Ini Jenis Makanan yang Rentan Terkontaminasi Bakteri Kolera

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   21 Oktober 2020
Ini Jenis Makanan yang Rentan Terkontaminasi Bakteri Kolera Ini Jenis Makanan yang Rentan Terkontaminasi Bakteri Kolera

Halodoc, Jakarta - Kolera adalah penyakit diare yang disebabkan oleh infeksi usus oleh bakteri Vibrio cholerae. Anak-anak maupun orang dewasa bisa terinfeksi penyakit ini. Pada kebanyakan kasus, infeksi hanya menyebabkan diare ringan atau tanpa gejala sama sekali. Namun dikutip dari WHO, dalam 5 hingga 10 persen kasus, pasien bisa mengalami diare dan muntah berair yang sangat parah dari 6 jam hingga 5 hari setelah terpapar bakteri. Jika kondisi ini terjadi, ia akan kehilangan sejumlah besar cairan dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi parah. Jika tidak ada pengobatan yang memadai, kematian bisa terjadi dalam beberapa jam.

Faktanya, seseorang dapat terinfeksi melalui air minum atau makan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri. Ada beberapa jenis sumber umum infeksi bawaan makanan termasuk makanan laut mentah atau kurang matang, buah dan sayuran mentah, susu yang tidak dipasteurisasi, dan makanan lain yang terkontaminasi selama persiapan atau penyimpanan.

Bakteri yang ada dalam kotoran orang yang terinfeksi adalah sumber utama kontaminasi. Bakteri tersebut juga dapat hidup di lingkungan di sungai air payau dan perairan pesisir. Dengan demikian, penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di daerah-daerah di mana limbah dan persediaan air minum tidak diolah dengan memadai.

Baca juga: Ketahui Penanganan Penyakit Kolera pada Anak

Menjaga Kebersihan Diri dan Makanan jadi Kunci Mencegah Kolera

Orang yang tinggal di daerah berisiko tinggi dapat melindungi diri mereka sendiri dengan mengikuti beberapa aturan sederhana tentang kebersihan yang baik dan persiapan makanan yang aman. Ini termasuk mencuci tangan dengan hati-hati, terutama sebelum menyiapkan makanan dan makan, memasak makanan hingga benar-benar matang, merebus atau mengolah air minum, serta menggunakan fasilitas sanitasi yang memenuhi standar.

Dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan dasar, para wisatawan yang berkunjung ke negara tempat kolera menjadi endemik juga dapat melindungi diri mereka dari kolera dan sebagian besar penyakit yang ditularkan melalui makanan dan air. Hal yang terpenting, wisatawan harus sangat berhati-hati dengan makanan dan air, termasuk es batu. 

Baca juga: 8 Kebiasaan Sehari-hari yang Dapat Mencegah Terkena Kolera

Selain itu, ada beberapa aturan penting lainnya antara lain:

  • Minumlah hanya air yang telah direbus atau didesinfeksi dengan klorin, yodium, atau produk lain yang sesuai. Produk untuk desinfektan air umumnya tersedia di apotek. Minuman seperti teh atau kopi panas, bir, air berkarbonasi atau minuman ringan, dan jus buah dalam kemasan biasanya aman untuk diminum.
  • Hindari es, kecuali kamu sebagai wisatawan sudah yakin es tersebut terbuat dari sumber air yang aman.
  • Makanlah makanan yang sudah matang sempurna dan masih panas saat disajikan. Makanan yang dimasak yang telah disimpan pada suhu kamar selama beberapa jam dan disajikan tanpa dipanaskan kembali dapat menjadi sumber infeksi.
  • Hindari makanan laut mentah dan makanan mentah lainnya. Pengecualiannya adalah buah dan sayuran yang telah kamu kupas atau dikupas sendiri.
  • Rebus susu yang tidak dipasteurisasi sebelum diminum.
  • Es krim dari sumber yang tidak dapat dipercaya sering kali terkontaminasi dan dapat menyebabkan penyakit. Jika kamu ragu, sebaiknya hindari.
  • Pastikan makanan yang dibeli dari pedagang kaki lima dimasak dengan matang dan kamu melihatnya sendiri dan pastikan tidak mengandung makanan mentah.

Kamu juga bisa tanyakan pada dokter di Halodoc mengenai tips agar terhindar dari penyakit yang berasal dari makanan. Dokter akan selalu siaga untuk memberikan semua saran yang kamu butuhkan, kapan dan di mana saja. 

Baca juga: Hati-Hati, Kolera Bisa Menyerang Unggas

Komplikasi Saat Kolera Tak Diatasi dengan Benar

Kolera bisa berakibat fatal dengan cepat. Dalam kasus yang paling parah, kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar secara cepat dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam. Dalam situasi yang tidak terlalu ekstrim, orang yang tidak menerima pengobatan dapat meninggal karena dehidrasi dan syok berjam-jam hingga beberapa hari setelah gejala kolera pertama kali muncul.

Meskipun syok dan dehidrasi parah adalah komplikasi terburuk dari kolera, ada beberapa masalah lain yang dapat terjadi, seperti:

  • Gula Darah Rendah (Hipoglikemia). Kadar gula darah (glukosa) yang sangat rendah dapat terjadi ketika orang menjadi terlalu sakit untuk makan. Anak-anak berada pada risiko terbesar komplikasi ini, yang dapat menyebabkan kejang, pingsan, dan bahkan kematian.
  • Kadar Kalium Rendah. Orang dengan kolera kehilangan banyak mineral, termasuk kalium, dalam tinja mereka. Kadar kalium yang sangat rendah mengganggu fungsi jantung dan saraf dan mengancam jiwa.
  • Gagal Ginjal. Ketika ginjal kehilangan kemampuan penyaringannya, kelebihan jumlah cairan, beberapa elektrolit dan limbah akan menumpuk di dalam tubuh. Kondisi ini berpotensi mengancam nyawa. Pada pengidap kolera, gagal ginjal sering kali menyertai syok yang terjadi.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Cholera.
The Lancet. Diakses pada 2020. Cholera and Street Food.
World Health Organization. Diakses pada 2020. Cholera

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan