Penyebab Minus Mata pada Anak? Kenali Faktor Risikonya!
Riwayat keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan miopia.

DAFTAR ISI
- Faktor-Faktor Penyebab Mata Minus pada Anak
- Gejala Mata Minus pada Anak yang Perlu Diwaspadai
- Bagaimana Mendiagnosis Mata Minus pada Anak?
- Cara Mengatasi dan Mencegah Mata Minus pada Anak
- Kapan Harus ke Dokter?
- Hubungi Dokter Ini untuk Merawat Mata Minus pada Anak
Miopia atau mata minus adalah kondisi refraksi di mana cahaya yang masuk ke mata fokus di depan retina, bukan tepat di retina.
Akibatnya, objek yang jauh tampak buram, sementara objek yang dekat terlihat jelas. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak dan seringkali berkembang seiring pertumbuhan.
Penting untuk memahami berbagai penyebab minus mata pada anak agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Faktor-Faktor Penyebab Mata Minus pada Anak
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko mata minus pada anak. Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengambil langkah pencegahan yang tepat.
1. Faktor Genetik
Riwayat keluarga memainkan peran penting dalam perkembangan miopia. Anak-anak dengan orang tua yang memiliki mata minus lebih berisiko mengalami kondisi yang sama.
Faktor genetik memengaruhi struktur dan perkembangan mata, yang dapat memengaruhi kemampuan fokus.
Baca juga: Ibu, Ini Tanda Mata Minus pada Anak yang Perlu Diwaspadai.
2. Kebiasaan Membaca atau Menulis Jarak Dekat
Aktivitas yang memerlukan fokus visual dalam jarak dekat dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko miopia.
Membaca atau menulis dengan posisi terlalu dekat memaksa otot mata untuk bekerja keras, yang lama kelamaan dapat menyebabkan perubahan pada bentuk mata.
3. Penggunaan Gadget yang Berlebihan
Penggunaan gadget seperti smartphone dan tablet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Namun, terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menatap layar gadget dapat berkontribusi pada perkembangan miopia.
Jarak pandang yang dekat dan paparan cahaya biru dari layar dapat memberikan tekanan berlebih pada mata.
4. Kurangnya Aktivitas di Luar Ruangan
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih sedikit waktu di luar ruangan memiliki risiko lebih tinggi terkena miopia.
Paparan cahaya alami merangsang pelepasan dopamin di retina, yang membantu menghambat pertumbuhan mata yang berlebihan.
Aktivitas di luar ruangan juga mendorong anak untuk fokus pada objek yang lebih jauh, yang membantu melatih otot mata.
5. Kekurangan Vitamin D
Vitamin D berperan penting dalam menjaga kesehatan mata. Kekurangan vitamin D dapat memengaruhi perkembangan mata dan meningkatkan risiko miopia.
Paparan sinar matahari adalah cara utama tubuh memproduksi vitamin D, sehingga kurangnya aktivitas di luar ruangan dapat berkontribusi pada kekurangan vitamin ini.
Gejala Mata Minus pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Beberapa gejala dapat mengindikasikan bahwa seorang anak mungkin mengalami miopia, antara lain:
- Sering menyipitkan mata saat melihat objek yang jauh.
- Kesulitan melihat tulisan di papan tulis atau layar proyektor.
- Sering mengeluh sakit kepala atau kelelahan mata.
- Memegang buku atau gadget terlalu dekat dengan mata.
- Tidak tertarik pada aktivitas yang membutuhkan penglihatan jarak jauh.
Bagaimana Mendiagnosis Mata Minus pada Anak?
Diagnosis miopia pada anak biasanya dilakukan oleh dokter mata melalui pemeriksaan mata komprehensif. Pemeriksaan ini meliputi:
- Pengukuran ketajaman visual menggunakan Snellen chart.
- Pemeriksaan refraksi untuk menentukan resep lensa yang tepat.
- Pemeriksaan kesehatan mata secara keseluruhan untuk mendeteksi masalah lain.
Cara Mengatasi dan Mencegah Mata Minus pada Anak
Meskipun miopia tidak selalu dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperlambat perkembangannya dan mengurangi risiko:
- Pastikan anak menghabiskan waktu yang cukup di luar ruangan setiap hari.
- Batasi waktu penggunaan gadget dan dorong istirahat secara teratur.
- Ajarkan anak untuk membaca dan menulis dengan jarak yang tepat.
- Pastikan anak mendapatkan asupan vitamin D yang cukup melalui makanan atau suplemen.
- Lakukan pemeriksaan mata rutin untuk mendeteksi masalah penglihatan sejak dini.
Jangan khawatir, yuk Cegah Rabun Jauh pada Anak dengan Konsumsi Vitamin Ini.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika anak menunjukkan gejala miopia atau memiliki faktor risiko tinggi, segera konsultasikan dengan dokter mata. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut dan menjaga kesehatan mata anak.
Pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk kesehatan penglihatan anak. Jadwal pemeriksaan mata yang disarankan adalah:
- Usia 6 bulan: Pemeriksaan pertama untuk mendeteksi masalah mata bawaan.
- Usia 3 tahun: Pemeriksaan kedua untuk menilai perkembangan penglihatan.
- Usia 5 tahun: Pemeriksaan sebelum masuk sekolah untuk memastikan penglihatan yang optimal.
- Setiap 1-2 tahun: Pemeriksaan rutin selama masa sekolah untuk memantau perubahan penglihatan.
Memahami penyebab mata minus pada anak dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat adalah kunci untuk menjaga kesehatan penglihatan mereka.
Jika ayah dan ibu memiliki kekhawatiran tentang penglihatan anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mata di Halodoc.
Dengan diagnosis dini dan penanganan yang tepat, ayah dan ibu dapat membantu anak melihat dunia dengan lebih jelas.
Hubungi Dokter Ini untuk Merawat Mata Minus pada Anak
Apabila anak mengalami mata minus yang mengganggu proses belajar maupun aktivitas harian, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc.
Dokter spesialis mata berikut sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun, sehingga mereka mampu memberikan penanganan yang tepat.
Mereka telah menerima rating positif dari pasien-pasien sebelumnya yang mereka tangani, sehingga ayah dan ibu tidak perlu khawatir.
Ini daftar rekomendasinya:
1. dr. Febria Restissa Sp.M

Ayah dan ibu bisa berkonsultasi pada dr. Febria Restissa Sp.M, seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada tahun 2011 dan 2018.
Ia juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) dengan nomor STR 1621603323130387 dan kini menjalani praktik di Tangerang, Banten.
Dengan pengalaman sebagai dokter mata selama 14 tahun, dr. Febria Restissa Sp.M mampu menjawab pertanyaan kamu seputar penanganan mata minus pada anak.
Tak hanya itu, ia juga bisa memberikan konsultasi seputar infeksi mata, gangguan retina, mata bintitan, maupun penglihatan buram.
Chat dr. Febria Restissa Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.
2. dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M

Dokter rekomendasi berikutnya adalah dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2007 dan 2019.
Saat ini, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M berpraktik di Tabanan, Bali, dan merupakan anggota dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI).
Dengan pengalaman selama 17 tahun, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M dapat memberikan saran tentang perawatan mata minus pada anak secara akurat.
Selain itu, dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M juga mampu memberikan konsultasi mengenai mata bintitan, pembuluh darah pecah, penglihatan buram, dan infeksi mata.
Chat dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc
Dokter spesialis mata tersebut siap membantu kamu dalam merawat mata minus pada anak.
Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kapan saja dan di mana saja.
Tak perlu khawatir jika dokter sedang offline atau tidak tersedia. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Tunggu apa lagi? Ayo, hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!


