Mengapa Membaca dalam Gelap Bisa Merusak Mata?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Oktober 2020
Mengapa Membaca dalam Gelap Bisa Merusak Mata?Mengapa Membaca dalam Gelap Bisa Merusak Mata?

Halodoc, Jakarta – Waktu kecil, kamu mungkin pernah dimarahi oleh orangtua bila ketahuan membaca dalam gelap. Hal itu dianggap sebagai kebiasaan buruk karena dipercaya bisa merusak mata. Namun, benarkah demikian? 

Nasihat konvensional yang mengatakan membaca dalam gelap dapat merusak mata ternyata tidak benar. Hal ini mungkin menjadi kabar baik bagi anak-anak yang suka membaca di malam hari di bawah selimut. Lengkapnya, simak ulasan berikut ini!

Baca juga: Hobi Baca? Hindari 5 Kebiasaan Ini Supaya Mata Tetap Sehat

Membaca dalam Cahaya Redup

Meskipun membaca dalam cahaya yang redup tidak menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan, namun hal itu dapat menyebabkan kelelahan mata. Menurut Richard Gans, MD, dokter mata di Cleveland Clinic Cole Eye Institute, cahaya redup membuat mata sulit fokus, sehingga menyebabkan kelelahan mata dalam jangka pendek. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa membaca dalam kegelapan dapat membahayakan mata dalam jangka panjang.

Gans juga menambahkan bahwa pekerjaan visual yang menantang seperti membaca dalam cahaya yang redup juga bisa menyebabkan mata kering, karena kamu lebih jarang berkedip. Namun sekali lagi, meskipun membuat tidak nyaman, hal itu tidak merusak struktur atau fungsi mata. Kamu bisa menggunakan obat tetes yang dijual bebas untuk mengatasi masalah mata kering.

Hal yang Terjadi pada Mata saat Membaca dalam Gelap?

Mata kita dirancang dengan sangat canggih hingga bisa menyesuaikan dengan tingkat cahaya yang berbeda. Bila kamu mencoba membaca dalam kegelapan, pupil mata kamu akan membesar untuk menerima lebih banyak cahaya melalui lensa ke retina. Sel-sel di retina kamu menggunakan cahaya ini untuk memberikan informasi ke otak tentang apa yang kamu lihat. 

Bila kamu berada di dalam ruangan yang gelap, misalnya, saat baru bangun tidur, proses tersebut lah yang memungkinkan kamu untuk menyesuaikan secara bertahap dari kondisi yang awalnya terasa sangat gelap hingga lama-kelamaan kamu menjadi terbiasa. Bila kamu menyalakan lampu, cahaya yang sangat terang akan membuat pupil menyesuaikan diri lagi dengan kondisi tersebut.

Hal yang sama juga terjadi ketika kamu berusaha keras untuk membaca dalam cahaya redup. Mata bisa menyesuaikan dengan kondisi tersebut, namun beberapa orang bisa merasa ketegangan, sehingga membuat mereka pusing. Begitu juga saat kamu melihat sesuatu dari jarak dekat seperti membaca buku atau menjahit, mata dapat menyesuaikan.

Belum Ada Dampak Buruk Jangka Panjang Akibat Membaca dalam Gelap

Sayangnya, belum ada penelitian yang meneliti efek jangka panjang dari membaca dalam gelap. Jadi, kita harus melihat studi yang meneliti faktor-faktor yang berbeda.

Sebagian besar penelitian dan perdebatan tentang rabun jauh berfokus pada efek berulang kali melihat dari jarak dekat, daripada efek membaca dalam cahaya yang buruk. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa pekerjaan jarak dekat memengaruhi timbulnya rabun jauh pada orang dewasa, namun tidak berpengaruh besar dibandingkan faktor-faktor lainnya, seperti berat lahir atau ibu hamil yang merokok selama kehamilan.

Selain itu, di wilayah lain di dunia yang memiliki prevalensi rabun jauh lebih tinggi, myopia ditemukan lebih banyak pada anak-anak sekolah. Sebanyak 80-90 persen lulusan sekolah mengidap myopia di beberapa bagian Asia Timur dan Tenggara. Hal ini membuat para peneliti mencurigai apakah lamanya waktu yang dihabiskan anak-anak untuk belajar berkaitan dengan masalah penglihatan.

Ada banyak bukti juga bahwa gen yang kamu warisi dari orangtua adalah faktor utama rabun jauh. Bila kedua orangtua kamu mengalami rabun jauh, risiko kamu untuk mengalami kondisi yang sama adalah sebanyak 40 persen.

Baca juga: Penggunaan Gadget Sebabkan Rabun Dekat, Benarkah?

Membaca dengan Pencahayaan yang Cukup Tetap Dianjurkan

Meski membaca dalam gelap tidak membahayakan penglihatan, kamu tetap dianjurkan untuk membaca dengan pencahayaan yang cukup. Pasalnya, menurut Jim Ostermann, ahli optik di Sharp Rees-Stealy Medical Centres, mata yang lelah akibat membaca dalam gelap dapat menyebabkan sakit kepala, mata gatal, penglihatan kabur dan sensitivitas cahaya.

Jadi, kamu sebaiknya membaca di bawah penerangan yang cukup. Ostermann menganjurkan untuk memposisikan meja atau lokasi membaca di dekat jendela pada siang hari, karena cahaya matahari adalah cahaya terbaik untuk membaca. Tidak hanya baik untuk mata, sinar matahari alami juga dapat membantu meningkatkan mood kamu.

Kebutuhan pencahayaan yang baik juga meningkat seiring bertambahnya usia. Sama seperti bagian tubuh lainnya, penglihatan kamu dapat menurun seiring bertambahnya usia. Pencahayaan yang baik dan bantuan kacamata akan mengoptimalkan kemampuan untuk membaca.

Baca juga: Sering Baca Buku Sebabkan Mata Minus, Benarkah?

Nah, itulah penjelasan mengenai dampak membaca dalam gelap terhadap kesehatan mata. Bila kamu ingin bertanya lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga.

Referensi:
BBC. Diakses pada 2020. Is reading in the dark bad for your eyesight?
Sharp. Diakses pada 2020. Does reading in the dark really hurt your eyes?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan