Advertisement

Sleepwalking: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   19 Agustus 2025

Sleepwalking atau tidur berjalan adalah gangguan tidur yang ditandai dengan aktivitas fisik saat tidur, dan dapat diatasi dengan mengenali penyebabnya.

Sleepwalking: Penyebab, Gejala, dan Cara MengatasinyaSleepwalking: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Sleepwalking (Tidur Berjalan)?
  2. Gejala Sleepwalking yang Perlu Diwaspadai
  3. Penyebab Sleepwalking: Faktor Risiko yang Memengaruhi
  4. Diagnosis Sleepwalking, Kapan Harus ke Dokter?
  5. Pengobatan Sleepwalking
  6. Pencegahan Sleepwalking
  7. Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
  8. Komplikasi Sleepwalking yang Mungkin Terjadi
  9. Sleepwalking pada Anak-Anak: Perhatian Khusus
  10. Kesimpulan

Sleepwalking atau somnambulisme adalah gangguan tidur yang membuat seseorang berjalan atau melakukan aktivitas lain saat tertidur.

Kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak, tetapi bisa juga dialami oleh orang dewasa. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai sleepwalking, mulai dari penyebab hingga cara mengatasinya.

Apa Itu Sleepwalking (Tidur Berjalan)?

Sleepwalking atau yang juga dikenal sebagai somnambulisme adalah kondisi di mana seseorang melakukan aktivitas kompleks saat tidur. Aktivitas ini bisa berupa berjalan, berbicara, atau bahkan melakukan pekerjaan rumah tangga.

Menurut American Academy of Sleep Medicine, sleepwalking terjadi selama fase tidur dalam (NREM) dan biasanya berlangsung beberapa menit hingga setengah jam.

Kondisi ini umumnya tidak disadari oleh penderitanya dan sering kali sulit dibangunkan saat kejadian berlangsung.

Meskipun lebih sering terjadi pada anak-anak, sleepwalking juga dapat dialami orang dewasa dan bisa dipicu oleh berbagai faktor seperti stres, kurang tidur, demam, atau konsumsi obat-obatan tertentu.

Gejala Sleepwalking yang Perlu Diwaspadai

Gejala sleepwalking bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Berjalan saat tidur.
  • Duduk di tempat tidur dan terlihat bingung.
  • Melakukan aktivitas rutin seperti berpakaian atau makan.
  • Sulit dibangunkan saat sleepwalking.
  • Tidak ingat kejadian saat sleepwalking.
  • Mata terbuka saat tidur, tetapi tatapan kosong.

Selain sleepwalking, ini 5 Gangguan yang Bisa Terjadi saat Tidur.

Penyebab Sleepwalking: Faktor Risiko yang Memengaruhi

Penyebab pasti sleepwalking belum diketahui sepenuhnya, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini:

  • Kurang tidur: Jadwal tidur yang tidak teratur atau kurang tidur dapat memicu sleepwalking.
  • Stres: Tingkat stres yang tinggi dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan sleepwalking.
  • Demam: Pada anak-anak, demam dapat memicu episode sleepwalking.
  • Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti obat tidur atau obat penenang, dapat meningkatkan risiko sleepwalking.
  • Kondisi medis: Kondisi seperti sindrom kaki gelisah (restless legs syndrome) atau gangguan kejang juga dapat memicu sleepwalking.
  • Genetik: Riwayat keluarga dengan sleepwalking meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.

Faktanya,  Bukan Diganggu Makhluk Halus, Ini Penyebab Gangguan Tidur Berjalan.

Diagnosis Sleepwalking, Kapan Harus ke Dokter?

Diagnosis sleepwalking biasanya dilakukan berdasarkan riwayat medis dan observasi perilaku tidur.

Dokter mungkin merekomendasikan studi tidur (polisomnografi) untuk mengevaluasi pola tidur dan mengidentifikasi gangguan tidur lainnya.

Konsultasi dengan psikiater diperlukan jika sleepwalking terjadi secara teratur, menyebabkan cedera, atau mengganggu kualitas tidur.

Pengobatan Sleepwalking

Pengobatan sleepwalking bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan mencegah cedera. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Perbaikan tidur: Menjaga jadwal tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari alkohol serta kafein sebelum tidur.
  • Hipnosis: Terapi hipnosis dapat membantu mengendalikan perilaku sleepwalking.
  • Obat-obatan: Dalam kasus yang parah, dokter mungkin meresepkan obat-obatan seperti benzodiazepin atau antidepresan untuk mengurangi episode sleepwalking.

Pencegahan Sleepwalking

Selain pengobatan, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko sleepwalking:

  • Ciptakan lingkungan tidur yang aman: Singkirkan benda-benda berbahaya dari sekitar tempat tidur dan kunci pintu serta jendela.
  • Kurangi stres: Latihan relaksasi, yoga, atau meditasi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur.
  • Hindari alkohol dan kafein: Konsumsi alkohol dan kafein sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur dan memicu sleepwalking.

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?

Sebaiknya mencari pertolongan medis jika kamu mengalami kondisi berikut:

  • Sleepwalking terjadi secara teratur dan mengganggu kualitas tidur.
  • Sleepwalking menyebabkan cedera pada diri sendiri atau orang lain.
  • Sleepwalking disertai dengan gejala lain seperti kejang atau gangguan pernapasan saat tidur.
  • Sleepwalking mengganggu aktivitas sehari-hari.

Selain sleepwalking, insomnia juga jadi salah satu gangguan tidur yang perlu diwaspadai. Jika kamu mengalaminya, kamu bisa cari tahu Rekomendasi Obat Tidur yang Aman dan Ampuh untuk Mengatasi Insomnia.

Komplikasi Sleepwalking yang Mungkin Terjadi

Sleepwalking dapat menyebabkan beberapa komplikasi, terutama jika tidak ditangani dengan baik:

  • Cedera: Risiko jatuh, menabrak benda, atau melakukan aktivitas berbahaya saat sleepwalking.
  • Gangguan tidur: Sleepwalking dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan kelelahan di siang hari.
  • Masalah psikologis: Beberapa orang mungkin merasa malu atau cemas akibat sleepwalking.

Sleepwalking pada Anak-Anak butuh Perhatian Khusus

Sleepwalking lebih umum terjadi pada anak-anak. Biasanya, kondisi ini akan membaik seiring bertambahnya usia.

Namun, penting untuk menciptakan lingkungan tidur yang aman dan mengawasi anak saat tidur.

Jika sleepwalking pada anak-anak sering terjadi atau menyebabkan masalah, segera konsultasikan dengan psikiater atau dokter spesialis anak di Halodoc.

Kesimpulan

Sleepwalking adalah gangguan tidur yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasinya, kita dapat mengurangi risiko dan mencegah komplikasi.

Jika kamu atau orang terdekat mengalami sleepwalking, jangan ragu untuk mencari pertolongan medis.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc. Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2025. What are sleepwalking symptoms?Sleep Disorders and Treatment for Sleepwalking.
MayoClinic. Diakses pada 2025. Sleepwalking

FAQ

1. Siapa yang paling sering mengalami sleepwalking?

Sleepwalking jauh lebih umum terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Sebagian besar anak akan berhenti mengalaminya seiring bertambahnya usia, biasanya saat memasuki masa remaja.

2. Apakah orang yang tidur berjalan bisa mengingat kejadiannya?

Umumnya hampir selalu tidak. Karena episode ini terjadi pada tahap tidur lelap, otak tidak membentuk ingatan. Keesokan paginya, mereka tidak akan ingat apa pun tentang apa yang mereka lakukan saat tidur berjalan.

3. Apakah sleepwalking berhubungan dengan mimpi?

Tidak. Mimpi yang jelas dan bisa kita ingat biasanya terjadi pada tahap tidur REM (Rapid Eye Movement). Pada tahap ini, otot-otot tubuh biasanya lumpuh sementara (atonia) untuk mencegah kita melakukan gerakan sesuai mimpi. Sebaliknya, sleepwalking terjadi pada tahap tidur lelap NREM, di mana kelumpuhan otot tidak terjadi.