Advertisement

Makeup Bikin Perempuan Lebih Rentan Mengalami Dermatitis

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   18 September 2025

Studi menunjukkan bahwa perempuan lebih sering mengalami dermatitis kontak karena penggunaan makeup.

Makeup Bikin Perempuan Lebih Rentan Mengalami DermatitisMakeup Bikin Perempuan Lebih Rentan Mengalami Dermatitis

DAFTAR ISI

  1. Benarkah Makeup Bikin Perempuan Lebih Rentan Mengalami Dermatitis?
  2. Ketahui Gejala Dermatitis
  3. Apa Saja Penyebab Dermatitis?
  4. Pengobatan Dermatitis
  5. Cara Mencegah Dermatitis
  6. Kapan Harus ke Dokter?

Makeup menjadi bagian dari rutinitas banyak orang, terutama perempuan. 

Dari bedak, perona pipi, hingga lipstick, semua ini digunakan untuk menunjang penampilan sehari-hari. Namun, penggunaan makeup tidak selalu aman. 

Pada sebagian orang, kontak kulit dengan bahan kimia dalam makeup dapat memicu dermatitis kontak alergi, yaitu peradangan kulit akibat reaksi alergi terhadap zat tertentu.

Benarkah Makeup Bikin Perempuan Lebih Rentan Mengalami Dermatitis?

Studi menunjukkan bahwa perempuan lebih sering mengalami dermatitis kontak karena penggunaan makeup, pewarna rambut yang mengandung paraphenylenediamine (PPD), serta perhiasan dengan bahan nikel atau kobalt.

Sebuah penelitian retrospektif di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (2014–2017) menemukan lebih dari 26 persen kasus dermatitis kontak berhubungan dengan makeup. 

Mayoritas pasien adalah perempuan muda berusia 20–30 tahun. Produk yang paling sering memicu reaksi adalah krim wajah (siang/malam), tabir surya, bedak, dan sabun wajah.

Artinya, semakin sering seseorang terpapar bahan kimia dalam kosmetik, semakin tinggi risiko mengalami dermatitis.

Selain itu, yuk kenali juga Penyebab Dermatitis Seboroik dan Cara Mengobatinya.

Ketahui Gejala Dermatitis

Dermatitis akibat kosmetik umumnya ditandai dengan gejala pada area kulit yang sering terkena produk. 

Gejala yang bisa muncul antara lain:

  • Ruam merah (eritema).
  • Rasa gatal atau terbakar di kulit.
  • Kulit menebal, kering, atau bersisik.
  • Muncul bintil (papul), vesikel (lepuhan kecil berisi cairan), atau bahkan pustula.
  • Kadang disertai hiperpigmentasi atau hipopigmentasi setelah sembuh.

Gejala ini bisa muncul segera setelah terpapar atau beberapa jam hingga hari kemudian, tergantung tingkat sensitisasi kulit.

Apa Saja Penyebab Dermatitis?

Dermatitis dapat dipicu oleh berbagai faktor, baik dari luar maupun dalam tubuh, seperti:

  • Kosmetik dan produk perawatan kulit. Kandungan bahan pengawet (paraben, formaldehida, isothiazolinone), pewangi, hingga bahan alami tertentu (misalnya tea tree oil atau ekstrak tumbuhan) bisa memicu reaksi alergi.
  • Pewarna rambut. Zat PPD dikenal sebagai penyebab alergi yang cukup sering.
  • Perhiasan. Nikel dan kobalt yang ada pada aksesori logam dapat memicu dermatitis kontak pada kulit sensitif.
  • Riwayat atopi. Anak atau orang dewasa dengan kulit sensitif dan riwayat alergi lebih rentan mengalami dermatitis.
  • Bahan rumah tangga. Sabun, deterjen, atau parfum juga dapat menyebabkan iritasi kulit.

Pengobatan Dermatitis

Penanganan dermatitis bertujuan meredakan gejala sekaligus mencegah kekambuhan. 

Beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Menghentikan penggunaan produk penyebab. Ini langkah utama agar gejala tidak semakin parah.
  • Obat topikal. Dokter biasanya meresepkan krim kortikosteroid untuk meredakan peradangan, serta pelembap untuk memperbaiki skin barrier.
  • Antihistamin. Digunakan untuk mengurangi rasa gatal.
  • Antibiotik. Diberikan bila terjadi infeksi sekunder akibat garukan.
  • Konsultasi dan uji tempel (patch test). Untuk mengetahui zat spesifik yang memicu alergi.

Alami dermatitis? Jangan panik, Ini 5 Obat Dermatitis untuk Mengatasi Gatal dan Ruam Merah.

Cara Mencegah Dermatitis

Pencegahan lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah dermatitis:

  • Pilih kosmetik yang sudah teruji dermatologis dan sesuai jenis kulit.
  • Hindari produk dengan terlalu banyak pewangi atau pengawet.
  • Lakukan uji coba di area kecil kulit sebelum memakai produk baru.
  • Jangan berbagi kosmetik dengan orang lain.
  • Lepaskan perhiasan bila kulit terasa gatal atau merah.
  • Jaga kelembapan kulit dengan pelembap hypoallergenic.

Sebelum menggunakan kosmetik, ada baiknya mengenali Tahapan Basic Skincare dan Rekomendasi Produknya terlebih dahulu.

Kapan Harus ke Dokter? 

Segera konsultasikan ke dokter kulit jika kamu mengalami:

  • Ruam atau gatal yang tidak kunjung membaik meski sudah berhenti memakai produk.
  • Kulit meradang, bengkak, atau bernanah.
  • Dermatitis muncul berulang kali setelah menggunakan kosmetik tertentu.
  • Anak atau remaja juga mulai menunjukkan gejala dermatitis yang mengganggu aktivitas.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mungkin juga uji alergi, untuk menentukan penyebab dan terapi yang paling tepat.

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala dermatitis, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan cepat, aman, tanpa harus keluar rumah.

Tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Airlangga University. Diakses pada 2025. Dermatitis Caused by Cosmetic Use.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Dermatitis.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Dermatitis; Contact Dermatitis.