Sering Konsumsi Makanan Instan, Risiko Kanker Meningkat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 Februari 2019
Sering Konsumsi Makanan Instan, Risiko Kanker MeningkatSering Konsumsi Makanan Instan, Risiko Kanker Meningkat

Halodoc, Jakarta - Memasuki akhir bulan banyak orang yang biasanya mulai berhemat. Jika pada hari-hari biasa mereka masih peduli asupan gizi yang harus dipenuhi seperti sayuran, daging, dan buah-buahan, tetapi saat memasuki tanggal tua biasanya hal ini bukan lagi jadi prioritas. Tidak jarang, para mahasiswa rantau dan mereka yang berpenghasilan pas-pasan lebih mengutamakan makanan yang mengenyangkan dengan harga yang murah.

Salah satu alternatifnya adalah makan mie instan. Hanya dengan merebus dan menambahkan air panas sebagai kuah, kamu sudah terbebas dari rasa lapar. Namun, kini banyak ahli gizi yang mengatakan keseringan makan mie instan dapat merusak kesehatan, salah satunya memicu kanker atau radang usus buntu. Benarkah hal yang demikian ini?

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Mie Instan?

 

Efek Makan Makanan Instan

Faktanya, ada satu alasan utama orang berpikir keseringan makan mie instan berdampak buruk bagi kesehatan. Penyebabnya, di dalam mie instan terkandung monosodium glutamat (MSG) atau penambah rasa yang biasa ditemukan pada makanan olahan di Asia.

Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengatakan MSG aman untuk dikonsumsi. Meskipun MSG menyebabkan efek aditif, namun MSG adalah bahan alami yang juga bisa ditemukan dalam keju dan tomat.

Jadi, dari mana asal mula mitos kanker itu? Seperti yang ditulis VICE, Della Rachmadia Annur, seorang ahli gizi di Rumah Sakit Anak dan Wanita Prawijaya mengatakan keseringan makan mie instan menjadi penyebab kanker bukan bersumber dari kandungan MSG, melainkan dari bahan pengawet yang terkandung di dalamnya.

Bahan pengawet ini sebetulnya tidak hanya terdapat dalam mie instan saja, kita bisa menemukannya pada makanan instan lain seperti daging kornet dan nugget ayam. Mie instan dan bumbu penyedap mengandung pengawet, artinya keseringan makan mie instan mengarah pada gangguan kesehatan.

Penyebab kanker disinyalir datang dari zat karsinogen yang terdapat di dalam mie instan. Sel normal dapat berubah menjadi sel kanker setelah bersentuhan dengan makanan yang mengandung karsinogenik, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Zat karsinogen ini meningkatkan kemungkinan berkembangkan kanker di saluran pencernaan hingga usus. Mie instan terbukti berbahaya bagi orang yang sudah mengidap diabetes atau yang memiliki tekanan darah tinggi.

Bahaya terlalu sering makan mie instan adalah merusak kesehatan dengan cara menaikkan tekanan darah tinggi, menaikkan gula darah, dan kadar kolesterol. Hal ini berlaku juga untuk semua makanan yang tinggi sodium dan lemak jenuh.

Jadi, kebutuhan akan protein, karbohidrat, lemak dan semua nutrisi penting lainnya tidak mampu dipenuhi hanya melalui mie instan, kamu wajib memenuhi asupan gizi dengan mengonsumsi makanan jenis lain.

Selain itu, dari beberapa penelitian menunjukkan cara memasak mie instan dengan suhu tinggi dan cepat, lebih meningkatkan faktor resiko terkena kanker.

Mie instan terbukti membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna daripada sumber karbohidrat lain, seperti nasi dan kentang. Jadi saat kamu merasa kenyang atau kembung setelah makan mie instan, itu karena sistem pencernaan kamu bekerja keras untuk mencernanya. Efek terburuk dari keseringan makan mie instan adalah semua karbohidrat dari mie instan menyebabkan penumpukan gula dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko serangan diabetes.

Baca Juga: Mana yang Lebih Bikin Gemuk: Mie Instan atau Nasi?

Kini kamu akhirnya paham bahwa makanan berpengawet adalah penyebab kanker yang pasti. Yuk, mulai kurangi konsumsi mie instan dan makanan cepat saji lain yang mengandung pengawet. Kalau kamu ingin mengetahui lebih lanjut soal makanan tertentu dan kandungan nutrisi di dalamnya, tanyakan saja ke dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui Chat dan Voice/Video Call untuk meminta saran kesehatan dan rekomendasi obat. Ayo, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan