Advertisement

Penting Untuk Wanita, Berikut Ciri-Ciri Kanker Rahim

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   13 November 2025

Kanker rahim menjadi salah satu penyakit berbahaya yang kerap dialami oleh wanita.

Penting Untuk Wanita, Berikut Ciri-Ciri Kanker RahimPenting Untuk Wanita, Berikut Ciri-Ciri Kanker Rahim

DAFTAR ISI


Kanker rahim, juga dikenal sebagai kanker endometrium, adalah kanker yang terjadi ketika sel-sel di lapisan rahim (endometrium) tumbuh tidak terkendali.

Rahim adalah organ berongga berbentuk buah pir di panggul wanita tempat janin berkembang selama kehamilan.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker rahim merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita.

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan angka harapan hidup pasien kanker rahim.

Ciri-Ciri Kanker Rahim Stadium Awal

Pada stadium awal, ciri ciri kanker rahim seringkali tidak spesifik dan mungkin menyerupai kondisi lain.

Namun, penting untuk mewaspadai perubahan pada tubuh dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala berikut:

  • Perdarahan Vagina yang Tidak Normal: Ini adalah gejala yang paling umum. Perdarahan bisa terjadi di antara periode menstruasi, setelah menopause, atau berupa perdarahan yang lebih berat atau lebih lama dari biasanya.
  • Keputihan yang Tidak Biasa: Keputihan mungkin menjadi lebih banyak, berbau tidak sedap, atau mengandung darah.
  • Nyeri Panggul: Nyeri dapat terasa tumpul atau tajam dan bisa datang dan pergi.
  • Perubahan pada Siklus Menstruasi: Periode menstruasi bisa menjadi tidak teratur atau lebih berat.

Mengalami masalah selama menstruasi? Saatnya Konsultasi ke Dokter Spesialis Obgyn di Halodoc berikut ini.

Ciri-Ciri Kanker Rahim Berdasarkan Stadium

Ciri-Ciri Kanker Rahim

Seiring perkembangan kanker rahim, gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung pada stadiumnya:

  • Stadium 1: Kanker terbatas pada rahim. Gejala mungkin ringan atau tidak ada sama sekali.
  • Stadium 2: Kanker telah menyebar dari rahim ke leher rahim (serviks). Gejala mungkin termasuk perdarahan yang lebih berat, nyeri panggul yang lebih intens, dan nyeri saat berhubungan seksual.
  • Stadium 3: Kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi belum mencapai kandung kemih atau rektum. Gejala dapat mencakup nyeri punggung, sembelit, atau sering buang air kecil.
  • Stadium 4: Kanker telah menyebar ke organ yang jauh, seperti paru-paru, hati, atau tulang. Gejala akan tergantung pada organ yang terkena dan dapat mencakup kelelahan, penurunan berat badan, dan nyeri tulang.

Sebuah studi yang dipublikasikan di JAMA Network Open menemukan bahwa keterlambatan diagnosis kanker rahim dapat menyebabkan prognosis yang lebih buruk.

Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.

Apakah Siklus Menstruasi Tidak Teratur? Saatnya Konsultasi ke Dokter Ini untuk tahu penanganan yang tepat.

Penyebab Kanker Rahim

Penyebab pasti kanker rahim belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini:

  • Ketidakseimbangan Hormon: Kadar estrogen yang tinggi tanpa diimbangi oleh progesteron dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
  • Obesitas: Wanita yang mengalami obesitas memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dalam tubuhnya.
  • Terapi Hormon: Penggunaan terapi hormon pengganti estrogen tanpa progesteron dapat meningkatkan risiko.
  • Usia: Risiko kanker rahim meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause.
  • Riwayat Keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan kanker rahim atau kanker kolorektal dapat meningkatkan risiko.
  • Diabetes: Wanita dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker rahim.
  • Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS): PCOS dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang meningkatkan risiko kanker rahim.

Diagnosis Kanker Rahim

Jika dokter mencurigai adanya kanker rahim, beberapa pemeriksaan mungkin akan dilakukan:

  • Pemeriksaan Panggul: Dokter akan memeriksa rahim, vagina, dan organ reproduksi lainnya secara manual.
  • USG Transvaginal: Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar rahim dan organ panggul lainnya.
  • Biopsi Endometrium: Sampel kecil jaringan dari lapisan rahim akan diambil dan diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari sel kanker.
  • Histeroskopi: Dokter akan memasukkan tabung tipis yang dilengkapi kamera ke dalam rahim untuk melihat lapisan rahim secara langsung.

Pengobatan Kanker Rahim

Pengobatan kanker rahim tergantung pada stadium kanker, kesehatan umum pasien, dan preferensi pribadi. Beberapa pilihan pengobatan yang umum meliputi:

  • Operasi: Histerektomi (pengangkatan rahim) adalah pengobatan utama untuk kanker rahim. Pada beberapa kasus, dokter mungkin juga mengangkat ovarium dan tuba falopi.
  • Terapi Radiasi: Terapi radiasi menggunakan sinar-X atau partikel berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker.
  • Kemoterapi: Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker di seluruh tubuh.
  • Terapi Hormon: Terapi hormon dapat digunakan untuk mengobati kanker rahim yang sensitif terhadap hormon.
  • Terapi Target: Terapi target menggunakan obat-obatan yang menargetkan protein atau gen tertentu yang membantu sel kanker tumbuh dan berkembang.

Menurut WHO, penanganan kanker rahim yang komprehensif melibatkan tim multidisiplin yang terdiri dari ahli onkologi, ahli bedah, ahli radioterapi, dan profesional kesehatan lainnya.

Pencegahan Kanker Rahim

Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker rahim, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:

  • Menjaga Berat Badan yang Sehat: Obesitas meningkatkan risiko kanker rahim.
  • Mengontrol Diabetes: Diabetes dapat meningkatkan risiko kanker rahim.
  • Berdiskusi dengan Dokter tentang Terapi Hormon: Jika kamu menggunakan terapi hormon pengganti, bicarakan dengan dokter tentang risiko dan manfaatnya.
  • Menggunakan Kontrasepsi Oral: Penggunaan kontrasepsi oral dapat menurunkan risiko kanker rahim.
  • Memeriksakan Diri secara Teratur: Melakukan pemeriksaan panggul dan Pap smear secara teratur dapat membantu mendeteksi perubahan abnormal pada rahim sejak dini.

Sebuah artikel penelitian yang diterbitkan di PLOS One menyoroti pentingnya gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur, dalam mengurangi risiko kanker rahim.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami gejala-gejala berikut:

  • Perdarahan vagina yang tidak normal
  • Keputihan yang tidak biasa
  • Nyeri panggul
  • Perubahan pada siklus menstruasi
  • Perdarahan setelah menopause

Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan kanker rahim.

Hubungi Dokter Ini Jika Curiga Mengidap Kanker Rahim

Jika kamu mencurigai adanya gejala kanker rahim, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan.

Dokter spesialis obgyn di Halodoc telah berpengalaman bertahun-tahun serta memperoleh ulasan positif dari pasien sebelumnya.

Berikut beberapa dokter yang bisa dihubungi melalui Halodoc:

  • dr. Marsell Phang, Sp.OG: Dokter spesialis kandungan dan kehamilan dengan pengalaman 12 tahun, lulusan Universitas Sam Ratulangi (2018). Saat ini praktik di Gresik, Jawa Timur, anggota POGI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Lucia Leonie, Sp.OG: Dokter spesialis kandungan dan kehamilan dengan pengalaman 13 tahun, lulusan Universitas Hasanuddin (2017). Kini praktik di Makassar, Sulawesi Selatan, anggota POGI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Fitria Angela Umar, Sp.OG: Dokter spesialis kandungan dan kehamilan dengan pengalaman 8 tahun, lulusan Universitas Sam Ratulangi (2022). Kini praktik di Makassar, Sulawesi Selatan, anggota POGI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.

Dokter-dokter di atas siap memberikan diagnosis serta saran perawatan terkait kanker rahim dengan lebih akurat.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah, aman, dan nyaman tanpa harus keluar rumah.

Kamu bisa klik banner di bawah ini untuk hubungi dokter di Halodoc!

Referensi:
Cancer Council. Diakses pada 2025. Uterine Cancer.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Uterine Cancer.
CDC. Diakses pada 2025. Uterine Cancer.
Journal of Women’s Health. Diakses pada 2025. Endometrial Cancer Associated Symptoms: A Case-Control Study.