Seseorang Bisa Mengidap Skizofrenia Bila Mengalami Hal-Hal Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Desember 2018
Seseorang Bisa Mengidap Skizofrenia Bila Mengalami Hal-Hal IniSeseorang Bisa Mengidap Skizofrenia Bila Mengalami Hal-Hal Ini

Halodoc, Jakarta – Skizofrenia adalah gangguan yang sering membuat seseorang sulit untuk membedakan antara apa yang nyata dan tidak nyata, tidak bisa berpikir jernih, mengelola emosi, dan berinteraksi dengan orang lain.

Skizofrenia bisa dikelola dengan mengenali tanda dan gejala. Kemudian, mencari bantuan tanpa penundaan. Dengan bantuan diri, perawatan, dan dukungan yang tepat, maka pengidapnya dapat belajar mengelola gangguan dan menjalani kehidupan yang normal.

Pada beberapa orang, skizofrenia muncul tiba-tiba dan tanpa peringatan. Namun untuk sebagian lagi, datang secara perlahan tanpa peringatan. Seringkali, teman atau anggota keluarga akan tahu sejak awal bahwa ada sesuatu yang salah dengan pengidapnya, tapi tanpa tahu persis apa.

Pada fase awal skizofrenia ini, seseorang akan tampak eksentrik, tidak termotivasi, tanpa emosi, dan tertutup terhadap orang lain. Mengisolasi diri sendiri, mulai mengabaikan penampilan, mengatakan hal-hal aneh, dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap kehidupan. Sangat mungkin bila pengidapnya akan meninggalkan hobi dan kegiatan.

Makanya, jangan heran kalau kinerja pengidapnya akan memburuk.  Berikut adalah gejala awal yang perlu diwaspadai kalau seseorang mengidap skizofrenia, seperti:

  1. Depresi, dan penarikan sosial

  2. Serba curiga dan sering memberikan reaksi ekstrem terhadap kritik

  3. Memburuknya kebersihan pribadi

  4. Tatapan datar tanpa ekspresi

  5. Ketidakmampuan untuk menangis atau mengungkapkan kegembiraan secara wajar

  6. Tidur berlebihan atau bahkan insomnia.

  7. Pelupa dan tidak bisa berkonsentrasi

  8. Sering mengeluarkan pernyataan aneh dan tidak rasional maupun penggunaan kata-kata atau cara berbicara yang aneh

Ada lima jenis gejala karakteristik utama pada skizofrenia  yaitu delusi, halusinasi, bicara tidak teratur, perilaku tidak terorganisir, dan apa yang disebut gejala "negatif". Namun, gejala skizofrenia bervariasi secara dramatis dari orang ke orang, baik dalam pola maupun tingkat keparahan. Tidak semua orang dengan skizofrenia akan memiliki semua gejala, dan gejala skizofrenia juga dapat berubah seiring waktu. Namun umumnya, 90 persen pengidap skizofrenia kerap mengalami delusi.

Seringkali, delusi ini melibatkan ide atau fantasi yang tidak logis atau aneh di mana pengidapnya merasa ada orang yang mau berbuat jahat kepadanya. Rencana ini kerap mengada-ngada, seperti orang dari planet lain yang datang mau menculiknya atau konspirasi yang mencelakakan, dan lain-lain.

Halusinasi juga menjadi gejala pengidap skizofrenia, seperti ada suara atau sensasi yang muncul dalam pikiran. Bisa jadi pengidapnya salah menafsirkan pembicaraan diri sendiri berasal dari sumber luar.

Strategi pengobatan yang paling efektif untuk skizofrenia melibatkan kombinasi pengobatan, terapi, perubahan gaya hidup, dan dukungan sosial. Skizofrenia membutuhkan pengobatan jangka panjang. Kebanyakan orang dengan skizofrenia perlu melanjutkan perawatan, bahkan ketika mereka merasa lebih baik untuk mencegah episode baru dan bebas gejala. Perawatan dapat berubah dari waktu ke waktu, sehingga dokter mungkin dapat menurunkan dosis atau mengubah obat karena gejala membaik.

Obat untuk skizofrenia bekerja dengan mengurangi gejala psikotik, seperti halusinasi, delusi, paranoia, dan pemikiran yang tidak teratur. Namun, obat ini kurang bermanfaat untuk mengobati gejala, seperti penarikan sosial, kurangnya motivasi, dan ekspresi emosional.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai skizofrenia serta langkah-langkah penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan