Kadar Leukosit Meningkat, Beberapa Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Peningkatan leukosit biasanya terjadi saat tubuh berusaha melawan infeksi.

Daftar Isi:
- Apa Itu Leukosit?
- Jenis-Jenis Leukosit dan Peranannya dalam Sistem Imun
- Gejala Kadar Leukosit Tinggi
- Penyebab Kadar Leukosit Tinggi (Leukositosis)
- Kondisi Medis yang Menyebabkan Leukosit Tinggi
- Cara Menurunkan Kadar Leukosit
- Pencegahan Leukosit Tinggi
- Kapan Harus Periksa ke Dokter?
- FAQ Seputar Leukosit dan Kadar Tinggi
Kadar leukosit tinggi sering menjadi perhatian dalam hasil pemeriksaan darah.
Peningkatan jumlah sel darah putih ini, atau leukositosis, dapat mengindikasikan berbagai kondisi medis.
Yuk, bahas secara mendalam mengenai leukosit, penyebab kadar tinggi, gejala yang mungkin timbul, serta pilihan pengobatan dan pencegahan yang tersedia.
Apa Itu Leukosit?
Leukosit adalah komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh. Fungsi utamanya adalah melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit.
Leukosit atau sel darah putih ini bekerja dengan mengenali dan menghancurkan patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Selain itu, leukosit juga berperan dalam respons peradangan dan penyembuhan luka.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, menjaga jumlah leukosit dalam rentang normal sangat penting untuk kesehatan tubuh. Rentang normal leukosit bervariasi tergantung pada usia dan kondisi kesehatan individu.
Jenis-Jenis Leukosit dan Peranannya dalam Sistem Imun
Terdapat lima jenis utama leukosit, masing-masing dengan fungsi spesifik:
- Neutrofil: Melawan infeksi bakteri dan jamur.
- Limfosit: Terdiri dari sel T, sel B, dan sel NK (Natural Killer), berperan dalam respons imun adaptif dan membunuh sel yang terinfeksi virus atau sel kanker.
- Monosit: Berubah menjadi makrofag yang menelan dan menghancurkan patogen serta membersihkan sel-sel mati.
- Eosinofil: Melawan infeksi parasit dan berperan dalam reaksi alergi.
- Basofil: Melepaskan histamin dan heparin, berperan dalam reaksi alergi dan peradangan.
Lantas, Kadar Leukosit Tinggi, Pertanda Penyakit Apa?
Gejala Kadar Leukosit Tinggi
Kadar leukosit tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Demam.
- Kelelahan.
- Nyeri tubuh.
- Infeksi yang sering terjadi.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.
Penyebab Kadar Leukosit Tinggi (Leukositosis)
Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Infeksi: Bakteri, virus, jamur, atau parasit.
- Peradangan: Kondisi inflamasi seperti rheumatoid arthritis atau penyakit radang usus.
- Stres fisik atau emosional: Kondisi stres berat dapat memicu peningkatan leukosit.
- Reaksi alergi: Alergi yang parah dapat meningkatkan jumlah eosinofil dan basofil.
- Kanker: Leukemia dan limfoma dapat menyebabkan produksi leukosit yang berlebihan.
- Obat-obatan: Beberapa obat seperti kortikosteroid dapat meningkatkan kadar leukosit.
Kamu Ingin Tahu Seputar Leukosit Normal? Segera Hubungi Dokter Ini
Kondisi Medis yang Menyebabkan Leukosit Tinggi
Beberapa kondisi medis yang sering dikaitkan dengan kadar leukosit tinggi meliputi:
- Infeksi Saluran Kemih (ISK): Infeksi bakteri pada saluran kemih.
- Pneumonia: Infeksi paru-paru.
- Appendisitis: Peradangan pada usus buntu.
- Tuberkulosis (TB): Infeksi bakteri yang menyerang paru-paru.
- Leukemia: Kanker darah yang memengaruhi produksi sel darah putih.
Cara Menurunkan Kadar Leukosit
Jika tingginya leukosit disebabkan karena infeksi, maka salah satu cara penangananya adalah dengan memberikan antibiotik untuk mengatasi penyebab infeksi.
Hal itu juga akan membantu menurunkan kadar sel darah putih. Sementara bila peningkatan leukosit disebabkan oleh peradangan, maka peradangan perlu diobati.
Bila leukosit tinggi terjadi karena keganasan darah, diperlukan kemoterapi agar kondisi penyakit dapat terkendali.
Satu hal yang perlu diingat, semakin cepat gangguan kesehatan ditangani, maka akan semakin cepat sembuh.
Selain itu, risiko munculnya penyakit lain alias komplikasi pun bisa dicegah.
Pencegahan Leukosit Tinggi
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah leukosit tinggi meliputi:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Mencuci tangan secara teratur.
- Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang.
- Berolahraga secara teratur.
- Menghindari stres berlebihan.
- Mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal.
Selain itu, penting untuk menghindari paparan zat-zat kimia berbahaya dan polusi udara.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala seperti demam tinggi, menggigil, nyeri parah, atau infeksi yang tidak kunjung sembuh.
Terutama jika gejala ini disertai dengan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar leukosit tinggi.
Jika ragu dengan gejala yang muncul dan butuh saran ahli, tanyakan pada dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc untuk mendapatkan informasi kesehatan.
Tak perlu bingung cari obat, kamu bisa dapatkan di apotek 24 jam terdekat dari rumah, karena ada Apotek Online Halodoc.
Obat dan produk kesehatan di Toko Kesehatan Halodoc dijamin 100% asli dan tepercaya. Produk dikirim dari apotek terdekat dari rumahmu, diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025 What Is Leukocytosis?
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. High white blood cell count.
Journal of Clinical Excellence. Diakses pada 2025. Does a high WBC count signal infection?
FAQ Seputar Leukosit dan Kadar Tinggi
Tanya: Apakah kadar leukosit tinggi selalu menandakan penyakit serius?
Jawab: Tidak selalu. Kadar leukosit tinggi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi ringan atau stres. Namun, tetap penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.
Tanya: Bagaimana cara menurunkan kadar leukosit yang tinggi?
Jawab: Cara menurunkan kadar leukosit tinggi tergantung pada penyebabnya. Dokter akan menentukan pengobatan yang sesuai setelah melakukan diagnosis.
Tanya: Apakah leukosit tinggi bisa dicegah?
Jawab: Beberapa penyebab leukosit tinggi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri, mengonsumsi makanan sehat, dan menghindari faktor risiko seperti paparan zat kimia berbahaya.


