Inilah yang Disebut dengan Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 September 2020
Inilah yang Disebut dengan Siklus Menstruasi Tidak Teratur Inilah yang Disebut dengan Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Halodoc, Jakarta - Durasi normal siklus menstruasi wanita adalah 28 hari, tetapi ini bisa bervariasi pada setiap orang. Seorang wanita dikatakan memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur saat mereka memiliki siklus lebih dari 35 hari, atau jika lamanya berbeda-beda tiap bulan. 

Menstruasi tidak teratur juga bisa disebut oligomenore, dan dapat terjadi jika ada perubahan metode kontrasepsi, ketidakseimbangan hormon, perubahan hormonal di sekitar masa menopause, atau sedang melakukan latihan fisik tertentu. Perawatan khusus untuk menstruasi tidak teratur selama pubertas dan sekitar menopause biasanya tidak diperlukan. Namun, jika menstruasi tidak teratur terjadi saat seorang wanita hendak merencanakan kehamilan, maka ia perlu melakukan pemeriksaan medis. 

Baca juga: Inilah 4 Fase yang Terjadi saat Menstruasi

Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Sejumlah faktor bisa meningkatkan kemungkinan siklus menstruasi yang tidak teratur. Kebanyakan berhubungan dengan produksi hormon. Dua hormon yang memengaruhi menstruasi adalah estrogen dan progesteron. Ada beberapa perubahan siklus hidup yang bisa memengaruhi keseimbangan hormonal antara lain pubertas, menopause, kehamilan, dan persalinan, serta menyusui.

Saat pubertas, tubuh mengalami perubahan besar. Estrogen dan progesteron membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mencapai keseimbangan. Efeknya, siklus menstruasi tidak teratur sering terjadi pada periode ini.

Sebelum menopause, wanita sering mengalami menstruasi yang tidak teratur, dan jumlah darah yang keluar bisa bervariasi. Menopause terjadi ketika 12 bulan telah berlalu sejak periode terakhir menstruasi wanita. Setelah menopause, seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi.

Selama kehamilan, menstruasi berhenti, dan kebanyakan wanita tidak mengalami menstruasi saat mereka menyusui.

Kontrasepsi juga dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur. Alat kontrasepsi (IUD) dapat menyebabkan perdarahan hebat, sedangkan pil kontrasepsi dapat menyebabkan bercak di antara menstruasi. Ketika seorang wanita pertama kali menggunakan pil kontrasepsi, ia mungkin mengalami perdarahan kecil yang umumnya lebih pendek dan lebih ringan dari periode normal. Ini biasanya hilang setelah beberapa bulan.

Ada juga perubahan lain yang bisa sebabkan siklus menstruasi tidak teratur, antara lain: 

  • Penurunan berat badan yang ekstrem.
  • Kenaikan berat badan yang ekstrem.
  • Stres emosional.
  • Gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.
  • Latihan ketahanan, misalnya lari maraton.
  • Sejumlah gangguan juga terkait dengan haid yang terlewat atau tidak teratur.

Jika kamu memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur dan merasa khawatir akan hal ini, kamu bisa coba diskusikan hal ini dengan dokter di Halodoc. Dokter akan menjelaskan kemungkinan penyebab dan gaya hidup sehat yang mungkin bisa mengatasi masalah ini.

Baca juga: 7 Tanda Haid Tidak Normal yang Harus Kamu Waspadai

Siklus Menstruasi Tidak Teratur Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius

Haid yang tidak teratur terkadang dapat mengindikasikan masalah kesehatan, dan beberapa di antaranya dapat menyebabkan masalah lebih lanjut, seperti misalnya masalah kesuburan. Berikut adalah penyakit serius yang bisa sebabkan menstruasi tidak teratur: 

  • Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS). Ini adalah suatu kondisi ketika sejumlah kantung kecil berisi cairan yang dikenal sebagai kista berkembang di ovarium. Seorang wanita dengan PCOS tidak berovulasi, dan dia tidak melepaskan sel telur setiap bulan. Gejala berupa menstruasi tidak teratur atau tidak sama sekali, obesitas, jerawat, dan pertumbuhan rambut berlebih. Wanita dengan PCOS memiliki tingkat hormon seks pria, androgen, atau testosteron yang sangat tinggi. 
  • Gangguan Tiroid. Kondisi ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang memengaruhi metabolisme tubuh.
  • Kanker. Kanker serviks atau rahim, atau kanker rahim, dalam kasus yang jarang terjadi, dan menyebabkan pendarahan di antara periode atau selama hubungan seksual.

Baca juga: Enggak Menstruasi, Ini yang Perlu Diketahui Tentang Amenorrhea

  • Endometriosis. Ini adalah kondisi ketika sel-sel yang biasanya ditemukan di dalam rahim, disebut sel endometrium, tumbuh di luarnya. Dengan kata lain, lapisan dalam rahim ditemukan di luarnya. Sel endometrium adalah sel yang terlepas setiap bulan selama menstruasi, sehingga endometriosis paling mungkin menyerang wanita selama masa subur mereka. Pertumbuhan sel yang terlibat dalam endometriosis bukanlah kanker. Mungkin tidak ada gejala, tetapi bisa menyakitkan, dan dapat menyebabkan masalah lain. Jika darah yang dilepaskan tersangkut di jaringan sekitarnya, kondisi ini dapat merusak jaringan, menyebabkan rasa sakit yang parah, menstruasi yang tidak teratur, dan kemandulan.
  • Penyakit Radang Panggul. Ini adalah infeksi pada sistem reproduksi wanita. Di antara wanita, ini adalah komplikasi dari infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum dan serius, selain AIDS. Jika terdeteksi sejak dini, dapat diobati dengan antibiotik. Namun jika menyebar, dapat merusak saluran tuba dan rahim, serta mengakibatkan nyeri kronis.  

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. What Iou Need to Know About Irregular Periods.
Kids Health. Diakses pada 2020. Irregular Periods. 
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Irregular Periods. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan