Ketahui 6 Fakta Mengenai Endometriosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 November 2018
Ketahui 6 Fakta Mengenai EndometriosisKetahui 6 Fakta Mengenai Endometriosis

Halodoc, Jakarta - Perempuan perlu waspada akan penyakit endometriosis, yaitu gangguan kesehatan yang memengaruhi perut bagian bawah pada wanita. Umumnya, kondisi ini rentan terjadi pada wanita di usia subur. Kondisi ini terjadi saat jaringan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim.

Endometriosis adalah kondisi abnormal penebalan jaringan dinding rahim (endometrium). Pada kondisi normal, jaringan dinding rahim hanya akan menebal menjelang masa ovulasi untuk mempersiapkan diri agar calon janin dapat menempel pada rahim, jika terjadi pembuahan.

Apabila tidak terjadi pembuahan, endometrium yang telah menebal akan meluruh menjadi darah, dan saat itulah menstruasi dimulai. Pada kondisi endometriosis, penebalan yang menetap tersebut akan mengiritasi jaringan di sekitarnya, sehingga menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan pada akhirnya menimbulkan gejala-gejala lainnya.

Endometriosis biasanya akan menyebabkan nyeri luar biasa saat menstruasi, nyeri panggul, dan menstruasi yang deras. Selain itu, beberapa wanita juga mengeluhkan rasa sakit saat buang air besar, kencing, atau saat berhubungan intim. Pada kasus yang lebih serius, endometriosis juga dapat menghambat kehamilan, bahkan menyebabkan kemandulan.

Untuk lebih mengetahui penyakit endometriosis, simak fakta-fakta berikut:

  1. Terjadi saat Jaringan Endometrium Tumbuh di Luar Rahim

Jaringan endometriosis mengalami proses penebalan dan luruh, yang sama dengan siklus menstruasi. Namun, darah tersebut akhirnya mengendap dan tidak dapat keluar karena terletak di luar rahim. Endapan tersebut akan mengiritasi jaringan di sekitarnya. Lama-kelamaan, jaringan parut atau bekas iritasi pun terbentuk.

  1. Terjadi Menstruasi Retrograde

Menstruasi retrograde terjadi ketika darah menstruasi yang mengandung sel endometrium mengalir kembali ke tuba falopi dan masuk ke rongga panggul (bukan di luar tubuh). Sel endometrium ini menempel pada dinding pelvis dan permukaan organ pelvis, yaitu tempat mereka tumbuh, terus menebal, dan berdarah sepanjang siklus menstruasi.

  1. Sel Embrio Mengalami Perubahan

Hormon estrogen dapat mengubah sel embrionik, yaitu sel pada tahap awal perkembangan menjadi implan sel endometrium selama pubertas. Dalam arti lain, endometriosis dirangsang oleh kadar hormon estrogen yang tidak seimbang.

  1. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Ada kemungkinan bahwa masalah sistem kekebalan tubuh mungkin membuat tubuh tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim. Sistem kekebalan tubuh yang tidak baik memainkan peran penting, karena memungkinkan sel-sel abnormal terus tumbuh di luar rahim.

  1. Faktor Keturunan

Terdapat kemungkinan bahwa endometriosis dipengaruhi oleh faktor keturunan. Seorang wanita dengan anggota keluarga yang memiliki endometriosis lebih rentan untuk mengembangkan endometriosis.

  1. Faktor Lingkungan

Penyakit endometriosis juga dapat dipicu oleh faktor lingkungan. Beberapa penelitian menunjukkan paparan racun dan radiasi berbahaya berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini. Zat kimia beracun seperti ftalat bisa berpengaruh pada respon sistem kekebalan tubuh dan hormon reproduksi.

Gejala dan Risiko Endometriosis

Penyakit endometriosis sering kali menunjukkan gejala sakit luar biasa saat menstruasi. Selain itu, beberapa pengidap endometriosis juga merasakan sakit saat buang air besar dan kecil atau pun saat berhubungan intim bagi yang sudah menikah.

Di samping itu, pengidap endometriosis juga dapat mengalami pendarahan menstruasi yang berlebihan atau pun perdarahan pada tinja atau urine. Namun, hal ini tidak selalu terjadi, ada masanya pengidap endometriosis tidak mengalami rasa sakit seperti itu.

Sebuah teori menyebutkan bahwa endometriosis disebabkan karena dinding rahim yang luruh saat menstruasi gagal dikeluarkan dari dalam tubuh dan akhirnya melekat pada organ dalam panggul. Namun, teori ini masih belum dapat dijelaskan sepenuhnya tentang endometriosis.

Ada pun risiko yang mungkin dialami pengidap endometriosis adalah terkait hormon estrogen. Hormon estrogen yang tinggi terbukti dapat memperparah kondisi ini. Itulah yang menyebabkan endometriosis umumnya menyerang wanita di usia produktif.

Hingga saat ini, penyebab endometriosis belum diketahui secara pasti. maka pengobatan untuk mengatasi kondisi ini secara akurat pun belum dapat ditentukan. Sejauh ini pengobatan yang ada umumnya hanya untuk meringankan gejala, memperlambat pertumbuhan jaringan abnormal endometrium, meningkatkan kesuburan, serta mencegah kambuhnya gejala.

Jika kamu mengalami gejala munculnya endometriosis, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan