Perlu Tahu Faktor Risiko Terkena Striktur Uretra

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 November 2018
Perlu Tahu Faktor Risiko Terkena Striktur UretraPerlu Tahu Faktor Risiko Terkena Striktur Uretra

Halodoc, Jakarta - Striktur uretra adalah kondisi penyempitan uretra, yang menyebabkan terjadinya hambatan dalam aliran urine. Sebelum membahas lebih jauh, perlu diketahui bahwa perjalanan urine dari kandung kemih hingga dapat dikeluarkan dari tubuh sangatlah bergantung pada uretra. Oleh karena itu, kondisi uretra yang menyempit dapat menyebabkan berbagai masalah medis pada saluran kencing, termasuk peradangan atau infeksi. Kondisi ini umumnya terjadi pada pria. Namun, pada beberapa kasus yang cukup langka, wanita dan bayi baru lahir pun dapat mengalami hal ini.

Beberapa gejala yang umum dirasakan ketika mengalami striktur uretra adalah:

  1. Keinginan buang air kecil yang lebih sering dan mendadak.

  2. Ketidakmampuan untuk buang air kecil dan juga mengontrol proses buang air kecil.

  3. Rasa nyeri dan panas saat buang air kecil.

  4. Lemahnya aliran urine atau berkurangnya jumlah urine.

  5. Keluarnya darah pada cairan sperma atau urine.

  6. Warna urine agak gelap.

  7. Pada pria, Mr. P akan terasa nyeri dan bengkak.

  8. Rasa nyeri pada rongga panggul atau perut bagian bawah.

Penyebab dan Faktor Risikonya

Umumnya, striktur uretra disebabkan oleh radang atau adanya bekas luka pada uretra. Radang atau bekas luka tersebut dapat terjadi akibat berbagai faktor. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Prosedur medis yang memasukkan alat ke uretra, seperti endoskopi uretra.

  2. Memiliki riwayat kanker uretra atau kanker prostat.

  3. Penggunaan kateter dalam jangka panjang.

  4. Cedera atau retak pada tulang panggul.

  5. Cedera selangkangan, misalnya akibat benturan pada area dekat skrotum.

  6. Infeksi menular seksual, seperti gonore atau chlamydia.

  7. Benign prostatic hyperplasia (pembesaran prostat jinak).

  8. Infeksi saluran kemih yang sering kambuh atau tidak tertangani.

  9. Pernah menjalani operasi prostat, operasi hipospadia, implan penis, atau radioterapi.

Metode Pengobatan yang Dapat Dilakukan

Hingga saat ini, ada beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan dokter untuk mengatasi striktur uretra, yaitu:

1. Dilasi Uretra

Prosedur ini juga kerap disebut sebagai pelebaran uretra. Seperti namanya, prosedur medis yang dilakukan dalam pengobatan ini adalah melebarkan saluran uretra dengan cara memasukkan kabel kecil ke dalam uretra hingga kandung kemih. Prosedur ini mungkin perlu diulang beberapa kali, karena penyempitan cenderung terjadi lagi setelah dilasi.

2. Uretrotomi

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan selang kecil berkamera pada uretra untuk melihat lokasi jaringan parut yang menyebabkan penyempitan. Setelah itu, dokter akan memasukkan pisau bedah kecil untuk memotong jaringan tersebut agar saluran uretra kembali melebar.

3. Uretroplasti

Tindakan medis ini dilakukan untuk mengangkat jaringan yang menyempit, dan membentuk ulang uretra. Prosedur ini dilakukan pada striktur uretra yang sudah parah dan sudah berlangsung lama.

4. Pemasangan Kateter Permanen

Tindakan medis ini biasanya hanya dilakukan pada striktur uretra yang sudah parah.

5. Pembelokan Aliran Urine, dengan Membuat Lubang pada Perut

Prosedur ini melibatkan sebagian kecil usus untuk menghubungkan uretra ke lubang di perut, dan hanya dilakukan bila kondisi kandung kemih juga sudah rusak serta perlu diangkat.

Itulah sedikit penjelasan tentang serangan panik. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal penyakit ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan