
Halodoc, Jakarta – Pernahkah ibu memperhatikan bagaimana biasanya Si Kecil bereaksi terhadap sesuatu atau saat menghadapi situasi tertentu? Apakah ia lebih cenderung berhati-hati dan pemalu, atau justru tidak takut sama sekali?
Dengan melihat bagaimana ia bersikap terhadap sesuatu atau situasi tertentu, temperamen seorang anak bisa diketahui. Temperamen adalah bagian dari kepribadian seseorang yang sudah dimiliki sejak lahir, seperti ramah, pemalu, atau berani. Memahami temperamen anak sangat penting untuk membantu Si Kecil untuk mengelola emosi dan tingkah lakunya.
Baca juga: Pola Asuh Anak Berdasarkan Jenis Temperamennya
Sifat Temperamen Anak
Tiap anak memiliki caranya sendiri dalam bereaksi atau menghadapi dunia di sekitar mereka. Hal itu merupakan bawaan dari lahir. Temperamen anak memengaruhi caranya dalam menghadapi situasi.
Menurut dokter Alexander Thomas, Stella Chess, dan Herbert G. Birch, ada 9 aspek yang bisa membantu mengidentifikasi temperamen anak:
1.Tingkat Aktivitas
Berdasarkan tingkat aktivitasnya atau seberapa banyak anak bergerak, temperamen anak bisa dibedakan menjadi sangat aktif dan tidak aktif.
- Anak dengan aktivitas tinggi. Anak yang sangat aktif cenderung tidak bisa diam, suka berlarian, dan menyukai permainan dengan banyak gerakan, serta bisa tertekan bila dipaksa untuk duduk dengan tenang dalam waktu yang lama.
- Anak dengan aktivitas rendah. Orangtua perlu memahami bahwa anak dengan tingkat aktivitas ini biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengerjakan sesuatu, seperti berpakaian dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
2.Irama Biologis
Ciri ini melihat temperamen anak dari keteraturannya berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, seperti tidur, makan, dan buang air besar.
- Anak yang sangat teratur. Anak yang teratur terbiasa untuk tidur siang secara teratur, makan dalam porsi yang sama setiap hari, memiliki waktu buang air besar yang kurang lebih sama setiap hari, dan tidak memiliki masalah dalam menuruti jadwal makan atau tidur.
- Anak yang kurang teratur. Anak ini memiliki kebiasaan tidur dan lapar yang bervariasi. Orangtua perlu menerima jadwal tidur dan makan anak yang tidak teratur ini. Anak dengan tipe ini bisa dilatih untuk tidur sepanjang malam bila tidak digendong setiap kali ia menangis. Mereka juga memerlukan waktu yang lama untuk belajar menggunakan toilet sampai ia bisa belajar untuk menyadari sendiri sensasi internal yang menandakan dorongan untuk buang air besar.
3.Pendekatan atau Penarikan
Temperamen anak dilihat dari bagaimana ia menanggapi situasi yang baru atau stimulus lainnya.
- Pendekatan
Anak tipe ini tidak sulit menerima makanan baru atau mainan baru. Ia juga tersenyum pada orang asing dan bisa berbaur ketika pertama kali bergabung dengan kelompok bermain. Anak ini biasanya tidak menyulitkan orangtua atau pengasuhnya, kecuali bila sifat ini digabungkan dengan tingkat aktivitas yang tinggi.
- Penarikan
Anak tipe ini biasanya berhati-hati saat mengeksplorasi sesuatu yang baru. Ketika digendong oleh orang asing atau pertama kali dibawa ke tempat baru, anak ini mungkin menjadi rewel dan menangis.
Orangtua harus bersabar dengan anak dengan penarikan. Memaksa anak untuk bisa langsung bisa menerima sesuatu yang baru dengan positif hanya akan membuatnya tidak nyaman. Jadi, sebaiknya kenalkan sesuatu yang baru secara bertahap padanya.
4.Adaptabilitas
Kondisi ini adalah seberapa cepat atau lambat anak beradaptasi dengan perubahan dalam rutinitas.
- Adaptasi Tinggi
Anak yang cepat beradaptasi bisa dengan mudah menyesuaikan diri ketika pindah ke rumah baru atau mengunjungi tempat yang baru. Anak ini juga juga bisa menerima makanan baru setelah mencobanya beberapa kali dan bisa menyesuaikan dengan perubahan waktu makan dan tidur. Temperamen anak ini biasanya tidak menimbulkan masalah bagi pengasuhnya.
- Adaptasi Rendah
Sebaliknya, anak dengan adaptasi yang rendah membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi terhadap perubahan atau menerima sesuatu yang baru. Anak seperti ini terkadang dikira sebagai anak yang keras kepala atau tidak kooperatif. Padahal anak ini hanya lebih berhati-hati.
Pendekatan untuk menghadapi anak dengan temperamen ini sama dengan anak yang menarik diri, yaitu harus sabat, memberi anak sejumlah eksposur terhadap perubahan dan mendorong ia ketika ia mulai menunjukkan tanda-tanda penyesuaian.
5.Kualitas Mood
Seberapa sering anak ceria dan ramah dibandingkan dengan perilakunya yang rewel dan tidak ramah.
- Mood Positif
Anak dengan mood positif lebih sering tersenyum dan tertawa, serta mudah senang dan terbuka. Ia jarang rewel dan menangis. Temperamen anak seperti ini biasanya membuat orangtua menjadi lebih mudah untuk merawatnya.
- Mood Negatif
Anak yang mood-nya negatif cenderung rewel atau banyak mengeluh, meskipun hanya mengalami sedikit ketidaknyamanan, dan menangis sebelum tidur. Anak ini juga cenderung tidak menunjukkan ekspresi senang, bahkan pada permainan atau acara yang menyenangkan, dan lebih suka menunjukkan ekspresi datar.
Baca juga: Si Kecil Sering Marah, Ini Cara Mengatasinya
6.Intensitas Reaksi
Ini adalah tingkat energi dari cara anak mengekspresikan suasana hati, apakah positif atau negatif.
- Intensitas Rendah
Anak intensitas rendah mengekspresikan rasa senang dan ketidaknyamanan dengan cara yang sederhana. Saat ia bahagia, ia mungkin hanya akan tersenyum dan berkata dengan tenang bahwa ia senang. Saat ia kesal, Si Kecil mungkin akan merengek atau rewel tapi tidak berlebihan.
Sangat mudah bagi orangtua untuk salah menilai atau melewatkan apa yang terjadi dalam diri anak bila ibu menganggap bahwa reaksi ringan dari anak menandakan bahwa ia tidak benar-benar kesal. Ingatlah bahwa di balik ekspresi lembung, terkadang bisa tersimpan emosi yang kuat. Jadi, perhatikan baik-baik ekspresi anak dan tanggapi dengan serius perasaan mereka.
- Intensitas Tinggi
Anak dengan intensitas tinggi mengekspresikan perasaannya dengan sangat baik. Saat bahagia, ia akan tertawa lepas, dan saat kesal, ia akan menangis dengan keras dan membuat ulah. Dalam kasus ini orangtua memiliki tugas sebaliknya, yaitu untuk mengevaluasi secara objektif apakah masalah itu penting atau sepele.
7.Ambang Sensitivitas
Ciri ini melihat temperamen anak dari seberapa sensitif anak terhadap rangsangan yang berpotensi mengiritasi.
- Ambang Rendah
Anak dengan ambang batas rendah mungkin mudah marah ketika ada suara keras, cahaya terang, popok basah atau kotor, atau perubahan suhu yang tiba-tiba. Anak ini mungkin tidak bisa mentolerir kaos kaki yang ketat atau pakaian dengan tekstur kasar. Orangtua harus menyadari dan memperhatikan reaksi tersebut tetapi cobalah untuk tidak mengubahnya.
- Ambang Tinggi
Anak dengan ambang batas yang tinggi tidak akan terganggu oleh jenis rangsangan yang sama seperti anak dengan ambang batas rendah. Hal ini kadang membuat ibu harus memeriksa Si Kecil secara teratur untuk melihat apakah popoknya basah atau kotor untuk menghindari ruam popok. Jika tidak, anak ini mungkin akan mengalami iritasi popok karena ambang batas tinggi tidak membuat anak merasa kesal dan tidak nyaman.
8.Distractibility
Seberapa mudah anak teralihkan dari aktivitas, seperti makan atau bermain, ketika ada stimulus yang tidak terduga, seperti dering telepon atau seseorang memasuki ruangan.
- Distractibility Tinggi
Anak yang sangat mudah terganggu mungkin akan melihat ke arah pintu, bahkan pintu dibuka dengan lembut. Ketika anak sudah mulai bersekolah, temperamen ini mungkin bisa menyulitkannya.
- Distractibility Rendah
Anak yang tidak mudah teralihkan cenderung tetap melakukan suatu aktivitas meskipun ada hal-hal lain yang mengganggu, seperti suara, percakapan, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini memudahkan orangtua pada saat-saat, seperti memberi makan atau berpakaian, karena perhatian penuh anak membuat ia kooperatif. Namun, distractibility yang rendah bisa menimbulkan masalah jika Si Kecil berlari ke arah bahaya dan tidak mudah dialihkan dengan suara panggilan ibu yang ingin mencegahnya.
9.Ketekunan atau Rentang Perhatian
Ini adalah dua sifat yang berkaitan erat. Ketekunan mengacu pada berapa lama anak bertahan dengan aktivitas yang sulit tanpa menyerah, dan rentang perhatian mengacu pada berapa lama anak akan berkonsentrasi.
- Ketekunan Tinggi
Anak yang sangat tekun dengan rentang perhatian yang lama akan terus larut dalam apa yang ia lakukan untuk jangka waktu yang lama. Orangtua perlu memperingatkan anak sebelumnya bila ia hanya memiliki waktu yang terbatas bila ingin melakukan aktivitas tersebut.
- Ketekunan Rendah
Anak dengan ketekunan yang rendah dan rentang perhatian yang pendek tidak akan terpaku pada suatu tugas yang sulit. Bila menemui kesulitan, ia akan mudah menyerah. Pada masa awal, anak tipe ini hanya akan menimbulkan sedikit masalah bagi pengasuhnya. Namun, ketika ia sudah bersekolah, rentang perhatian yang singkat dan ketekunan yang rendah bisa membuat pembelajaran di rumah menjadi sulit.
Baca juga: Bukan Bodoh, Ibu Perlu Tahu Cara Tingkatkan Konsentrasi Anak
Itulah sifat temperamen anak yang perlu diketahui orangtua. Bila ibu memiliki masalah dalam menghadapi temperamen anak, coba bicarakan saja pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Download aplikasinya sekarang juga di App Store dan Google Play.