Mirip, Ini 8 Cara Membedakan Gejala Tifus dan Demam Berdarah
Halodoc, Jakarta - Enggak heran sih masih banyak yang keliru ketika membedakan tifus dan demam berdarah. Sebab, keduanya memiliki gejala “sebelas-duabelas”, alias hampir serupa. Misalnya, demam tinggi selama berhari-hari yang disertai badan terasa lemas. Lalu, bagaimana sih cara memahami dan membedakan gejala tifus dan demam berdarah? Nah, berikut penjelasannya menurut para ahli.
1. Tifus Cenderung Naik-Turun
Gejala demam berdarah berupa demam tinggi yang bisa berlangsung sepanjang hari. Sedangkan tifus lain ceritanya, demam pada pengidap tifus biasanya cenderung naik turun dan berpola waktunya. Misalnya, demam tinggi di malam hari, tapi akan turun pada pagi harinya.
2. Masalah pada Pencernaan
Pengidap demam berdarah akan mengalami nyeri sendi, otot, dan tulang. Nyerinya akan terasa setelah demam muncul. Enggak cuma itu, demam berdarah juga bisa menyebabkan pengidapnya sakit kepala parah, mual, dan muntah. Sementara gejala tifus berkaitan dengan saluran pencernaan. Oleh sebab itu, gejala demam pada pengidap tifus pasti disertai dengan gejala sakit di saluran pencernaan. Contohnya, sakit perut, diare, atau sembelit.
3. Bukan Gejala Musiman
Dalam kebanyakan kasus, demam berdarah merupakan penyakit musiman. Kasusnya akan meningkat saat musim penghujan, di mana lingkungan yang lembap menjadi tempat yang tepat untuk nyamuk berkembang biak. Sedangkan penyakit tifus, bukanlah penyakit musiman. Penyakit ini bisa mengintai sepanjang tahun bila tidak menjaga kebersihan lingkungan dengan baik.
4. Karena Infeksi
Pada kulit pengidap demam berdarah akan muncul bintik merah yang terjadi akibat pendarahan. Bila ditekan, bintik ini tak akan pudar. Selain itu, pengidap demam berdarah biasanya akan mengalami mimisan dan perdarahan ringan pada gusi. Sedangkan gejala tifus, bintik merah yang muncul bukan disebabkan pendarahan, melainkan akibat infeksi dari bakteri salmonella.
5. Komplikasi Berbeda
Komplikasi yang paling mungkin terjadi pada pengidap demam berdarah adalah kerusakan pembuluh darah yang bisa menyebabkan perdarahan. Kata ahli, kondisi ini bisa menyebabkan kegagalan sistem organ dalam yang berujung kematian. Sedangkan komplikasi tifus bisa menyebabkan usus berulubang (perforasi usus), kondisi ini bisa membuat isi usus bocor ke rongga perut dan menimbulkan infeksi.
6. Tidak Terjadi Shock
Pengidap tifus tak akan mengalami shock bila belum terjadi komplikasi. Sedangkan pengidap demam berdarah bisa mengalami shock, bahkan terbilang sering terjadi.
7. Tidak Terasa Nyeri
Orang yang mengidap demam berdarah biasanya juga akan mengalami nyeri di ulu hati yang sangat khas, tak seperti gejala mag. Sedangkan gejala tifus hanya berupa rasa tidak enak pada perut, tak sampai menimbulkan nyeri hebat.
8. Kefatalannya Berbeda
Boleh dibilang tifus enggak mematikan seperti demam berdarah. Kata ahli, bila diobati dan pengobatannya tuntas, tifus umumnya akan sembuh. Hanya satu dari 20 kasus tifus yang menjadi carrier tifus. Tifus yang tak diobati bisa menyebabkan usus bocor dan infeksi yang menjalar ke kandung empedu. Sedangkan demam berdarah yang terlambat ditangani dengan infus atau transfusi, sering berakhir fatal.
Punya keluhan dengan tifus atau demam berdarah? Jangan tunda untuk meminta bantuan dokter demi mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- 5 Pengobatan Gejala Tifus yang Perlu Dicoba
- Yang Terjadi Jika Orang Dewasa Terkena Tifus
- 3 Fase Demam Berdarah yang Wajib Kamu Ketahui