Keseringan Mandi Air Panas, Awas Kulit Rusak

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   21 Januari 2020
Keseringan Mandi Air Panas, Awas Kulit RusakKeseringan Mandi Air Panas, Awas Kulit Rusak

Halodoc, Jakarta - Memang sangat nikmat mandi dengan air hangat saat memasuki musim penghujan, karena cuaca dan udara yang dingin. Tidak masalah jika hal tersebut sesekali dilakukan untuk merelaksasi otot-otot tubuh yang tegang setelah seharian beraktivitas. Namun, jika hal tersebut terlalu sering dilakukan, alih-alih merasa rileks, kamu bisa saja mengalami masalah kesehatan lain.

Baca juga: Liburan ke Gunung, Ini 3 Manfaat Mandi Air Belerang untuk Kesehatan

Menimbulkan Masalah pada Kulit

Mandi air hangat memang memiliki efek nyaman dan menenangkan pada tubuh. Namun, ketika hal tersebut terlalu sering dilakukan, kulit akan terlihat lebih kering beberapa saat setelah mandi. Hal tersebut dikarenakan air panas dapat mengganggu fungsi kelenjar minyak pada kulit yang berfungsi sebagai pelembap. Ketika fungsinya terganggu, kelenjar minyak akan menyebabkan kulit menjadi kering dan terlihat pecah-pecah.

Bukan hanya dapat terjadi pada orang dewasa saja, pun pada bayi. Bayi sendiri memiliki kulit yang rentan terhadap sentuhan, zat kimia, maupun temperatur yang ekstrim. Selain karena kulit bayi yang masih sensitif, mereka juga tidak dapat memberikan respons ketika air yang digunakan terlalu panas. Jika hal tersebut terjadi, kulit bayi bisa saja terbakar dan iritasi.

Baca juga: Jangan Sering-sering Mandi Air Hangat, Ini Dampaknya

Pengidap Diabetes, Perhatikan Hal Berikut

Tidak hanya bayi yang memerlukan perhatian lebih, pun pengidap diabetes. Orang dengan diabetes memiliki kerusakan saraf, sehingga kemampuan dan kepekaan dalam merasakan panas lebih rendah dibanding orang normal. Pengidap kondisi ini tidak dapat merasakan suhu yang terlalu panas pada kulit. Efek samping kemerahan biasanya terjadi setelah mereka selesai mandi.

Tidak Berbahaya Jika Dilakukan Sewajarnya

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mandi air hangat akan memberikan efek nyaman dan rileks pada tubuh, jika sesekali dilakukan. Dalam hal ini, kamu dapat mengatur suhu pemanas air tidak lebih dari angka 49 derajat Celsius. Ketika kulit terpapar suhu lebih dari angka tersebut selama 10 menit saja, akan muncul luka bakar pada kulit. Luka bakar ringan ini akan menyebabkan kerusakan pada lapisan epidermis kulit.

Sebaiknya, atur suhu temperatur air pada angka 41-42 derajat Celsius untuk orang dewasa. Untuk bayi, batas aman temperatur penggunaan air hangat adalah 32 derajat Celsius dan tidak lebih. Sementara ibu hamil, mandi dengan air hangat boleh-boleh saja dilakukan, tapi tidak lebih dari 10 menit, karena dapat meningkatkan suhu tubuh ibu sendiri.

Baca juga: Mandi Air Dingin atau Air Panas, Lebih Baik Mana?

Ketika ibu hamil terus-menerus terpapar air panas di usia kehamilan 4-6 minggu pertama, hal tersebut dapat meningkatkan risiko kelainan tulang belakang dan otak bayi. Oleh karena itu, waktu 10 menit adalah batas maksimal ibu hamil untuk mandi dengan air hangat. 

Untuk lebih jelasnya mengenai hal-hal apa yang boleh dan tidak diperbolehkan atau dampak apa saja yang dapat terjadi, silahkan ngobrol langsung dengan dokter ahli di aplikasi Halodoc, ya! Ingat, mandi air hangat akan menimbulkan efek rileks dan nyaman jika hanya sesekali dilakukan. Jika terus-menerus, alih-alih sehat, kamu justru akan mengalami masalah kesehatan lain. Selamat mencoba!

Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2020. The Truth Behind Hot Water and Your Skin.
Health Hype. Diakses pada 2020. 6 Health Risks and Dangers of Hot Baths.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan