Tak Selalu Karena Nyamuk, Ini 5 Faktor Penyebab DBD yang Harus Diwaspadai

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Oktober 2024

“Nyamuk ternyata bukan menjadi satu-satunya faktor penyebab dari demam berdarah dengue.”

Tak Selalu Karena Nyamuk, Ini 5 Faktor Penyebab DBD yang Harus DiwaspadaiTak Selalu Karena Nyamuk, Ini 5 Faktor Penyebab DBD yang Harus Diwaspadai

DAFTAR ISI: 


Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini umumnya terjadi daerah tropis dan subtropis, di mana iklim tersebut merupakan kondisi lingkungan yang mendukung habitat nyamuk dbd berkembang biak 

Dengan meningkatnya perubahan iklim  terutama di masa pancaroba, urbanisasi, dan mobilitas penduduk, kasus DBD semakin meningkat dan menimbulkan tantangan serius bagi kesehatan masyarakat Indonesia. 

Nah, kira-kira apa saja faktor penyebab DBD selain nyamuk yang harus diwaspadai? Berikut ulasannya!

Nyamuk Penyebab DBD

Nyamuk yang menjadi penyebab demam berdarah dengue (DBD) adalah spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua spesies nyamuk ini dikenal sebagai vektor utama yang menginfeksi manusia dengan virus dengue melalui gigitannya. 

Ciri-ciri nyamuk: 

  • Aedes aegypti: Memiliki ciri khas belang-belang putih pada kaki dan garis putih di bagian atas kepala. Nyamuk ini lebih aktif menggigit di siang hari, terutama pada pagi dan sore hari. 
  • Aedes albopictus: Dikenal sebagai nyamuk harimau Asia. Nyamuk ini memiliki pola belang putih yang serupa dengan Aedes aegypti tetapi sedikit berbeda. Nyamuk ini dapat menggigit kapan saja sepanjang hari dan lebih tahan terhadap lingkungan yang dingin. 

Proses penularan: 

  • Ketika nyamuk DBD yang terinfeksi menggigit manusia, virus dengue akan masuk ke tubuh melalui aliran darah.
  • Masa inkubasi virus dalam tubuh manusia biasanya berlangsung antara 4 hingga 10 hari dan infeksi dapat menyebabkan gejala DBD mulai dari yang ringan hingga berat. 

Lingkungan dan Kebiasaan: 

  • Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat air menggenang, seperti dalam wadah yang menyimpan air, pot tanaman, ban bekas, atau jerigen air.
  • Untuk mencegah penyebaran DBD, penting untuk mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan, menutup wadah air, dan menggunakan obat nyamuk atau kelambu saat tidur. 

Waspada DBD, Jangan Biarkan Air Menggenang.

Faktor Penyebab DBD Selain Nyamuk

Nyamuk memang merupakan penyebab utama penyebaran virus aedes penyebab DBD. Namun, terdapat berbagai faktor lain yang juga dapat berkontribusi terhadap peningkatkan penyakit DBD. Berikut adalah faktor penyebab DBD selain nyamuk yang penting untuk diketahui: 

1. Perubahan iklim

Perubahan suhu dan curah hujan dapat mempengaruhi populasi nyamuk. Cuaca yang lebih hangat dan lembab dapat meningkatkan reproduksi nyamuk dan memperpanjang musim penyebaran penyakit. Perubahan iklim seperti pancaroba di Indonesia dapat menyebabkan nyamuk menyebar ke daerah-daerah. 

2. Mobilitas manusia

Peningkatan mobilitas penduduk, baik karena migrasi maupun perjalanan mungkin menyebarkan virus dengue ke daerah baru. Orang yang mengalami infeksi dapat membawa virus dengue ke satu tempat ke tempat yang lain dan mempercepat penyebaran penyakit. 

3. Lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk aedes

Faktor penyebab DBD selain nyamuk adalah lingkungan.Pastikan bahwa kamu memperhatikan genangan air yang tertampung di tempat-tempat seperti ember, jerigen air, kolam, atau wadah lainnya yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk aedes untuk bertelur. Lingkungan yang tidak bersih juga bisa menciptakan habitat nyamuk. 

4. Kebiasaan yang tidak higienis

Kebiasaan yang kurang menjaga kebersihan seperti membuang sampah sembarangan, dan tidak membersihkan lingkungan dapat menciptakan tempat ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. 

5.  Siklus musiman

Faktor penyebab DBD selain nyamuk lainnya adalah siklus musiman. DBD sering kali terjadi dengan pola musiman. Biasanya kasus DBD akan meningkat ketika musim hujan ketika jumlah genangan air meningkat, sehingga mendukung perkembangbiakan nyamuk. 

Berbagai Gejala DBD yang Perlu Diketahui

Gejala DBD dapat bervariasi dan umumnya muncul 4 hingga 10 hari setelah tubuh terpapar virus dengue. Berikut beberapa gejala DBD yang perlu diwaspadai:

  • Demam tinggi. Biasanya mencapai 39-40 derajat Celcius. 
  • Nyeri otot dan sendi. Pada gejala DBD, kondisi ini sering disebut sebagai “breakbone fever” karena menimbulkan rasa sakit yang hebat. 
  • Nyeri kepala. Biasanya rasa sakit yang timbul di kepala terasa hebat dan menyakitkan terutama di belakang mata. 
  • Ruam. Ruam kulit biasanya muncul beberapa hari setelah demam mulai. 
  • Pendarahan. Pendarahan yang muncul sebagai gejala DBD biasanya berupa pendarahan hidung, gusi, atau munculnya bintik-bintik merah di kulit.
  • Bintik-bintik merah. Ciri-ciri DBD juga bisa dilihat dari bintik merah DBD yang biasanya muncul 2-5 hari setelah demam. Bintik ini terasa gatal dan cenderung memiliki tonjolan. 
  • Kelelahan dan mual. Ciri-ciri DBD lainnya adalah gejala rasa lelah yang ekstrem disertai dengan mual dan muntah. 

Jika kamu atau kerabat terdekat mengalami keadaan di atas, bisa jadi itu merupakan ciri-ciri DBD. Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

Gunakan obat untuk membantu mengatasi gejala DBD dan mempercepat proses pemulihan. Ini Daftar Obat DBD Paling Ampuh yang Ada di Apotek. 

Cara Menangani Demam Berdarah Dengue

DBD harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang bisa berakibat fatal.. Berikut cara-cara yang dapat dilakukan untuk menangani DBD:

1. Pengobatan simptomatik

Gunakan obat analgesik seperti parasetamol untuk meredakan demam dan nyeri pada gejala DBD. Hindari penggunaan aspirin dan obat NSAIDs seperti ibuprofen karena dapat meningkatkan risiko pendarahan. 

2. Pastikan hidrasi yang cukup

Penderita DBD perlu mendapatkan cukup cairan untuk mencegah dehidrasi, terutama jika mengalami mual, muntah, dan diare. Cairan dapat diberikan melalui oral atau infus, tergantung pada tingkat keparahan.

3. Perawatan rumah sakit untuk kasus berat

Pada kasus DBD berat, pasien perlu perawatan rumah sakit untuk manajemen yang lebih intensif, termasuk transfusi darah jika sewaktu-waktu terjadi pendarahan berat. 

Selain cara-cara di atas, Kenali juga 3 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah DBD.

Apa Kata Studi terkait Demam Berdarah Dengue?

Salah satunya adalah pemenuhan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Penelitian menemukan bahwa asupuan cairan yang tepat sangat penting untuk pasien.

Kesimpulan 

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2024. Dengue.
Environmental Health Perspective. Diakses pada 2024. Climate Change and Human Health: Impacts, Adaptation, and Mitigation. 
Journal of Public Health. Diakses pada 2024. Community Behavior and its Effect on Dengue Fever Transmission. 
Journal of Infectious Disease and Treatment. Diakses pada 2024. Management of Dengue Fever: A Review.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2024. Gejala Demam Berdarah Dengue.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2024. Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue.
Tropical Medicine & International Health. Diakses pada 2024. Forecasting dengue incidence using temperature rainfall. 
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2024. Dengue and Severe Dengue.