Ketahui Fakta Uretrotomi, Prosedur Pengobatan Striktur Uretra

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Maret 2019
Ketahui Fakta Uretrotomi, Prosedur Pengobatan Striktur UretraKetahui Fakta Uretrotomi, Prosedur Pengobatan Striktur Uretra

Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah mendengar penyakit striktur uretra? Gangguan kesehatan ini terkait dengan kondisi menyempitnya uretra yang menjadi saluran keluarnya urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Penyempitan ini menyebabkan kesulitan buang air kecil, membuat kamu harus mengejan yang menimbulkan rasa nyeri. Kondisi ini banyak terjadi pada laki-laki.

Striktur uretra terjadi karena peradangan pada jaringan atau adanya jaringan parut yang timbul karena berbagai faktor. Laki-laki dewasa mudah yang menjalani operasi hipospadia (prosedur untuk memperbaiki uretra yang kurang berkembang) dan pria yang melakukan implan Mr. P memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan ini.

Uretrotomi, Prosedur Pengobatan Striktur Uretra

Uretrotomi adalah prosedur bedah yang digunakan untuk mengobati penyakit striktur uretra. Pengobatan ini termasuk prosedur rawat jalan yang melibatkan penggunaan pisau bedah urethrotome yang melewati cystoscope untuk memperluas uretra yang mengalami penyempitan. Prosedur ini sering dilakukan oleh pria, karena striktur uretra jarang terjadi pada wanita.

Baca juga: Mengidap Striktur Uretra, Begini Cara Penanganannya

Apabila kamu merasakan kesakitan ketika sedang buang air kecil, infeksi saluran kemih, terdapat darah dalam urine, dan ketidakmampuan untuk sepenuhnya mengosongkan kandung kemih, mungkin kamu mengalami penyempitan uretra.

Sebelum dilakukan uretrotomi, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik sederhana, X-ray pada uretra atau USG, ureteroskopi, sistoskopi, dan program retrograde. Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan dokter menyatakan kamu mengalami striktur uretra, maka proses pengobatan uretrotomi baru akan dilakukan.

Risiko Proses Uretrotomi

Tingkat keberhasilan jangka panjang dari proses pengobatan ini cukup rendah. Banyak orang yang menjalaninya masih harus melakukan operasi lainnya karena ada risiko tinggi bahwa striktur uretra terjadi lagi. Dalam jangka pendek atau kurang dari 6 (enam) bulan, tingkat keberhasilan untuk prosedur ini sebesar 70 hingga 80 persen.

Baca juga: Ketahui Penyebab Terkena Striktur Uretra

Namun, setelah satu tahun, tingkat keberhasilannya semakin menurun hingga 50 atau 60 persen saja. Pada jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang, kekambuhan akan terjadi, dengan persentase sebesar 74 hingga 86 persen. Namun, uretrotomi masih dianggap sebagai prosedur medis untuk menyembuhkan striktur uretra yang paling baik, terutama ketika operasi uretroplasti masih menjadi metode perawatan yang berlebihan.

Prosedur Pengobatan Alternatif

Selain uretrotomi, striktur uretra bisa ditangani dengan proses uretroplasti dan dilasi atau pelebaran. Dilasi melibatkan masuknya batang tipis atau dilator ke dalam uretra untuk meregangkan striktur dan melebarkan penyempitan. Sementara uretroplasti adalah rekonstruksi atau penggantian uretra yang menyempit dengan operasi terbuka.

Persiapan Prosedur Uretrotomi

Oleh karena akan diberi anestesi, kamu diminta untuk tidak makan apa pun setidaknya 6 (enam) hingga 8 (delapan) jam sebelum prosedur ini dilakukan. Apabila kamu mengonsumsi obat-obatan tertentu, tanyakan pada dokter aturan konsumsinya sebelum atau sesudah menjalani perawatan. Pembedahan ini memakan waktu sekitar 30 menit.

Baca juga: Perlu Tahu Faktor Risiko Terkena Striktur Uretra

Itu tadi fakta penting yang harus kamu ketahui seputar prosedur uretrotomi untuk mengatasi striktur uretra. Jadi, jika kamu mengalami gejala aneh ketika buang air kecil, segera tanyakan pada dokter agar kamu cepat mendapatkan penanganan. Agar tanya jawab lebih mudah, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc. Caranya hanya dengan download aplikasi Halodoc dan pilih layanan Tanya Dokter.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan