Mitos dan Fakta Seputar Pemeriksaan Mammografi
Mammografi adalah pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker payudara yang penting dilakukan secara rutin.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Mammografi?
- Ini 5 Mitos Mengenai Mammografi yang Perlu Diluruskan
- Kapan Sebaiknya Melakukan Mammografi?
- Persiapan Sebelum Mammografi
- Prosedur Mammografi yang Perlu Diketahui
- Memahami Hasil Mammografi
- Tips Menjaga Kesehatan Payudara
- FAQ
Mammografi sering dianggap menakutkan atau bahkan dihindari oleh sebagian wanita karena berbagai mitos yang beredar. Padahal, pemeriksaan ini sangat penting untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Dengan memahami apa itu mammografi, prosedurnya, serta meluruskan informasi yang keliru, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih tepat untuk menjaga kesehatan payudara. Yuk, pahami manfaat dan fakta seputar mammografi agar tidak lagi ragu untuk menjalaninya!
Apa Itu Mammografi?
Mammografi adalah pemeriksaan radiologi menggunakan sinar-X dosis rendah untuk melihat kondisi jaringan payudara. Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya tumor, kista, atau perubahan abnormal lainnya yang mungkin menjadi indikasi kanker payudara.
Deteksi dini kanker payudara melalui mammografi dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 90 persen. Mammografi terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
- Mammografi skrining: Dilakukan pada wanita tanpa gejala untuk mendeteksi kemungkinan kanker payudara sejak dini.
- Mammografi diagnostik: Dilakukan untuk mengevaluasi kelainan pada payudara yang telah terdeteksi, seperti benjolan atau nyeri.
Ini 5 Mitos Mengenai Mammografi yang Perlu Diluruskan
Berikut adalah beberapa mitos umum tentang mammografi yang perlu diluruskan:
Mitos 1: Mammografi Selalu Akurat
Mammografi sangat efektif dalam mendeteksi kanker payudara, tetapi tidak 100 persen akurat. Ada kemungkinan hasil negatif palsu (kanker tidak terdeteksi) atau positif palsu (terdeteksi kelainan yang ternyata bukan kanker).
Faktor-faktor seperti kepadatan payudara dapat memengaruhi akurasi mammografi. Wanita dengan payudara padat mungkin memerlukan pemeriksaan tambahan seperti USG payudara atau MRI.
Sensitivitas mammografi bervariasi antara 79-90 persen, tergantung pada kepadatan payudara dan faktor lainnya.
Mitos 2: Mammografi Hanya untuk Wanita di Atas 40 Tahun
Meskipun sebagian besar rekomendasi skrining mammografi dimulai pada usia 40 atau 50 tahun, wanita dengan risiko tinggi kanker payudara (misalnya, riwayat keluarga yang kuat atau mutasi genetik) mungkin perlu memulai skrining lebih awal.
Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk memulai skrining mammografi berdasarkan faktor risiko pribadi.
Mitos 3: Mammografi Menyebabkan Kanker
Mammografi menggunakan radiasi dosis rendah, dan risikonya sangat kecil dibandingkan dengan manfaat deteksi dini kanker payudara. Teknologi mammografi modern terus ditingkatkan untuk meminimalkan paparan radiasi.
Manfaat mammografi jauh lebih besar daripada risiko paparan radiasi yang sangat kecil.
Mitos 4: Jika Tidak Ada Riwayat Keluarga, Tidak Perlu Mammografi
Sebagian besar wanita yang didiagnosis kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tersebut.
Faktor risiko lain seperti usia, gaya hidup, dan faktor hormonal juga berperan. Oleh karena itu, skrining mammografi tetap penting bahkan jika tidak ada riwayat keluarga kanker payudara.
Mitos 5: Mammografi Tidak Diperlukan Jika Rutin Melakukan SADARI
SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah cara yang baik untuk mengenali perubahan pada payudara, tetapi tidak cukup untuk mendeteksi semua kanker payudara.
Mammografi dapat mendeteksi tumor yang terlalu kecil untuk dirasakan saat SADARI. Kombinasi SADARI dan mammografi adalah pendekatan terbaik untuk deteksi dini kanker payudara.
Berikut cara Cek Tumor Payudara Sejak Dini dengan Teknik SADARI yang perlu kamu lakukan.
Kapan Sebaiknya Melakukan Mammografi?
Rekomendasi mengenai usia dan frekuensi mammografi bervariasi. Secara umum:
- Usia 40-44 tahun: Pilihan untuk memulai skrining mammografi tahunan.
- Usia 45-54 tahun: Skrining mammografi tahunan direkomendasikan.
- Usia 55 tahun ke atas: Dapat beralih ke skrining mammografi setiap 2 tahun, atau tetap melakukan skrining tahunan.
Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi yang paling sesuai dengan kondisi dan faktor risiko. Nah, berikut Dokter Spesialis Onkologi yang Paham Pengobatan Kanker Payudara.
Persiapan Sebelum Mammografi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani mammografi:
- Jadwalkan mammografi seminggu setelah menstruasi untuk mengurangi sensitivitas payudara.
- Jangan menggunakan deodoran, bedak, atau losion di area payudara dan ketiak pada hari pemeriksaan.
- Kenakan pakaian yang nyaman dan mudah dilepas.
- Bawa hasil mammografi sebelumnya jika ada.
Prosedur Mammografi yang Perlu Diketahui
Berikut adalah tahapan umum dalam prosedur mammografi:
- Kamu akan diminta untuk melepaskan pakaian dari pinggang ke atas dan mengenakan baju khusus.
- Teknisi radiologi akan memposisikan payudara di antara dua pelat datar.
- Pelat akan menekan payudara untuk meratakan jaringan dan mendapatkan gambar yang jelas.
- Kamu mungkin merasakan sedikit tekanan atau ketidaknyamanan selama penekanan.
- Proses ini akan diulang untuk setiap payudara.
Memahami Hasil Mammografi
Hasil mammografi biasanya dikategorikan menggunakan sistem BI-RADS (Breast Imaging-Reporting and Data System):
- BI-RADS 0: Hasil tidak lengkap, diperlukan pemeriksaan tambahan.
- BI-RADS 1: Negatif, tidak ada kelainan yang ditemukan.
- BI-RADS 2: Temuan jinak (non-kanker).
- BI-RADS 3: Kemungkinan jinak, perlu pemantauan jangka pendek.
- BI-RADS 4: Dicurigai adanya kelainan, biopsi dianjurkan.
- BI-RADS 5: Sangat mungkin kanker, biopsi sangat dianjurkan.
- BI-RADS 6: Kanker telah terbukti melalui biopsi.
Jika hasil mammografi menunjukkan adanya kelainan, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut seperti USG payudara, MRI, atau biopsi. Pahami informasi lebih dalam mengenai Mammografi – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.
Tips Menjaga Kesehatan Payudara
Selain melakukan mammografi secara teratur, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk menjaga kesehatan payudara:
- Lakukan SADARI secara rutin untuk mengenali perubahan pada payudara.
- Pertahankan berat badan yang sehat.
- Batasi konsumsi alkohol.
- Berhenti merokok.
- Olahraga secara teratur.
- Konsultasikan dengan dokter jika memiliki kekhawatiran tentang kesehatan payudara.
Itulah penjelasan seputar mammografi yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Food and Drug Administration. Diakses pada 2025. 4 Mammography Myths.
Lippincott Williams & Wilkins Journals. Diakses pada 2025. Debunking Mammography Myths.
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2025. 6 Mammogram Myths.
FAQ
1. Apakah mammografi sakit?
Sebagian wanita merasakan sedikit tekanan atau ketidaknyamanan saat payudara ditekan. Namun, rasa sakitnya biasanya ringan dan berlangsung singkat.
2. Berapa sering saya harus melakukan mammografi?
Frekuensi mammografi tergantung pada usia, faktor risiko, dan rekomendasi dokter.
3. Apa yang harus saya lakukan jika hasil mammografi saya abnormal?
Jangan panik. Hasil abnormal tidak selalu berarti kanker. Dokter akan merekomendasikan pemeriksaan tambahan untuk menentukan penyebab kelainan tersebut.


