Penyakit Autoimun Pemicu Penyakit Paru Interstisial
Halodoc, Jakarta - Penyakit paru interstisial adalah kelompok penyakit pada paru-paru, yang ditandai oleh pertumbuhan jaringan parut atau fibrosis. Pengidapnya akan mengalami penebalan jaringan interstisial, yaitu jaringan di sekitar kantung udara di paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan elastisitas jaringan paru, sehingga fungsi pernapasan menurun dan pasokan oksigen dalam darah akan berkurang.
Penyebab penyakit paru interstisial adalah cedera pada paru-paru, yang kemudian memicu respon yang salah dari tubuh (autoimun). Respons ini mengakibatkan terbentuknya jaringan parut di paru-paru. Salah satu kondisi yang dapat mengakibatkan cedera di paru-paru dan memicu respons salah dari tubuh adalah penyakit autoimun, seperti dermatomiositis dan polimiositis, vaskulitis, rheumatoid arthritis, sarkoidosis, skleroderma, sindrom Sjogren, dan lupus.
Baca juga: 9 Cara Penanganan Penyakit Paru Interstisial Berdasar Tipe
Berbagai Penyebab Lainnya
Selain penyakit autoimun yang telah disebutkan tadi, ada juga beberapa hal atau kondisi lainnya, yang dapat menyebabkan cedera pada paru-paru, sehingga memicu respons salah dari tubuh, yaitu:
1. Efek Samping Obat
Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan paru-paru dan memicu munculnya penyakit paru interstisial adalah:
- Obat kemoterapi dan imunomodulator, seperti methotrexate dan cyclophosphamide.
- Obat penyakit jantung, seperti amiodarone dan propanolol.
- Obat antibiotik, seperti nitrofurantoin dan ethambutol.
- Obat imunosupresan, seperti rituximab atau sulfasalazine.
2. Paparan Bahan Berbahaya
Orang yang bekerja di pertambangan, pertanian, atau konstruksi sering kali terpapar bahan kimia yang berbahaya bagi paru-paru, sehingga berisiko tinggi mengalami penyakit paru interstisial. Contoh bahan berbahaya tersebut adalah serat asbestos, debu batu bara, dedak, spora jamur dan kapang, debu silika, dan kotoran burung.
Selain faktor efek samping obat dan paparan bahan berbahaya, ada juga faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit paru interstisial, yaitu:
- Berusia dewasa.
- Memiliki keluarga yang pernah menderita penyakit paru interstisial.
- Pernah menjalani radioterapi atau kemoterapi.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Mengidap penyakit refluks asam lambung (GERD).
Baca juga: Sering Merokok Perlu Lakukan Rontgen Paru-Paru?
Seperti Apa Gejala Penyakit Paru Interstisial?
Gejala penyakit paru interstisial biasanya muncul ketika kerusakan pada jaringan telah memengaruhi sistem pernapasan. Gejala yang muncul dapat berupa batuk kering yang dapat memburuk saat melakukan aktivitas. Seiring waktu, gejala lainnya juga dapat muncul, seperti cepat lelah, nyeri pada otot dan sendi, penurunan berat badan, demam, serta sesak napas. Gejala-gejala tersebut dapat terus memburuk seiring waktu.
Jika kamu mengalaminya, segera download aplikasi Halodoc untuk berdiskusi dengan dokter, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Penyakit paru interstisial tidak boleh disepelekan, karena dapat berkembang menjadi kondisi serius.
Pada pengidap penyakit paru interstisial tahap akhir, dapat terlihat gejala dan tanda yang lebih serius, yang berkaitan dengan penurunan kadar oksigen dalam darah, seperti:
- Kebiruan di bibir, kulit, dan kuku.
- Pelebaran bentuk ujung jari (clubbing finger).
- Pembesaran organ jantung.
Baca juga: 5 Cara Menjaga Kapasitas Paru-Paru
Jadi, lakukan pemeriksaan ke dokter sedini mungkin, ketika mengalami batuk kering yang berkepanjangan dan terus memburuk. Gejala tersebut sangat umum jadi indikasi pada berbagai penyakit paru-paru. Oleh karena itu, pemeriksaan dini sangat diperlukan untuk mendeteksi jenis penyakit apa yang terjadi, agar penanganan yang tepat dapat segera diberikan.