Advertisement

Kasus Influenza Kian Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   14 Oktober 2025

Kasus influenza meningkat 38 persen di Indonesia, pahami penyebab dan cara mencegahnya.

Kasus Influenza Kian Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?Kasus Influenza Kian Meningkat, Apa yang Harus Dilakukan?

DAFTAR ISI


Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan dalam jumlah kasus influenza, sekitar 38 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Meskipun belum mencapai tingkat darurat nasional, tren ini menjadi sinyal bahwa kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit pernapasan ini.

Pahami faktor penyebab peningkatan kasus influenza, situasi global yang relevan, potensi dampaknya bagi masyarakat, serta strategi pencegahan yang bisa kamu lakukan untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitarmu.

Penyebab Kenaikan Kasus Influenza

Berikut sejumlah kenaikan kasus influenza di Indonesia:

1. Penurunan kekebalan (immunity gap)

Selama masa pandemi COVID-19, kebiasaan menjaga jarak, memakai masker, dan pembatasan mobilitas cukup menekan penularan virus pernapasan lain seperti influenza. Akibatnya, paparan virus ini menjadi lebih rendah dalam beberapa tahun terakhir.

Ketika interaksi sosial kembali berjalan normal, banyak orang yang kekebalannya terhadap virus influenza menurun, sehingga lebih rentan tertular.

Sebuah kajian di The Lancet memperkirakan bahwa populasi rentan terhadap influenza mungkin meningkat antara 10–60 persen dibandingkan kondisi sebelumnya. Artinya, lonjakan kasus bisa jauh lebih tinggi ketika musim flu datang.

2. Berubahnya sifat virus influenza dan sirkulasi subtipe baru

Virus influenza terus mengalami mutasi setiap tahunnya, terutama pada subtype seperti A(H3N2) atau A(H1N1). Hal ini bisa membuat sebagian populasi kehilangan proteksi meskipun sudah pernah terinfeksi atau divaksinasi di masa lalu.

Data global dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa di Asia Tenggara, virus A(H3N2) banyak terdeteksi sebagai strain dominan.

Kenali Jenis Influenza A, B, C, D dan Gejalanya supaya kamu semakin waspada.

3. Kondisi cuaca dan faktor lingkungan

Perubahan pola cuaca, terutama musim hujan yang berkepanjangan atau perubahan kelembapan, dapat memperpanjang periode penyebaran virus.

Virus influenza lebih mudah bertahan dan menyebar di udara yang dingin dan kering, sehingga ketika cuaca ekstrem akibat perubahan iklim terjadi, potensi gelombang influenza bisa makin besar.

4. Mobilitas manusia, keramaian, dan urbanisasi

Dengan aktivitas yang sudah kembali normal, sekolah, transportasi publik, kantor, pusat perbelanjaan, menjadi peluang besar terjadinya penularan antar individu.

Semakin padat dan terhubung suatu wilayah (urbanisasi), semakin cepat virus menyebar. Model epidemiologi menunjukkan bahwa urbanisasi mempercepat puncak dan prevalensi wabah influenza di suatu negara.

Tren Kasus Influenza di Dunia dan Dampaknya bagi Indonesia

Kenaikan kasus influenza tidak hanya terjadi di Indonesia:

  • Menurut WHO, aktivitas influenza saat ini menunjukkan tren meningkat di Asia Tenggara dan beberapa negara bagian Asia, dengan presentase positif virus mencapai lebih dari 30 persen di sejumlah negara.
  • Di Amerika Serikat, musim influenza 2024–2025 digolongkan “high severity”, dengan jumlah kunjungan klinis, rawat inap, dan kematian terkait flu yang tinggi.
  • Di Jepang, peningkatan kasus terjadi lebih awal dari biasanya. Lebih dari 6.000 kasus dilaporkan dalam satu periode pengawasan, sehingga pemerintah menyatakan epidemi nasional influenza.
  • Catatan historis juga menunjukkan bahwa ketika populasi rentan meningkat (immunity gap), puncak wabah bisa jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Dengan kata lain, peningkatan kasus influenza di Indonesia merupakan bagian dari tren global. Kondisi ini menjadi peringatan bahwa virus flu bisa menyebar lebih cepat ketika faktor lingkungan, kebiasaan sosial, dan daya tahan tubuh masyarakat mendukung penularannya.

Potensi Dampak bagi Kesehatan Masyarakat

Lantas, apa dampak yang bisa ditimbulkan dari kasus ini? Berikut penjelasannya:

1. Beban layanan kesehatan meningkat

Semakin banyak orang yang mengalami infeksi berat, rumah sakit bisa mengalami lonjakan pasien flu dan rawat inap.

Bahkan, kondisi ini bisa memicu terjadinya kekurangan tempat tidur atau peralatan medis, terutama di daerah dengan fasilitas terbatas.

2. Risiko komplikasi dan kematian

Influenza tidak selalu ringan. Bagi kelompok rentan seperti bayi, lansia, ibu hamil, atau pengidap penyakit penyerta (asma, diabetes, penyakit jantung), flu dapat memicu pneumonia, gagal pernapasan, atau memperburuk kondisi kronis.

3. Produktivitas nasional terganggu

Lonjakan kasus influenza tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga berimbas langsung pada produktivitas masyarakat. Saat banyak orang terserang flu, angka izin sakit di tempat kerja maupun sekolah akan meningkat.

Akibatnya, kegiatan belajar dan operasional perusahaan menjadi tidak optimal. Selain itu, peningkatan jumlah kasus juga dapat memperlambat roda ekonomi, terutama di sektor yang bergantung pada tenaga manusia seperti transportasi, manufaktur, hingga layanan publik.

Jika situasi ini berlangsung lama, dampaknya bisa terasa pada penurunan kinerja ekonomi nasional secara keseluruhan.

4. Beban sosial dan psikologis

Peningkatan kasus influenza juga membawa beban sosial dan psikologis yang tidak ringan. Ketika kasus melonjak, rasa cemas masyarakat terhadap penyebaran penyakit biasanya ikut meningkat.

Orang tua khawatir Si Kecil tertular di sekolah, tenaga medis menghadapi tekanan kerja yang tinggi, dan masyarakat umum menjadi lebih waspada, bahkan terkadang panik.

Kondisi ini bisa memicu stres kolektif, kelelahan mental, hingga munculnya gangguan kecemasan. Jika tidak dikelola dengan baik, dampak psikologis ini dapat memperburuk ketahanan sosial masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.

Langkah Pencegahan Influenza yang Bisa Dilakukan

Berikut langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

1. Vaksinasi influenza tahunan

Vaksin tetap menjadi senjata utama. Meski efektivitasnya tidak 100 persen, vaksin tetap bisa menurunkan risiko penyakit berat dan rawat inap terkait influenza.

Pastikan kamu dan keluargamu (terutama kelompok rentan) mendapatkan vaksin flu setiap tahun menjelang musim flu.

Influenza A merupakan salah satu jenis virus yang bisa menimbulkan gejala berat. Nah, Begini Cara Mencegah Penularan Virus Influenza A untuk kamu ketahui.

2. Kebiasaan hidup bersih dan sehat

Terapkan kebiasaan hidup bersih, seperti:

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
  • Tutup mulut saat batuk atau bersin (gunakan siku atau tisu).
  • Hindari menyentuh muka, mata, hidung dengan tangan kotor.
  • Menjaga kelembapan udara dalam ruangan dan sirkulasi udara baik.

3. Penggunaan masker dan menjaga jarak bila perlu

Memakai masker dan menjaga jarak tetap penting, terutama di tempat ramai atau saat kasus penyakit pernapasan meningkat. Kebiasaan ini efektif menurunkan risiko penularan influenza serta virus lain seperti COVID-19 dan RSV.

Gunakan masker medis atau KN95 untuk perlindungan maksimal, dan tetap kenakan masker bila kamu sedang flu agar tidak menularkan ke orang lain.

4. Deteksi dini dan segera atasi

Jika kamu atau anggota keluarga menunjukkan gejala seperti demam tinggi tiba-tiba, batuk, nyeri otot, atau sesak napas, lakukan tindakan berikut:

  • Segera istirahat dan periksa ke fasilitas kesehatan
  • bat antivirus (misalnya oseltamivir) bisa efektif bila diberikan dalam 48 jam pertama setelah gejala muncul.
  • Jaga hidrasi dan istirahat cukup

Berikut Ini Dokter yang Bisa Bantu Pengobatan Influenza sehingga bisa kamu hubungi terkait penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Kenaikan kasus influenza di Indonesia sebesar 38 persen adalah alarm bahwa kita mungkin menghadapi gelombang flu yang lebih berat jika tidak ada tindakan cepat.

Tren ini tidak berdiri sendiri, Indonesia berada dalam pola kenaikan penyakit influenza global yang juga dialami di negara lain.

Namun, dengan pemahaman yang baik tentang faktor penyebab dan pencegahannya kamu masih punya peluang besar untuk meminimalkan dampak buruknya.

Itulah penjelasan seputar lonjakan kasus influenza yang perlu kamu ketahui. Jika kamu dan keluarga mengalami gejala influenza, segera hubungi dokter di Halodoc saja!

Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Kompas. Diakses pada 2025. Kasus Influenza di Indonesia Naik 38 Persen.
The Lancet. Diakses pada 2025. Prediction of upcoming global infection burden of influenza.
Lippincott. Diakses pada 2025. The 2024–2025 influenza season: Decoding the rise in severe illness and hospitalizations.
World Health Organization. Diakses pada 2025. Global influenza updates.
Pan American Health Organization. Diakses pada 2025. Epidemiological Alert: Increased activity of seasonal influenza virus and other respiratory viruses in the northern hemisphere.
arXiv. Diakses pada 2025. Urbanization affects peak timing, prevalence, and bimodality of influenza pandemics in Australia: results of a census-calibrated model.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2025. 2024–2025 Flu Season.
The Economic Times. Diakses pada 2025. Japan flu epidemic: Over 4,000 hospitalised, more than 100 schools shut as experts warn virus may be mutating; Here’s what we know so far.