Advertisement

Limerence: Kenali Pengertian dan Cirinya!

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   24 Juni 2025

Limerence adalah kondisi psikologis yang kompleks dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Limerence: Kenali Pengertian dan Cirinya!Limerence: Kenali Pengertian dan Cirinya!

Daftar Isi:

  1. Ciri-Ciri Limerence
  2. Penyebab Limerence
  3. Dampak Limerence pada Kesehatan Mental
  4. Cara Mengatasi Limerence
  5. Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
  6. Bisakah Limerence Dicegah?
  7. Kesimpulan

Limerence adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan cinta obsesif atau tergila-gila pada orang lain (limerent object). Kondisi ini melibatkan pikiran yang terus-menerus terpusat pada orang tersebut, disertai keinginan kuat untuk mendapatkan balasan perasaan yang sama.

Limerence berbeda dari cinta romantis biasa karena intensitas dan fokusnya yang ekstrem, sering kali mengarah pada gangguan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengalaman limerence melibatkan kombinasi emosi positif dan negatif yang kuat, seperti euforia, kecemasan, dan keputusasaan.

Ciri-Ciri Limerence

Beberapa ciri-ciri utama dari limerence meliputi:

  • Pikiran obsesif tentang orang yang menjadi objek perasaan (limerent object).
  • Keinginan kuat untuk mendapatkan balasan perasaan dari orang tersebut.
  • Perasaan euforia ketika menerima perhatian atau balasan, bahkan yang kecil sekalipun.
  • Ketakutan dan kecemasan berlebihan jika tidak mendapatkan respons atau merasa ditolak.
  • Cenderung melebih-lebihkan kualitas positif objek perasaan dan mengabaikan kekurangan mereka.
  • Fokus intens pada detail-detail kecil yang berkaitan dengan objek perasaan, seperti kata-kata atau tindakan mereka.

Individu yang mengalami limerence sering kali menunjukkan perilaku mencari perhatian atau validasi dari objek perasaan mereka.

Sulit untuk membedakan cinta dan obsesi? Baca di sini: Ketahui Bedanya Cinta yang Sehat dengan Obsesif

Penyebab Limerence

Penyebab pasti dari limerence belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor dapat berkontribusi pada perkembangannya:

  • Faktor psikologis: Individu dengan riwayat masalah kepercayaan diri, kecemasan sosial, atau ketergantungan emosional mungkin lebih rentan mengalami limerence.
  • Faktor biologis: Limerence mungkin terkait dengan perubahan aktivitas neurotransmitter di otak, seperti peningkatan dopamin dan norepinefrin, yang memicu perasaan euforia dan obsesi.
  • Faktor sosial: Kurangnya hubungan sosial yang memuaskan atau pengalaman traumatis di masa lalu juga dapat meningkatkan risiko limerence.

Dampak Limerence pada Kesehatan Mental

Limerence dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang:

  • Stres dan kecemasan: Ketidakpastian dan harapan yang tinggi dapat menyebabkan stres kronis dan kecemasan.
  • Depresi: Penolakan atau kurangnya balasan dari objek perasaan dapat memicu perasaan sedih, putus asa, dan depresi.
  • Isolasi sosial: Individu yang mengalami limerence mungkin menarik diri dari teman dan keluarga karena terlalu fokus pada objek perasaan mereka.
  • Gangguan obsesif-kompulsif: Dalam kasus yang parah, limerence dapat berkembang menjadi gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dengan pikiran dan perilaku kompulsif yang berpusat pada objek perasaan. Apa bedanya OCD dan gangguan kecemasan? Baca di sini: Cara Membedakan OCD dan Gangguan Kecemasan pada Seseorang

Cara Mengatasi Limerence

Mengatasi limerence membutuhkan kesadaran diri, dukungan, dan strategi yang tepat, contohnya:

  • Akui dan terima perasaan: Sadari bahwa perasaan yang dialami adalah limerence, bukan cinta sejati. Terima bahwa perasaan ini tidak sehat dan perlu diatasi.
  • Batasi kontak: Kurangi atau hindari kontak dengan objek perasaan untuk mengurangi intensitas pikiran obsesif.
  • Fokus pada diri sendiri: Alihkan perhatian pada aktivitas yang menyenangkan, mengembangkan hobi baru, atau meningkatkan keterampilan diri.
  • Bangun dukungan sosial: Jalin hubungan yang sehat dengan teman dan keluarga. Bicarakan perasaan dengan orang yang dipercaya.
  • Terapi: Konseling dengan psikolog atau terapis dapat membantu mengidentifikasi akar masalah dan mengembangkan strategi koping yang efektif.

Menurut penelitian terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu mengubah pola pikir dan perilaku yang terkait dengan limerence.

Mau tahu bagaimana cara untuk mengatasi obsesi? Baca di sini: 3 Cara untuk Mengatasi Obsesi yang Berlebihan yang Bisa Dicoba

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Segera cari bantuan profesional jika mengalami kondisi di bawah ini:

  • Limerence mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup.
  • Merasa sangat tertekan, cemas, atau depresi.
  • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
  • Kesulitan mengendalikan pikiran dan perilaku obsesif.

Psikolog atau psikiater dapat membantu mendiagnosis kondisi dan memberikan perawatan yang sesuai, seperti terapi atau obat-obatan.

Bisakah Limerence Dicegah?

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah limerence, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:

  • Bangun harga diri yang sehat: Percaya pada diri sendiri dan mengembangkan rasa nilai diri yang kuat.
  • Jalin hubungan yang sehat: Memiliki hubungan yang stabil dan memuaskan dengan orang lain.
  • Kelola stres dengan baik: Belajar mengatasi stres dan kecemasan dengan cara yang sehat, seperti olahraga, meditasi, atau yoga.
  • Waspadai tanda-tanda awal: Jika mulai merasakan pikiran obsesif tentang seseorang, segera ambil tindakan untuk mengendalikan perasaan tersebut.

Dukungan sosial dan strategi koping yang adaptif dapat membantu mencegah perkembangan limerence.

Kesimpulan

Limerence adalah kondisi psikologis yang kompleks dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Penting untuk mengenali ciri-ciri limerence dan mencari bantuan jika diperlukan.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc. Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Limerence: Definition, Signs, Stages, Risk Factors, Treatment.
Psychology Today. Diakses pada 2025. Limerence.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Is It Love or Limerence? Here’s How To Tell the Difference.
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to know about limerence.