Advertisement

Perlu Dihindari, Ini 5 Makanan Penyebab Kanker Usus

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 April 2025

“Kanker usus adalah jenis kanker yang sangat kuat kaitannya dengan pola makan. Pasalnya, terdapat beberapa makanan yang dapat menyebabkan peradangan pada usus sehingga meningkatkan risiko kanker.”

Perlu Dihindari, Ini 5 Makanan Penyebab Kanker UsusPerlu Dihindari, Ini 5 Makanan Penyebab Kanker Usus

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Kanker Usus?
  2. Makanan yang Perlu Dihindari untuk Mencegah Kanker Usus
  3. Gejala Kanker Usus yang Perlu Diwaspadai
  4. Faktor Risiko Kanker Usus
  5. Diagnosis Kanker Usus
  6. Pilihan Pengobatan Kanker Usus
  7. Pencegahan Kanker Usus yang Efektif
  8. Kapan Harus ke Dokter?
  9. Rekomendasi Produk Kesehatan di Halodoc
  10. Kesimpulan

Kanker usus merupakan masalah kesehatan serius yang dapat dicegah dengan pola makan sehat dan gaya hidup yang tepat.

Artikel ini membahas makanan yang sebaiknya dihindari untuk mengurangi risiko kanker usus, gejala yang perlu diwaspadai, serta langkah-langkah pencegahan yang efektif.

Apa Itu Kanker Usus?

Kanker usus atau juga dikenal sebagai kanker kolorektal adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di usus besar (kolon) atau rektum.

Kanker ini sering berkembang dari polip, yaitu benjolan kecil yang terbentuk di dinding usus. Jika tidak terdeteksi dan diobati, polip ini bisa berkembang menjadi kanker.

Makanan yang Perlu Dihindari untuk Mencegah Kanker Usus

Berikut adalah beberapa makanan penyebab kanker usus yang harus kamu hindari:

1. Daging merah

Daging sapi mungkin dapat menggoda selera, tetapi itu bisa menjadi hal buruk bagi usus. Pola makan daging merah secara terus-menerus, seperti daging sapi, babi, dan domba, dapat membuat seseorang lebih berpotensi terkena kanker usus.

Hal ini karena terdapat zat penyebab kanker di dalam daging yang dapat terbentuk saat memasaknya dengan suhu tinggi. Sebaiknya, konsumsi daging merah setidaknya kurang dari 500 gram setiap minggu.

2. Daging olahan

Selain daging merah, daging olahan seperti sosis, daging kornet, ham, bacon, dan pepperoni dapat menyebabkan kanker usus. Daging olahan adalah protein hewani yang telah melalui proses pengawetan seperti pengasapan, penggaraman, dan penambahan bahan kimia lainnya.

Mereka yang mengonsumsi daging olahan memiliki peluang lebih besar terkena kanker perut dan usus ketimbang mereka yang jarang mengonsumsinya. Untuk diet antikanker, dokter juga menyarankan untuk tidak mengonsumsi daging olahan.

3. Makanan tinggi gula

Peradangan kronis dapat terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi gula dalam makanan dan minuman. Peradangan inilah yang sebenarnya menjadi penyebab utama kanker usus.

Gula juga bisa membuat seseorang menambah berat badan. Obesitas dan kelebihan berat badan merupakan faktor risiko kanker. Terlepas dari kenyataan bahwa gula mungkin buruk bagi kesehatan, tubuh tetap membutuhkan gula dalam jumlah secukupnya sebagai sumber energi.

4. Minuman beralkohol

Risiko kanker usus besar dapat meningkat sebesar 20 persen jika kamu mengonsumsi dua hingga tiga gelas alkohol setiap hari. Selain itu, penyalahgunaan alkohol dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terkena kanker lain, seperti kanker payudara.

Para peneliti juga menyarankan pria untuk membatasi konsumsi alkohol hingga dua gelas per hari dan wanita satu gelas per hari.

5. Biji olahan

Risiko kanker usus juga dapat meningkat jika kerap mengonsumsi biji olahan. Beberapa produk olahan dari biji-bijian seperti roti putih, sereal, pasta, mie, hidangan yang terbuat dari tepung terigu, nasi putih, dan lain-lain.

Mengkonsumsi terlalu banyak biji olahan juga dapat menyebabkan resistensi insulin dan lonjakan gula darah. Untuk mencegah kanker usus, ganti kebiasaan mengonsumsi biji olahan dengan makanan berserat tinggi utuh, seperti roti gandum dan beras merah.

Gejala Kanker Usus yang Perlu Diwaspadai

Mengenali gejala kanker usus sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit) yang berlangsung lebih dari beberapa hari.
  • Perdarahan rektum atau adanya darah dalam tinja.
  • Nyeri atau kram perut yang terus-menerus.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Kelelahan atau kelemahan.

Faktor Risiko Kanker Usus

Selain pola makan, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus, antara lain:

Diagnosis Kanker Usus

Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merekomendasikan beberapa tes, seperti:

  • Kolonoskopi: Prosedur di mana tabung fleksibel dengan kamera dimasukkan ke dalam usus besar untuk mencari polip atau kanker sehingga dokter mengetahui gambar tumor usus.
  • Sigmoidoskopi fleksibel: Mirip dengan kolonoskopi, tetapi hanya memeriksa bagian bawah usus besar.
  • Tes tinja: Untuk mendeteksi adanya darah dalam tinja.
  • Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pilihan Pengobatan Kanker Usus

Pengobatan kanker usus tergantung pada stadium kanker dan kesehatan pasien secara keseluruhan. Pilihan pengobatan meliputi:

  • Pembedahan: Untuk mengangkat tumor dan jaringan di sekitarnya.
  • Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
  • Radioterapi: Menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
  • Terapi target: Menggunakan obat-obatan yang menargetkan molekul spesifik pada sel kanker.
  • Imunoterapi: Menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.

Pencegahan Kanker Usus yang Efektif

Selain menghindari makanan yang telah disebutkan, ada beberapa langkah pencegahan lain yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko kanker usus:

  • Konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.
  • Rutin berolahraga.
  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Berhenti merokok.
  • Melakukan skrining kanker usus secara teratur, terutama jika kamu memiliki faktor risiko.

Menurut WHO, deteksi dini melalui skrining merupakan kunci keberhasilan pengobatan kanker usus. Konsultasikan dengan dokter mengenai jadwal skrining yang tepat untuk kamu.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, terutama jika kamu memiliki faktor risiko kanker usus. Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan.

Rekomendasi Produk Kesehatan di Halodoc

Untuk mendukung kesehatan usus dan mencegah kanker usus, Halodoc menyediakan berbagai produk kesehatan yang dapat kamu beli, antara lain:

  • Suplemen serat: Membantu meningkatkan asupan serat harian.
  • Probiotik: Meningkatkan kesehatan mikrobiota usus.
  • Vitamin D: Mendukung kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh.

Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen atau produk kesehatan lainnya.

Kesimpulan

Mencegah kanker usus melibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan yang sehat. Dengan menghindari makanan yang dapat meningkatkan risiko kanker usus, rutin berolahraga, dan melakukan skrining secara teratur, kamu dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini.

Jika memiliki kekhawatiran atau gejala yang mencurigakan, kamu dapat dengan mudah berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam melalui aplikasi Halodoc.

Halodoc menyediakan layanan konsultasi online dengan dokter terpercaya, sehingga kamu dapat memperoleh informasi dan penanganan medis yang tepat tanpa harus keluar rumah.

Yuk, temukan juga beragam obat, suplemen, dan produk perawatan kulit lainnya di Toko Kesehatan Halodoc. Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, segera download aplikasi Halodoc melalui Play Store maupun App Store. 

Banner download aplikasi Halodoc
Referensi:
Geisinger. Diakses pada 2025. 3 Foods That May Increase Your Risk of Colon Cancer.
Web MD. Diakses pada 2025. Best and Worst Foods to Prevent Colorectal Cancer.

FAQ

1. Berapa kisaran panjang usus manusia?

Kisaran panjang usus manusia berkisar antara 6 hingga 8,5 meter, yang terdiri atas usus halus sepanjang sekitar 6–7 meter dan usus besar sekitar 1,5 meter.

Usus halus merupakan bagian yang lebih panjang dan sempit dengan fungsi utama menyerap nutrisi, sedangkan usus besar berukuran lebih lebar namun lebih pendek, berperan dalam penyerapan air serta pembentukan feses.