Waspada 4 Nyeri & Kram Menstruasi Tanda Endometriosis

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Maret 2020
Waspada 4 Nyeri & Kram Menstruasi Tanda EndometriosisWaspada 4 Nyeri & Kram Menstruasi Tanda Endometriosis

Halodoc, Jakarta - Rasa nyeri dan kram saat menstruasi adalah hal yang wajar terjadi pada sebagian besar wanita. Namun, kondisi ini sering diabaikan dan dianggap sepele. Padahal, tidak semua nyeri dan kram saat menstruasi itu wajar.

Ada satu penyebab nyeri dan kram saat menstruasi yang harus diwaspadai, yaitu endometriosis. Sebaiknya, setiap wanita mengetahui penyebab dan gejala endometriosis yang harus diwaspadai. Ini ulasannya.

Penyebab Terjadinya Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit kronis yang terjadi karena peradangan sebagai akibat dari munculnya jaringan abnormal di sekitar rahim. Kondisi ini menimbulkan rasa sakit di bagian panggul. Setiap bulan, seharusnya sel-sel jaringan akan keluar dari tubuh dalam bentuk darah menstruasi. Pada kasus endometriosis, sel tersebut terjebak di dalam tubuh, sehingga menyebabkan rasa sakit yang parah.

Baca juga: Ketahui 6 Fakta Mengenai Endometriosis

Belum diketahui dengan pasti penyebab wanita mengalami endometriosis. Meski begitu, para pakar beranggapan, ada kaitan antara faktor genetik dengan kondisi kesehatan ini. Beberapa wanita yang mengalami endometriosis juga sering mengalami masalah pada kekebalan tubuh atau berisiko menyerang wanita dengan kondisi imunitas tubuh yang lemah. 

Gejala yang Mengarah pada Endometriosis

Setiap wanita cenderung mengalami nyeri menstruasi atau dismenore ketika menstruasi datang. Namun, beberapa mengalami nyeri yang teramat parah. Berikut tanda yang bisa menjadi gejala dari endometriosis, yaitu:

1. Rasa Sakit yang Parah
Rasa nyeri dan kram yang muncul sangat parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari bisa menjadi tanda pertama endometriosis. Pada beberapa wanita, rasa nyeri menstruasi karena masalah kesehatan ini bahkan tidak tertahankan, sehingga membuat tubuh lemas dan pingsan. 

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Medical Sciences Yonago Acta Medica mengatakan, gejala umum pada wanita dengan kondisi endometriosis termasuk dismenore, nyeri perut pada bagian bawah dan dispareunia. Pada remaja, kelainan ini sering diikuti pula dengan permasalahan pada kandung kemih dan usus. 

Baca juga: Pernah Alami Endometriosis, Apakah Dampaknya saat Hamil?

2. Nyeri Selama Sebulan
Umumnya, nyeri yang terjadi akibat endometriosis disebabkan oleh siklus hormonal. Namun, nyeri ini tidak hanya terjadi saat menstruasi berlangsung. Pada beberapa wanita, endometriosis dapat mengakibatkan munculnya luka pada jaringan atau organ lain, sehingga rasa sakit yang dirasakan bisa berlangsung lama, bahkan hingga sebulan.

3. Sakit Setelah Berhubungan Intim

Medical News Today menuliskan, nyeri ketika hubungan intim adalah gejala umum dari endometriosis. Penetrasi dan gerakan lainnya yang berhubungan dengan hubungan intim dapat menarik dan meregangkan jaringan endometrium, terutama jika jaringan tumbuh di belakang vagina dan rahim bagian bawah. 

Kondisi vagina yang kering dapat menjadi penyebab rasa nyeri ketika berhubungan intim. Bahkan, beberapa metode perawatan untuk mengatasi endometriosis, termasuk perawatan hormonal dan histerektomi dapat memicu vagina kering. 

4. Rasa Sakit Ketika Buang Air Kecil
Studi yang dipublikasikan dalam Urologia Internationalis  mengungkapkan, sekitar 30 persen wanita dengan endometriosis kandung kemih biasanya tidak mengalami gejala. Namun, apabila terjadi, gejalanya sering berupa rasa sakit ketika kandung kemih penuh atau rasa sakit dan sensasi seperti terbakar ketika buang air kecil. Gejala lainnya termasuk keluarnya darah pada urine, sakit pada panggul, dan rasa nyeri pada salah satu sisi punggung bagian bawah. 

Baca juga: Endometriosis Sebabkan Hubungan Intim Terasa Sakit, Ini Tipsnya

Apabila kamu pernah mengalami gejala seperti di atas, sebaiknya segera bicarakan dengan dokter secara langsung. Pakai aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kandungan atau berobat langsung ke rumah sakit terdekat. Deteksi dini dianjurkan agar penanganan dapat dilakukan dengan tepat. 

 

Referensi: 
Harada, Tasuku. 2013. Diakses pada 2020. Dysmenorrhea and Endometriosis in Young Women. Journal of Medical Sciences Yonago Acta Medica 56(4): 81-84.
Medical News Today. Diakses pada 2020. How to Prevent Endometriosis Pain During Sex.
C. Maccagnano, et al. 2012. Diakses pada 2020. Diagnosis and Treatment of Bladder Endometriosis: State of the Art. Urologia Internationalis 89: 249-258.
 
 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan