD ini? Ini beberapa kriterianya:

  • Wanita berusia kurang dari 25 tahun yang aktif secara seksual.
  • Wanita berusia lebih 25 tahun yang berisiko lebih tinggi mengidap PMS.
  • Pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.
  • Pengidap human immunodeficiency virus (HIV).
  • Wanita transgender yang melakukan hubungan seks dengan pria.
  • Orang yang dipaksa berhubungan intim.

3. Tes hiv, sifilis, dan hepatitis

Jika berisiko tinggi tertular PMS, setidaknya sekali seumur hidup kamu harus melakukan tes HIV.

Sedangkan, skrining hepatitis direkomendasikan untuk yang berusia 18 tahun ke atas

Sementara itu, untuk tes sifilis dapat dilakukan apabila seseorang menunjukkan gejala atau memiliki pasangan seks yang menderita sifilis.

Gejalanya akan muncul sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi.

Contohnya seperti ruam kemerahan, luka kecil (bisa di kelamin, anus, rektum), demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga kelelahan. 

Untuk mengetahui siapa saja yang harus melakukan tes ini, ini beberapa kriterianya:

  • Menunjukkan gejala infeksi.
  • Pria yang berhubungan intim dengan pria.
  • Sedang atau berencana untuk hamil.
  • Hasil tes STD lainnya positif.
  • Mempunyai lebih dari satu pasangan seks.

Ada beberapa obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala sifilis.

Simak selengkapnya di artikel ini: “Ini Obat Sifilis di Apotek yang Ampuh Redakan Gejala

4. Tes genital herpes

Herpes genital disebabkan karena adanya infeksi dari virus herpes simplex tipe 1 atau virus herpes simplex tipe 2.

Sama seperti klamidia, pengidap genital herpes juga tidak menunjukkan gejala.

Namun, jika muncul gejala, biasanya ditandai dengan luka melepuh di bagian kelamin, rektum, atau mulut.

Luka ini biasanya memerlukan waktu hingga seminggu untuk bisa sembuh. 

Saat seseorang terkena penyakit ini, butuh waktu hingga 16 minggu setelah terpapar untuk mendapatkan hasil tes yang akurat. 

5. Tes Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan jamur. Infeksi ini biasanya melibatkan organ genital.

Contohnya, untuk wanita terjadi pada vagina, sedangkan pria terjadi pada uretra (saluran di penis). 

Penularan trikomoniasis biasanya terjadi melalui hubungan seks tanpa pengaman dengan pasangan yang mengidap infeksi tersebut.

Lakukan hal ini agar terhindar dari trikomoniasis: Ini Pencegahan agar Tidak Terkena Penyakit Trikomoniasis.

Kebanyakan pengidap trikomoniasis tidak menunjukkan gejala apa pun sehingga sulit untuk dideteksi.

Meskipun tidak terlalu serius, jika dibiarkan juga bisa meningkatkan risiko tertular PMS lainnya, termasuk HIV.

Frekuensi skrining STD setiap orang berbeda-beda, tergantung gejala dan kondisi yang dialaminya. 

Selain itu, kamu juga bisa konsultasikan masalah kesehatan seksual dan reproduksi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin Halodoc yang bisa dilakukan 24 jam,

Apabila kamu atau orang terdekat Terinfeksi HPV, Hubungi Dokter Ini untuk Perawatan Tepat.

Jangan khawatir, privasi kamu akan selalu terjaga. Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Skrining Penyakit Menular Seksual Kini Bisa di Rumah Pakai Halodoc

Salah satu upaya untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan dari PMS adalah dengan melakukan penanganan sedini mungkin. 

Nah, kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual untuk mendeteksi kondisi tersebut.

Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat juga penanganan dan pengobatan yang bisa dilakukan.

Kabar baiknya, kini kamu bisa melakukan skrining ini dengan mudah tanpa harus pergi ke rumah sakit atau klinik.

Sebab, kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab.

Prosedur skrining ini terdiri dari berbagai tes yang berguna untuk mendeteksi penyakit, seperti HIV, sifilis, hepatitis B dan hepatitis C.

Layanan homelab sendiri merupakan tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.

Saat ini, layanan Halodoc Home Lab telah tersedia di Jadetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar.

Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:

  • Tak perlu repot keluar rumah. 
  • Hemat waktu dan biaya.
  • Tenaga medis profesional dan responnya cepat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc
  • Protokol kesehatan ketat. 
  • Sampel diambil secara aman dan steril. 
  • Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi. 
  • Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
  • Harganya terjangkau, mulai dari Rp 659.000,-.  
  • Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter. 
  • Hasil tes akan keluar dalam waktu 2 hingga 3 hari.
  • Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.

Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.

Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.

Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!

Jika kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang skrining penyakit menular seksual, jangan ragu dan takut untuk menghubungi dokter tepercaya di Halodoc.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. STI Testing (STD Testing).
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. STD Testing: What’s right for you?