Ini Cara Tepat untuk Berkomunikasi dengan Pengidap Autisme
“Sebagian pengidap autis mengalami kesulitan dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Namun, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar dapat berkomunikasi secara baik dengan pengidapnya.”

Halodoc, Jakarta – Autisme adalah gangguan yang terjadi pada perilaku dan interaksi sosial akibat kelainan pada perkembangan saraf otak. Nah, kondisi ini cenderung membuat pengidapnya mengalami gangguan komunikasi dan interaksi sosial.
Karena itu, kamu perlu memperhatikan beberapa hal khusus untuk membangun komunikasi dengan pengidap autis. Caranya mulai dari mendapatkan perhatiannya hingga menggunakan bahasa yang lugas. Simak di bawah ini penjelasannya!
Cara Tepat Berkomunikasi dengan Pengidap Autis
Ada beberapa jenis komunikasi yang bisa kamu lakukan dengan pengidap autisme, seperti komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal melibatkan kata-kata, sedangkan non-verbal menggunakan gerak tubuh, ekspresi, dan kontak mata.
Nah, selanjutnya kamu bisa melakukan komunikasi dengan beberapa cara, seperti:
1. Dapatkan dan pertahankan perhatian mereka
Gunakan nama mereka di awal obrolan agar mereka tahu kalau kamu sedang berbicara dengannya. Pastikan mereka memperhatikan sebelum kamu mengajukan pertanyaan atau memberikan instruksi.
Kamu bisa mendapatkan perhatian dengan bertanya seputar hobi atau minat mereka dan aktivitas yang sedang mereka lakukan. Kamu bisa mulai membuka obrolan yang lebih panjang dari sini.
2. Beri mereka waktu untuk memproses informasi
Pengidap autis mungkin kesulitan menyaring suatu informasi. Informasi yang terlalu banyak dapat menyebabkan ‘overload’, di mana tidak ada informasi lebih lanjut yang dapat diproses.
Oleh karena itu, kamu bisa melakukan beberapa langkah di bawah ini:
- Berbicara secara perlahan dengan sedikit demi sedikit.
- Gunakan kata kunci tertentu, lalu ulangi dan tekankan dengan nada bicara.
- Berikan jeda di antara kata dan frasa untuk memberi waktu pada pengidap untuk memproses apa yang kamu katakan.
- Kurangi penggunaan komunikasi non-verbal, misalnya kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan bahasa tubuh.
- Gunakan pendukung visual jika diperlukan.
- Waspadai lingkungan yang berisik dan ramai. Tingkat kebisingan juga bisa memengaruhi proses informasi pada otak mereka.
3. Hanya ajukan pertanyaan yang penting
Kamu bisa mengajukan pertanyaan yang penting dan spesifik. Sebaiknya ajukan pertanyaan, seperti “Apakah kamu menikmati menu makan siang hari ini?” atau “Apakah kamu menyukai matematika?” alih-alih mengajukan pertanyaan yang umum, seperti “Apa kabarmu?”.
4. Gunakan bahasa lugas
Hindari penggunaan kalimat ironi, sarkasme, bahasa kiasan, pertanyaan retoris, idiom, atau pernyataan berlebihan. Alasannya karena pengidap autis tidak dapat memahaminya secara harfiah.
5. Reaksi terhadap ‘tidak’
Jika kamu ingin menolak atau menunjukkan arti ‘tidak’ pada mereka, coba gunakan kata atau simbol lain. Sebab, mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam memahami komunikasi verbal yang langsung.
Dengan menggunakan kata atau simbol lain, akan lebih memudahkan mereka untuk memahami pesan yang disampaikan. Cara ini juga bisa mengurangi potensi kebingungan atau rasa frustrasi yang mungkin saja muncul.
Kamu juga bisa mengetahui tentang autisme lainnya dengan membaca beberapa artikel di bawah ini:
- Ibu, Kenali Ciri-Ciri Autisme Pada Anak Sedini Mungkin
- Cara Memilih Homeschooling untuk Anak dengan Autisme
- Pentingnya Dukungan Keluarga dalam Merawat Pengidap Autisme
Itulah cara tepat berkomunikasi dengan pengidap autisme. Penting untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan gaya komunikasi mereka yang mungkin berbeda dari orang lain.
Nah, untuk informasi terkait pengobatan autisme pada anak, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Perawatan Anak Autis.
Tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!