Obesitas Mempersulit Diagnosis Kanker Payudara, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Kanker payudara adalah jenis kanker yang rentan menyerang wanita. Jenis kanker ini perlu dideteksi sedini mungkin agar masih mudah diobati dan disembuhkan. Tetapi ada beberapa faktor yang menyulitkan dokter untuk mendeteksi kanker payudara, salah satunya adalah obesitas atau kelebihan berat badan.
Baca Juga: Kenali 6 Ciri Kanker Payudara
Obesitas adalah kondisi serius ketika seseorang mengalami kelebihan berat badan berlebih. Untuk menentukan seseorang mengalami obesitas, dokter perlu menghitung indeks massa tubuh (IMT) seseorang. Menurut Kementerian Kesehatan, seseorang yang masuk ke dalam kategori obesitas yakni memiliki nilai IMT di atas 25. Tidak hanya menyulitkan dokter untuk mendeteksi kanker, obesitas juga berkorelasi dengan risiko kanker payudara dan jenis kanker lainnya.
Hubungan Obesitas dengan Risiko Kanker Payudara
Peningkatan lemak dalam tubuh berkorelasi dengan peningkatan peradangan dalam tubuh. Peningkatan peradangan meningkatkan risiko kerusakan DNA yang kemudian mengarahkan ke kondisi pertumbuhan sel yang tidak normal atau kanker. Jaringan lemak yang menumpuk banyak di dalam tubuh juga menghasilkan hormon estrogen yang tinggi.
Tingginya kadar estrogen berhubungan terhadap peningkatan risiko kanker payudara, kanker endometrium, dan kanker ovarium. Jadi, itulah alasan mengapa wanita obesitas cenderung berpeluang tinggi mengidap penyakit-penyakit serius. Selain meningkatkan risiko kanker, kondisi obesitas juga menyulitkan dokter untuk mendeteksi kanker.
Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar informasi di atas, hubungi dokter Halodoc saja. Melalui aplikasi, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Baca Juga: Bukan Kanker, Ini 5 Benjolan pada Payudara yang Harus Diketahui
Alasan Kanker Payudara Sulit Dideteksi pada Pengidap Obesitas
Sejumlah penelitian menunjukan bahwa obesitas menghambat deteksi kanker payudara selama prosedur skrining. Namun, bukan berarti obesitas bisa mengurangi keakuratan alat skrining atau program skrining itu sendiri. Keakuratan hasil mamografi berisiko mengalami kesalahan sebesar 20 persen pada kasus wanita obesitas.
Pada intinya, sebagian besar kasus wanita obesitas terlambat memeriksakan ke dokter sejak pertama kali kanker berkembang ketimbang wanita yang berat badannya normal. Hal ini diduga karena ukuran payudara wanita obesitas cenderung lebih besar sehingga lebih sulit untuk mendeteksi adanya tumor. Namun, hal ini juga bisa disebabkan karena tumor pada orang obesitas tumbuh pada tingkat yang sangat cepat.
Mengenal Kanker Payudara yang Rentan Menyerang Wanita
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Banyak faktor yang memicu kanker payudara dan hampir sebagian besar dipicu oleh peningkatan kadar estrogen. Wanita yang punya riwayat kanker payudara dalam keluarga juga lebih berpeluang ketimbang wanita lainnya.
Beberapa faktor risiko lain yang meningkatkan penyakit kanker payudara yakni :
-
Mengalami menstruasi di usia yang lebih muda;
-
Mengalami menopause lebih lama atau pada usia yang lebih tua;
-
Memiliki anak pertama di usia yang lebih tua. Wanita yang melahirkan anak pertamanya setelah usia 30 tahun memiliki berpeluang lebih tinggi mengidap kanker payudara;
-
Belum pernah hamil. Wanita yang belum pernah hamil memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara daripada wanita yang pernah memiliki satu atau lebih kehamilan;
-
Terapi hormon pasca menopause. Wanita yang menggunakan obat terapi hormon yang menggabungkan estrogen dan progesteron untuk mengobati tanda-tanda dan gejala menopause memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
Baca Juga: 3 Komplikasi Kanker Payudara yang Perlu Diketahui
Itulah informasi terkait kanker payudara yang perlu diketahui. Meski banyak faktor risikonya, penyakit ini masih dapat dicegah dengan penerapan pola hidup sehat dan selalu cek kesehatan secara berkala.