Maladaptive Daydreaming: Gejala, Dampak, dan Cara Mengatasinya

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   16 Januari 2025

Maladaptive daydreaming bisa meningkatkan risiko stres, depresi, hingga menurunkan produktivitas.

Maladaptive Daydreaming: Gejala, Dampak, dan Cara MengatasinyaMaladaptive Daydreaming: Gejala, Dampak, dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI


Maladaptive daydreaming terjadi ketika seseorang terjebak dalam dunia khayalan yang berlebihan, yang sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.

Berbeda dengan daydreaming biasa, maladaptive daydreaming bisa mengarah pada kecanduan dan mengganggu berbagai aspek kehidupan, termasuk produktivitas dan kesejahteraan mental.

Hal ini sering terjadi pada individu yang menghabiskan waktu berjam-jam dalam khayalan, yang pada gilirannya memengaruhi hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan mental mereka.

Oleh karena itu, penting bagi kamu memahami lebih jauh tentang gejala, dampak, dan cara mengatasi maladaptive daydreaming.

Gejala Maladaptive Daydreaming

Berikut ini gejala maladaptive daydreaming yang perlu kamu ketahui:

1. Berfantasi secara berlebihan

Mereka cenderung menghabiskan waktu berlebihan dalam dunia imajinasi, hingga mengalihkan perhatian mereka dari tugas-tugas nyata.

2. Mengabaikan tanggung jawab

Fantasi yang intens membuat individu mengabaikan kewajiban pekerjaan, sekolah, atau hubungan sosial.

3. Gangguan emosional

Meskipun berfantasi dapat memberikan pelarian dari kenyataan, hal ini sering disertai perasaan cemas, frustrasi, atau depresi saat kembali ke kenyataan.

4. Kesulitan menghentikan berfantasi

Orang dengan maladaptive daydreaming sering kesulitan untuk menghentikan atau mengontrol kebiasaan berfantasi mereka, meskipun tahu hal tersebut mengganggu kehidupannya.

5. Perasaan terhubung dengan fantasi tertentu

Mereka mungkin merasa sangat terikat dengan dunia fantasi, sering merasa lebih baik saat berimajinasi daripada saat berinteraksi dengan dunia nyata.

6. Perilaku kompulsif

Fantasi sering melibatkan aktivitas atau pola yang berulang, seperti gerakan tubuh tertentu atau pengulangan narasi cerita dalam pikiran.

7. Memiliki pikiran yang mengalir tanpa kontrol

Mereka sering merasakan arus pikiran yang mengalir tidak terkendali, membawa mereka kembali ke fantasi meskipun tidak ada keinginan untuk melakukannya.

Dampak Maladaptive Daydreaming pada Kesehatan Mental

Maladaptive daydreaming tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat berdampak besar pada kesehatan mental seseorang.

Meskipun sebagian orang menganggapnya sebagai pelarian sementara dari kenyataan, jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat memperburuk stres, kecemasan, dan depresi. 

Berikut ini sejumlah dampak maladaptive daydreaming yang perlu diketahui:

1. Meningkatkan stres dan kecemasan

Maladaptive daydreaming dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, terutama ketika seseorang merasa terputus dari kenyataan atau tidak dapat mengontrol khayalan mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa, gangguan ini sering kali terkait dengan gangguan kecemasan, di mana individu merasa khawatir dan cemas karena tidak dapat memusatkan perhatian pada tugas-tugas yang lebih penting. 

Kamu sering melamun? Hati-Hati Tanda Maladaptive Daydreaming.

2. Merasa terasing hingga memicu depresi

Maladaptive daydreaming juga dapat berkontribusi besar pada perasaan kesepian atau terasing.

Kondisi ini terjadi karena individu sering kali terjebak dalam dunia khayalan yang memisahkan mereka dari kenyataan sosial.

Riset menunjukkan bahwa, orang dengan kondisi ini cenderung merasa tidak terhubung dengan orang lain, yang dapat memicu atau memperburuk gejala depresi

3. Mengalami gangguan tidur

Individu yang mengalami maladaptive daydreaming seringkali melibatkan diri dalam aktivitas ini hingga larut malam.

Jika dilakukan terus-menerus, hal ini dapat mengganggu pola tidur mereka dan memicu insomnia

Insomnia adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan atau tidak bisa tidur. 

Ada beberapa rekomendasi obat untuk mengatasi insomnia, simak selengkapnya pada artikel berikut ini: Ini 5 Rekomendasi Obat Tidur yang Aman dan Ampuh untuk Mengatasi Insomnia.  

Kurang tidur dapat memperburuk masalah kesehatan mental dan memengaruhi daya tahan tubuh. Alhasil tubuh jadi lebih rentan mengalami sakit. 

4. Penurunan konsentrasi dan produktivitas

Maladaptive daydreaming dapat mengalihkan perhatian seseorang dari pekerjaan atau tugas penting lainnya.

Penurunan konsentrasi membuat seseorang kesulitan dalam fokus dan menyelesaikan tugas, sehingga produktivitas menurun. 

Hal ini pada gilirannya bisa mengganggu karier atau pendidikan seseorang.

Apa Kata Studi tentang Maladaptive Daydreaming?

Studi berjudul Maladaptive daydreaming: A shortened assessment measure and its mental health correlates in a large United States sample yang dipublikasikan oleh Comprehensive Psychiatry (2024) menunjukkan, maladaptive daydreaming berhubungan dengan stres, kesepian, pengalaman psikotik, konsumsi alkohol berlebihan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. 

Kondisi ini dapat memicu tekanan psikologis. Namun, meski tekanan psikologis dapat dikendalikan, mereka yang mengalami maladaptive daydreaming memiliki risiko dua kali lebih mungkin melakukan percobaan bunuh diri, jika dibandingkan dengan mereka yang tidak. 

Oleh karena itu, kondisi ini perlu dideteksi secara dini dan harus ditangani oleh praktisi kesehatan mental. 

Cara Mengatasi Maladaptive Daydreaming

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi maladaptive daydreaming, antara lain: 

1. Psikoterapi seperti Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT) adalah salah satu pendekatan yang terbukti efektif untuk membantu individu dengan maladaptive daydreaming.

CBT membantu individu memahami pola pikir mereka, menggantikan khayalan berlebihan dengan cara berpikir yang lebih sehat, dan meningkatkan keterampilan dalam mengelola stres dan kecemasan. 

Yuk, cari tahu selengkapnya 8 Masalah yang Bisa Diatasi dengan Terapi Kognitif. 

2. Mengatur jadwal rutinitas harian

Membuat jadwal yang terstruktur dan menetapkan rutinitas harian dapat membantu mengurangi waktu yang dihabiskan untuk daydreaming.

Dengan menciptakan kesibukan yang sehat, individu dapat menjaga fokus mereka pada kegiatan yang produktif dan mengurangi keinginan untuk melarikan diri ke dalam dunia khayalan.

3. Peningkatan keterampilan sosial dan interaksi

Meningkatkan keterampilan sosial dan berinteraksi dengan orang lain juga dapat membantu individu dengan maladaptive daydreaming untuk merasa lebih terhubung dengan dunia nyata. 

Mulai sekarang, kamu bisa coba berinteraksi dengan orang di sekitar ya. Contohnya keluarga, teman, atau rekan kerja. Mulailah interaksi yang sehat, sehingga kamu terhindar dari risiko maladaptive daydreaming.

Kamu bisa coba Tips agar Tak Canggung Ngobrol dengan Orang Baru

4. Medikasi atau penggunaan obat jika diperlukan

Pada beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu mengelola kecemasan, depresi, atau gangguan terkait lainnya yang mungkin menyertai maladaptive daydreaming

Obat medis yang digunakan harus dipilih dengan hati-hati dan sesuai dengan kondisi yang dialami individu. 

Ada berbagai obat yang kerap diresepkan dokter untuk mengatasi kondisi terkait stres, kecemasan, dan depresi. Rekomendasinya bisa kamu cari tahu pada artikel berikut ini: 

Jadi, faktanya, maladaptive daydreaming dapat memiliki dampak serius terhadap produktivitas dan kesehatan mental seseorang.

Jika kamu merasa terpengaruh oleh kondisi ini, sangat penting untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Mereka dapat membantu kamu mengidentifikasi penyebab, menawarkan solusi yang sesuai, dan membantu mengelola gejala untuk meningkatkan kualitas hidup.

Konsultasi dengan psikolog atau psikiater kini bisa dilakukan dengan mudah dan praktis melalui Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Journal of Psychosomatic Research, Sommer, M. (2002). Diakses pada 2025. Maladaptive Daydreaming: A New Concept in Psychiatry. 
Cognitive Therapy and Research, Merritt, S. A., et al. (2022). Diakses pada 2025.  Daydreaming and its Effects on Mental Health: A Study of Maladaptive Daydreaming. 
WebMD. Diakses pada 2025. Maladaptive Daydreaming: Understanding the Disorder.
Comprehensive Psychiatry. Diakses pada 2025. Maladaptive daydreaming: A shortened assessment measure and its mental health correlates in a large United States sample. 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Maladaptive Daydreaming.
Journal of Clinical Psychiatry. Diakses pada 2025. Maladaptive daydreaming: A new category of mental disorders?