Ini Cara Diagnosis Striktur Uretra yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Uretra merupakan salah satu organ yang berbentuk tabung. Organ ini berfungsi membawa urine dari kandung kemih, kemudian dikeluarkan dari tubuh. Dalam kondisi normal, uretra berukuran lebar sehingga urine dapat dialirkan tanpa hambatan. Namun saat ukurannya menyempit, uretra berpotensi menghambat jalannya urine dan menyebabkan striktur uretra. Penyakit ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Baca Juga: 4 Fakta tentang Striktur Uretra yang Perlu Diketahui
Penyebab Striktur Uretra
Striktur uretra disebabkan karena peradangan jaringan yang membentuk jaringan parut. Ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya jaringan parut. Operasi untuk memperbaiki uretra yang kurang berkembang (hipospadia) atau pria yang memiliki implan Mr P memiliki peluang tinggi mengidap striktur uretra. Cedera straddle dan jatuh atau tertabrak di daerah dekat skrotum juga bisa menyebabkan striktur uretra.
Kemungkinan penyebab striktur uretra lainnya termasuk:
- Patah tulang panggul.
- Pemasangan kateter.
- Radiasi.
- Operasi prostat.
Gejala Striktur Uretra
Striktur uretra menimbulkan banyak gejala, mulai dari yang ringan sampai yang parah. Beberapa tanda-tanda striktur uretra meliputi:
- Aliran urine lemah atau berkurangnya volume urin.
- Disuria (anyang-anyangan).
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
- Ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil (inkontinensia).
- Nyeri di daerah panggul atau perut bagian bawah.
- Buang air kecil bercabang.
- Pembengkakan Mr P.
- Urine mengandung darah.
- Warna urine menggelap.
- Tidak bisa buang air kecil.
Baca Juga: Perlu Tahu Faktor Risiko Terkena Striktur Uretra
Diagnosis Striktur Uretra
Dokter akan menanyakan seputar riwayat penyakit, kemudian memeriksa area Mr P untuk mengidentifikasi adanya striktur uretra. Untuk menetapkan diagnosis, dibutuhkan diagnosis penunjang berupa:
- Pengukuran laju aliran saat buang air kecil.
- Analisis sifat fisik dan kimia urine untuk menemukan kandungan bakteri atau darah dalam urine.
- Tes cystoscopy. Caranya dengan memasukkan tabung kecil berkamera ke dalam tubuh untuk melihat bagian dalam kandung kemih dan uretra.
- Mengukur ukuran pembukaan uretra.
- Tes untuk klamidia dan gonore.
Penanganan Striktur Uretra
Perawatan striktur uretra tergantung tingkat keparahannya. Terdapat pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati striktur uretra, yaitu tindakan non bedah, uretroplastia, dan prosedur pengalihan urine.
-
Tindakan Non Bedah
Tindakan non bedah disebut juga dengan uretrotomi. Prosedur ini menggunakan dilator, yaitu alat medis untuk melebarkan uretra. Melalui dilator, dokter memasukkan kawat kecil melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk melebarkannya. Pilihan non bedah lainnya adalah penempatan kateter urine permanen. Prosedur ini biasanya dilakukan pada kasus yang parah.
-
Uretroplastia
Salah satu tindakan pembedahan untuk striktur uretra disebut uretroplasti. Prosedur dilakukan dengan cara mengangkat jaringan yang terinfeksi atau memperbaiki striktur uretra. Hasilnya bisa bervariasi, tergantung pada ukuran striktur.
-
Pengalihan Aliran Urin
Dalam kasus yang parah, prosedur pengalihan urine mungkin diperlukan. Operasi ini dilakukan untuk mengalihkan aliran urine ke lubang di perut. Prosedur ini melibatkan penggunaan bagian dari usus untuk membantu menghubungkan ureter ke lubang. Pengalihan urine hanya dilakukan jika kandung kemih rusak parah atau perlu diangkat.
Baca Juga : Ini Cara untuk Mencegah Terjadinya Striktur Uretra
Sebaiknya hindari seks bebas atau hal-hal yang bisa mencederai Mr P agar terhindar dari striktur uretra. Kalau kamu mengalami gejala mirip striktur uretra, jangan ragu berbicara pada dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan