Ini Perbedaan Dermatologi dan Venereologi yang Wajib Diketahui
Dermatologi dan venereologi adalah dua cabang kedokteran dengan fokus yang berbeda.

DAFTAR ISI
Pernahkah kamu mendengar istilah “dokter kulit dan kelamin” atau “dokter spesialis dermatologi dan venereologi” lalu bertanya-tanya, sebenarnya apa bedanya dermatologi dan venereologi?
Walaupun keduanya kerap disebut bersamaan, dermatologi dan venereologi punya fokus keilmuan yang berbeda.
Mengenal perbedaannya bisa membantumu lebih tepat saat memilih layanan medis yang sesuai dengan keluhan yang kamu alami.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Dermatologi?
Dermatologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari dan menangani masalah kesehatan kulit, rambut, kuku, dan jaringan di sekitarnya.
Dokter spesialis dermatologi, atau sering disebut sebagai “dokter kulit”, menangani berbagai kondisi seperti:
- Jerawat
- Eksim dan dermatitis
- Psoriasis
- Alergi kulit
- Infeksi jamur atau bakteri
- Masalah rambut rontok dan ketombe
- Kelainan kuku seperti infeksi atau perubahan bentuk
Selain itu, dermatologi juga mencakup perawatan kulit secara estetika, seperti penghilangan tahi lalat, pengobatan bekas luka, peremajaan kulit, hingga terapi laser dan injeksi anti-aging.
Jika kamu mengalami masalah kulit yang mengganggu kenyamanan atau percaya diri, inilah bidang medis yang perlu kamu tuju.
Penting untuk diketahui, Ini 9 Cara Merawat Kulit agar Tampak Sehat dan Cerah.
Apa Itu Venereologi?
Venereologi adalah cabang kedokteran yang berfokus pada penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi menular seksual (IMS), baik yang menyerang pria maupun wanita.
Penyakit-penyakit yang ditangani dalam bidang ini antara lain:
- Sifilis
- Gonore (kencing nanah)
- Herpes genital
- Human papillomavirus (HPV)
- HIV/AIDS
- Klamidia
- Trikomoniasis
Venereologi juga mencakup penanganan keluhan lain yang berkaitan dengan organ kelamin luar, seperti gatal, ruam, luka, atau keputihan abnormal yang disebabkan oleh infeksi menular seksual.
Karena banyak infeksi menular seksual tidak menunjukkan gejala jelas di awal, pemeriksaan dini sangat disarankan, terutama jika kamu memiliki riwayat berganti pasangan seksual atau merasa ada gejala yang mengganggu.
Pahami Bedanya Dermatologi dan Venereologi
Meskipun berada dalam satu spesialisasi medis, dermatologi dan venereologi punya fokus yang berbeda.
Berikut ini perbedaan pentingnya:
1. Area yang Ditangani
Dermatologi menangani seluruh masalah yang berkaitan dengan kulit, rambut, dan kuku.
Artinya, jika kamu mengalami ruam, jerawat parah, eksim, rambut rontok, atau kelainan kuku seperti infeksi jamur, maka dokter kulit adalah pilihan yang sesuai.
Sebaliknya, venereologi lebih sempit ruang lingkupnya, yakni fokus pada penyakit menular seksual (PMS/IMS) dan gejala yang muncul di area organ genital luar, baik pada pria maupun wanita.
Alami jerawat meradang? Catat, Ini 15 Cara Alami untuk Menghilangkan Jerawat.
2. Jenis Keluhan
Keluhan yang ditangani di bidang dermatologi bisa bersifat ringan hingga kompleks, mulai dari jerawat remaja, psoriasis kronis, hingga tumor kulit.
Selain pengobatan medis, dermatologi juga mencakup perawatan estetika seperti terapi laser, filler, dan botoks.
Sementara itu, venereologi menangani gejala atau kondisi yang lebih spesifik, seperti keputihan abnormal, luka genital, gatal parah di area kelamin, hingga infeksi menular seperti gonore, sifilis, atau herpes genital.
Deteksi dini sangat penting karena beberapa PMS tidak menimbulkan gejala di awal, tetapi bisa berisiko tinggi jika tidak diobati.
3. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan dermatologi umumnya bertujuan untuk mengembalikan kesehatan dan penampilan kulit yang terganggu, mengatasi keluhan kronis seperti gatal atau infeksi, hingga menangani penyakit autoimun yang menyerang kulit.
Sebaliknya, pemeriksaan venereologi lebih ditujukan untuk menemukan penyebab infeksi menular seksual, mengobatinya secara tepat, dan mencegah penyebaran ke pasangan atau orang lain.
4. Pendekatan yang Holistik
Dermatologi dan venereologi sering kali saling beririsan. Misalnya, infeksi seksual seperti sifilis atau herpes bisa menimbulkan gejala di kulit, bukan hanya di area kelamin.
Maka dari itu, dokter spesialis dermatologi dan venereologi dibekali kompetensi untuk menangani keduanya secara komprehensif.
Kamu bisa saja datang dengan keluhan seperti ruam di paha bagian dalam, dan ternyata itu merupakan gejala awal infeksi menular seksual.
Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan keluhan ringan yang muncul di area sensitif atau tersembunyi.
Jika kamu mengalami gangguan kulit yang tidak kunjung sembuh, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dermatologi dan venereologi di Halodoc.
Dokter tepercaya siap membantu kamu untuk menjaga kesehatan kulit dan organ reproduksi dengan nyaman dan aman, tanpa harus ke luar rumah.
Tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!


