Mengidap Quadriplegia, Inilah Hal yang Harus Dihadapi

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   01 Agustus 2019
Mengidap Quadriplegia, Inilah Hal yang Harus Dihadapi Mengidap Quadriplegia, Inilah Hal yang Harus Dihadapi

Halodoc, Jakarta - Kondisi kelumpuhan menjadi kasus yang jarang terjadi. Namun, kamu wajib berhati-hati agar tidak mengalami cedera saraf tulang belakang, karena hal ini menyebabkan kelumpuhan. Dalam dunia medis, kondisi kelumpuhan yang menyerang tangan, badan, kaki dan organ pelvis disebut quadriplegia. Parahnya lagi, penyakit ini dapat menyebabkan seseorang kesulitan bernapas.

Mereka yang mengalami quadriplegia merasakan beberapa hal. Mulai dari inkontinensia usus dan kemih, gangguan pencernaan, kesulitan bernapas, mati rasa dan berkurangnya sensasi, otot kaku, terutama pada tangan dan kaki, hingga tidak dapat menggerakkan atau merasakan di bawah area yang terpengaruh. 

Baca Juga: Hati-Hati, Gangguan Pencernaan Jadi Gejala Quadriplegia

Apa Saja yang Dapat Menyebabkan Seseorang Mengidap Quadriplegia?

Pada banyak kasus, quadriplegia terjadi karena gangguan pada saraf tulang belakang. Namun, beberapa penyakit yang berujung quadriplegia, antara lain: 

  • Infeksi yang menyerang saraf tulang belakang, misalnya infeksi polio.

Polio adalah infeksi virus yang banyak menyerang anak balita melalui makanan atau air yang terkontaminasi virus polio. Selain polio, infeksi lain yang menyebabkan quadriplegia adalah infeksi flavivirus, enterovirus, hepatitis C, HIV, dan virus Epstein Barr.

  • Kelainan genetik seperti Duchenne Muscular Dystrophy (DMD).

Penyakit DMD merupakan penyakit ini diturunkan secara genetik dan menyerang anak laki-laki. Penyakit ini ditandai kelemahan otot lengan dan tungkai yang makin lama makin berat, hingga akhirnya tidak bisa digerakkan sama sekali.

  • Cedera tulang belakang 

Cedera tulang belakang adalah salah satu penyebab yang sering terjadi. Cedera ini terjadi karena kecelakaan, terjatuh, atau dampak dari tindakan operasi di daerah tulang belakang. Pada kondisi ini, quadriplegia terjadinya secara mendadak. 

  • Penyakit autoimun seperti Guillain-Barre syndrome dan myasthenia gravis

Guillain-Barre syndrome (GBS) adalah penyakit autoimun yang menyerang saraf tulang belakang. Mekanisme terjadinya penyakit ini belum jelas. Pada umumnya sebelum terjadi quadriplegia, pengidapnya mengalami batuk pilek atau diare.

Sementara itu, myasthenia gravis (MG) adalah penyakit autoimun yang menyerang sambungan antara saraf dan otot. Kelemahan otot pada MG ditandai kelemahan otot yang memberat saat beraktivitas.

Baca Juga: Faktor Risiko dari Quadriplegia yang Perlu Diwaspadai 

  • Keracunan

Parahnya, kondisi kelumpuhan ini bisa terjadi akibat keracunan (intoksikasi) zat tertentu. Beberapa zat yang menyebabkannya adalah alkohol, bisa ular, gigitan kalajengking, infeksi botulinum yang ditemukan dalam makanan kaleng yang terkontaminasi, dan beberapa jenis obat kemoterapi.

  • Tumor

Baik tumor jinak maupun tumor ganas yang menyerang tulang belakang, atau tumor dari organ lain yang menyebar ke tulang belakang, semua kondisi ini menyebabkan quadriplegia. Jika ini menjadi penyebabnya, gejalanya dapatberkembang lambat. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter secara rutin demi mencegah tumor perkembang semakin ganas. Kini kamu dapat dengan mudah menemui dokter dengan buat janji secara online pakai aplikasi Halodoc

Baca Juga: Adakah Pencegahan untuk Kondisi Quadriplegia?

Bagaimana Cara Mengobati Quadriplegia?

Sebagaimana penyakit pada umumnya, pengobatan quadriplegia bervariasi, tergantung penyebabnya. Apabila quadriplegia terjadi akibat polio dan DMD, maka dapat dipastikan bahwa penyakit ini tidak bisa sembuh. Pengidapnya hanya disarankan melakukan fisioterapi dan latihan fisik agar otot tidak semakin mengecil akibat kelumpuhan yang dialami.

Jika quadriplegia muncul karena cedera tulang belakang, pengobatan paling cepat oleh dokter saraf di rumah sakit. Agar cedera dapat pulih, obat berupa kortikosteroid dosis tinggi harus diberikan dalam waktu kurang dari 8 jam setelah cedera terjadi.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan