Serba Serbi Vaksin Flu Sebelum Suntik Vaksin Corona

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   23 Desember 2020
Serba Serbi Vaksin Flu Sebelum Suntik Vaksin CoronaSerba Serbi Vaksin Flu Sebelum Suntik Vaksin Corona

Halodoc, Jakarta - Vaksin corona belum bisa disuntikkan secara merata ke seluruh masyarakat. Meski sudah tersedia, pemberian vaksin akan diprioritaskan untuk kelompok rentan, seperti lansia dan petugas medis. Untuk itu, kamu tetap harus menjaga diri dan mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, hingga waktunya vaksinasi nanti. 

Selain mematuhi protokol kesehatan, upaya pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah mendapatkan vaksin flu. Meski tidak bisa mencegah COVID-19, vaksin flu dapat mencegah gejala yang parah jika terinfeksi virus corona. Berikut ini serba serbi vaksin flu yang penting untuk disimak.

Baca juga: Inilah Alasan Flu Biasa Bisa Sebabkan Pneumonia

Apakah Vaksin Flu Aman?

Vaksin flu memiliki catatan keamanan yang baik. Melansir laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ratusan juta orang Amerika telah dengan aman menerima vaksin flu selama 50 tahun terakhir, dan ada penelitian ekstensif yang mendukung keamanan vaksin flu.

Vaksin flu adalah cara pertama dan terbaik untuk mengurangi kemungkinan terkena flu dan menyebarkannya ke orang lain. CDC merekomendasikan bahwa setiap orang yang berusia 6 bulan ke atas menerima vaksin flu setiap tahunnya.

Baca juga: Masih Masa Pertumbuhan, Mengapa Anak Sering Flu dan Batuk?

Bisakah Tertular Flu dari Vaksin Flu?

Jawabannya, tidak. Vaksin flu mengandung virus yang tidak aktif, yang berarti virus tidak lagi menular, atau partikel yang dirancang agar terlihat seperti virus flu bagi sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, vaksin flu semprot hidung memang mengandung virus hidup, tetapi virus sudah dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan flu.

Apakah Vaksin Flu Menyebabkan Efek Samping?

Seperti produk medis lainnya, vaksin flu dapat menyebabkan efek samping. Efek samping vaksin flu umumnya ringan dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Efek samping yang umum dari vaksin flu suntik meliputi nyeri, kemerahan, dan/atau bengkak di area suntikan, sakit kepala, demam, mual, dan nyeri otot.

Beberapa penelitian telah menemukan kemungkinan hubungan kecil antara vaksin flu suntik dengan sindrom Guillain-Barré atau Guillain-Barré syndrome (GBS). Secara keseluruhan, studi ini memperkirakan risiko GBS setelah vaksinasi kurang dari 1 atau 2 kasus GBS per satu juta orang yang divaksinasi.

Baca juga: Sakit Flu Tak Kunjung Sembuh, Perlukah ke Dokter Spesialis?

Penelitian lain belum menemukan hubungan apa pun. GBS juga jarang, terjadi setelah sakit flu. Meskipun GBS setelah penyakit flu jarang terjadi, GBS lebih umum terjadi setelah penyakit flu daripada setelah vaksinasi flu. GBS belum dikaitkan dengan vaksin semprotan hidung.

Adakah Orang yang Tidak Boleh Menerima Vaksin Flu?

CDC merekomendasikan setiap orang yang berusia 6 bulan ke atas harus menerima vaksinasi flu tahunan dengan pengecualian yang jarang terjadi. Orang-orang yang tidak boleh mendapatkan vaksinasi flu, yaitu:

  • Bayi di bawah 6 bulan.
  • Orang dengan alergi parah yang mengancam jiwa terhadap vaksin flu atau bahan apa pun dalam vaksin.

Sementara itu, orang yang harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mendapatkan vaksinasi flu adalah:

  • Pernah mengalami alergi terhadap bahan apapun dalam vaksin.
  • Pernah mengidap sindrom Guillain-Barré (GBS) .
  • Sedang tidak enak badan.

Haruskah Ibu Hamil Menerima Vaksin Flu?

Jawabannya, iya. Ibu hamil harus mendapatkan vaksinasi flu untuk melindungi diri dan janin dalam kandungan yang sedang berkembang. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang keamanan vaksin flu selama kehamilan, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter, ya. 

Referensi:
CDC. Diakses pada 2020. Flu Vaccine Safety Information.
U.S. Department of Health and Human Services. Diakses pada 2020. Vaccines. Flu (Influenza)
WebMD. Diakses pada 2020. Flu Shot: The Vaccine and Its Side Effects.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan