Ketahui Perbedaan Lensa Bluechromic dan Photochromic
Lensa bluechromic dan photochromic punya fitur yang serupa tapi agak berbeda, tetapi, keduanya sama-sama bisa melindungi mata.

DAFTAR ISI
- Perbedaan Lensa Bluechromic dan Photochromic
- Bahaya Paparan Sinar Biru
- Manfaat Lensa Bluecromic
- Manfaat Lensa Blueray
- Siapa yang Cocok Menggunakan Lensa Bluecromic?
- Siapa yang Cocok Menggunakan Lensa Blueray?
- Tips Memilih Lensa yang Tepat
- Rekomendasi Perawatan Mata
- Kapan Harus ke Dokter?
- Hubungi Dokter Ini untuk Tips Memilih Kacamata
Saat memilih lensa kacamata, kamu mungkin sering menjumpai pilihan fitur lensa. Misalnya yang bluechromic atau photochromic. Sebenarnya, apa sih perbedaan antara lensa bluechromic dan photochromic?
Apakah fitur tersebut efektif memberikan manfaat yang ditawarkan? Yuk simak penjelasannya!
Perbedaan Lensa Bluechromic dan Photochromic
Pernahkah kamu melihat seseorang memakai kacamata yang saat di dalam ruangan berwarna transparan atau bening, lalu saat ke luar ruangan lensanya menjadi gelap? Ya, itulah yang disebut lensa photochromic.
Lensa ini dirancang untuk secara otomatis menyesuaikan dari bening ke gelap, tergantung paparan cahaya matahari.
Jika berada di luar ruangan pada siang hari, lensa akan otomatis menggelap, untuk melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet (UV) yang bisa merusak.
Ini juga bermanfaat untuk membuat pemakai lensa bisa melihat lebih nyaman, tanpa merasa silau akan cahaya matahari.
Lensa ini disebut-sebut juga bisa melindungi dari radiasi sinar biru dari gadget, yang efeknya mirip seperti sinar UV dalam jumlah kecil.
Lantas, apa itu lensa bluechromic? Lensa ini merupakan perpaduan antara lensa blue light control dan photochromic.
Seperti namanya, lensa blue light control dirancang untuk menyaring sinar biru yang berpotensi merusak kesehatan mata.
Lensa bluechromic dirancang memiliki bahan penyaring atau pelapis permukaan pada lensa yang menghalangi sebagian sinar biru.
Sinar biru adalah gelombang pendek dalam spektrum warna yang terlihat oleh mata manusia.
Panjang gelombangnya berada di bagian biru dari spektrum elektromagnetik, kira-kira 400–500 nanometer (nm).
Komputer, laptop, tablet, smartphone, dan lampu merupakan beberapa benda yang dapat memancarkan sinar biru.
Nah, berbeda dengan lensa blue light control biasa, lensa bluechromic juga dilengkapi dengan fitur photochromic.
Jadi, lensa ini tak hanya bisa melindungi dari paparan sinar biru pada gawai, tetapi juga bisa berubah warna menjadi gelap saat berada di luar ruangan.
Bahaya Paparan Sinar Biru
Sinar matahari adalah sumber utama sinar biru di luar ruangan pada siang hari. Namun, sinar biru juga dipancarkan dari perangkat elektronik seperti televisi layar datar, monitor, laptop, tablet dan smartphone serta LED dan bola lampu neon.
Jumlah sinar biru yang dipancarkan perangkat elektronik hanya sebagian kecil dari yang dipancarkan oleh matahari. Namun, di kehidupan sehari-hari saat ini, penggunaan peralatan digital semakin meningkat.
Jumlah waktu yang dihabiskan orang di depan gawai dapat meningkatkan efek jangka panjang sinar biru pada kesehatan mata, dan peningkatan risiko degenerasi makula.
Itulah sebabnya lensa bluechromic dan photochromic dibuat, sebagai perlindungan untuk mata.
Beberapa masalah mata dan penglihatan dapat terjadi setelah penggunaan gawai dalam waktu lama, seperti komputer, tablet, atau smartphone.
Beberapa gejala awal yang mungkin dirasakan adalah:
- Sakit kepala.
- Ketegangan mata.
- Penglihatan kabur.
- Mata kering.
- Nyeri leher atau bahu.
Ketegangan mata akibat sinar biru terjadi karena panjang gelombang yang pendek. Sinar biru berenergi tinggi lebih mudah menyebar daripada cahaya lainnya, sehingga tidak mudah difokuskan.
Saat kamu melihat layar komputer dan perangkat digital lainnya yang memancarkan sinar biru dalam jumlah signifikan, “noise” visual yang tidak fokus ini mengurangi kontras.
Nah, kondisi tersebut dapat berkontribusi pada ketegangan mata, mata merah yang teriritasi, kelelahan mata, sakit kepala, atau penglihatan kabur.
Itulah pembahasan mengenai perbedaan lensa bluechromic dan photochromic, serta efek sinar biru bagi mata.
Baik lensa bluechromic atau photochromic sama-sama bisa melindungi dari paparan sinar UV termasuk juga sinar biru.
Manfaat Lensa Bluecromic
Lensa bluecromic menawarkan berbagai manfaat, antara lain:
- Perlindungan Ganda: Melindungi mata dari sinar biru dan sinar UV.
- Kenyamanan: Mengurangi mata lelah dan ketegangan mata akibat paparan layar digital.
- Praktis: Tidak perlu mengganti kacamata saat berada di dalam dan luar ruangan.
- Adaptasi Cahaya: Lensa menyesuaikan dengan perubahan kondisi cahaya.
Manfaat Lensa Blueray
Lensa blueray menawarkan manfaat utama berupa perlindungan dari sinar biru, yang dapat membantu:
- Mengurangi Mata Lelah: Mengurangi ketegangan pada mata akibat penggunaan perangkat digital.
- Meningkatkan Kualitas Tidur: Memblokir sinar biru yang dapat mengganggu produksi melatonin (hormon tidur).
- Mencegah Kerusakan Mata: Mengurangi risiko kerusakan retina akibat paparan sinar biru jangka panjang.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Cataract & Refractive Surgery, paparan sinar biru berlebihan dapat meningkatkan risiko degenerasi makula terkait usia.
Penggunaan lensa blueray dapat membantu mengurangi risiko ini.
Siapa yang Cocok Menggunakan Lensa Bluecromic?
Lensa bluecromic sangat cocok untuk:
- Orang yang sering berada di dalam dan luar ruangan.
- Individu yang banyak menggunakan perangkat digital.
- Orang yang sensitif terhadap cahaya.
- Anak-anak dan remaja yang menghabiskan banyak waktu di depan layar.
Siapa yang Cocok Menggunakan Lensa Blueray?
Lensa blueray ideal untuk:
- Pekerja kantoran yang setiap hari berhadapan dengan komputer.
- Gamers yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar.
- Siapa saja yang ingin melindungi mata dari efek buruk sinar biru.
Tips Memilih Lensa yang Tepat
Berikut adalah beberapa tips untuk memilih lensa yang tepat:
- Konsultasikan dengan Dokter Mata: Dokter mata dapat memberikan rekomendasi berdasarkan kebutuhan dan kondisi mata.
- Pertimbangkan Aktivitas: Pilih lensa yang sesuai dengan aktivitas sehari-hari. Jika sering berada di luar ruangan, lensa bluecromic mungkin lebih baik.
- Kualitas Lensa: Pastikan lensa memiliki lapisan anti-reflektif dan tahan gores.
- Ukuran dan Bentuk Frame: Pilih frame yang nyaman dan sesuai dengan bentuk wajah.
Rekomendasi Perawatan Mata
Selain menggunakan lensa yang tepat, perawatan mata sehari-hari juga penting:
- Istirahat Cukup: Istirahatkan mata setiap 20 menit saat menggunakan perangkat digital (aturan 20-20-20: setiap 20 menit, lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik).
- Pencahayaan yang Baik: Pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang cukup saat bekerja atau membaca.
- Konsumsi Makanan Sehat: Makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E baik untuk kesehatan mata.
- Periksa Mata Rutin: Lakukan pemeriksaan mata secara teratur, setidaknya setahun sekali.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyarankan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin sebagai langkah preventif menjaga kesehatan penglihatan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter mata jika mengalami gejala berikut:
- Penglihatan kabur atau ganda.
- Mata merah dan nyeri.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Sering sakit kepala.
- Melihat kilatan cahaya atau floaters (bintik-bintik yang melayang di penglihatan).
Hubungi Dokter Ini untuk Tips Memilih Kacamata
Bingung memilih kacamata? Kamu bisa konsultasikan pada dokter spesialis mata di Halodoc.
Dokter spesialis mata berikut sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun, sehingga mereka mampu memberikan penanganan yang akurat.
Jangan khawatir, sebab mereka telah menerima ulasan yang baik dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani.
Nah, ini dia dokter yang bisa kamu hubungi:
1. dr. Febria Restissa Sp.M

Kamu bisa berkonsultasi dengan dr. Febria Restissa Sp.M, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada tahun 2011 dan 2018.
Ia juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dengan nomor STR 1621603323130387 dan kini menjalani praktik di Tangerang, Banten.
Dengan pengalaman sebagai dokter mata selama 14 tahun, dr. Febria Restissa Sp.M mampu menjawab pertanyaan kamu seputar cara memilih kacamata.
Tak hanya itu, ia juga bisa memberikan konsultasi seputar infeksi mata, gangguan retina, mata bintitan, maupun penglihatan buram.
Chat dr. Febria Restissa Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
2. dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M

Dokter rekomendasi berikutnya yaitu dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2007 dan 2019.
Saat ini, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M berpraktik di Tabanan, Bali, dan merupakan anggota dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI).
Dengan pengalaman selama 17 tahun, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M dapat memberikan tips memilih kacamata yang sesuai dengan kebutuhanmu.
Selain itu, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M juga mampu memberikan konsultasi mengenai mata bintitan, pembuluh darah pecah, penglihatan buram, dan infeksi mata.
Chat dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc
Dokter spesialis mata tersebut siap membantu dalam memilih kacamata yang cocok untukmu.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.
Jangan khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!


