Tanda Remaja Perempuan Mengalami Amenorrhea
Amenorrhea perlu diwaspadai karena bisa menandakan masalah kesehatan serius.

DAFTAR ISI
- Jenis-Jenis Amenorrhea
- Gejala Amenorrhea
- Pilihan Pengobatan Amenorrhea
- Komplikasi Amenorrhea yang Mungkin Terjadi
- Upaya Mencegah Amenorrhea
Setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang beragam. Normalnya, satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hingga 35 hari. Akan tetapi, wanita bisa memiliki siklus yang lebih singkat atau justru lebih panjang.
Ada pula, kondisi ketika seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama tiga siklus atau bahkan lebih secara berurutan, yang dikenal dengan istilah amenorrhea.
Sebenarnya, wanita bisa mengalami kondisi tidak menstruasi karena tiga hal, yaitu sedang hamil, menyusui, atau memasuki masa menopause.
Selain tidak mengalami menstruasi selama tiga siklus berurutan, seorang remaja wanita yang tidak kunjung menstruasi, hingga usianya menginjak 15 tahun juga bisa disebut mengalami amenorrhea.
Jenis-Jenis Amenorrhea
Nah, amenorrhea sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder:
1. Amenorrhea Primer
Amenorrhea primer terjadi ketika seorang wanita tak kunjung mendapatkan siklus menstruasinya, meski ia sudah berusia 15 atau 16 tahun.
Biasanya, kondisi ini disebut dengan menstruasi terlambat atau delayed menarche. Memang, amenorrhea primer sering kali terjadi karena pubertas yang terlambat.
Nah, amenorrhea primer biasanya terjadi oleh remaja wanita yang mengalami beberapa kondisi berikut ini:
- Memiliki tubuh atletis atau sangat kurus. Pada kondisi ini, tubuh tidak mengalami kenaikan lemak tubuh yang dikaitkan dengan kondisi pubertas secara normal. Padahal, bertambahnya lemak tubuh inilah yang memicu munculnya menstruasi pertama kali pada wanita.
- Adanya kelainan pada sistem atau organ reproduksi. Kondisi ini terjadi selama perkembangan janin dan bisa mengakibatkan seorang wanita lahir dengan organ reproduksi yang tidak lengkap, seperti leher rahim, rahim, atau bahkan Miss V. Inilah yang menyebabkan remaja wanita tidak bisa mengalami menstruasi.
- Adanya kelainan genetik. Faktor keturunan atau terjadinya cacat genetik bisa berdampak pada fungsi indung telur, sehingga siklus menstruasi menjadi tidak lancar. Contohnya, sindrom Turner dan sindrom insensitivitas androgen.
2. Amenorrhea Sekunder
Sementara itu, amenorrhea sekunder terjadi ketika siklus menstruasi tidak lagi terjadi setelah mengalami menstruasi pertama.
Seorang wanita dikatakan mengalami amenorrhea sekunder jika tidak mengalami menstruasi setidaknya selama 90 hari. Adapun penyebab amenorrhea sekunder termasuk:
- Penggunaan alat kontrasepsi yang memang bisa berdampak pada menstruasi tidak teratur.
- Konsumsi obat-obatan, obat jenis antipsikotik, alergi, tekanan darah, antidepresan, dan obat kemoterapi biasanya memicu terjadinya amenorrhea sekunder.
- Menjalani prosedur medis tertentu, seperti bedah pengangkatan rahim atau histerektomi.
- Gaya hidup yang tidak tepat, seperti kehilangan berat badan yang signifikan dan singkat, berolahraga berlebihan, hormon yang tidak seimbang, hingga mengalami stres secara fisik maupun emosional.
Gejala Amenorrhea
Periode menstruasi yang tidak terjadi menjadi tanda utama terjadinya amenorrhea. Meski begitu, ada beberapa gejala lain yang mungkin terjadi bergantung pada penyebabnya, termasuk:
- Mengalami kerontokan rambut;
- Sakit kepala;
- Nyeri pada panggul;
- Keluar cairan dengan warna putih seperti susu dari puting payudara;
- Munculnya jerawat;
- Pertambahan berat badan;
- Tumbuhnya rambut halus yang berlebihan pada area wajah;
- Perubahan ukuran payudara.
Jadi, jangan anggap remeh ketika kamu memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi selama beberapa siklus, karena ini menandakan adanya masalah pada tubuhmu.
Kenali tandanya dan segera lakukan pengobatan guna mengurangi komplikasi yang mungkin terjadi. Siklus Menstruasi Tidak Teratur? Saatnya Konsultasi ke Dokter Ini untuk tahu penanganan yang tepat.
Pilihan Pengobatan Amenorrhea
Pengobatan amenorrhea tergantung pada penyebabnya. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin dilakukan antara lain:
- Terapi Hormon: Pemberian hormon estrogen dan progesteron untuk mengatur siklus menstruasi.
- Perubahan Gaya Hidup: Menjaga berat badan ideal, mengurangi stres, dan menghindari olahraga berlebihan.
- Pengobatan Medis: Jika amenorrhea disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, seperti kista ovarium atau gangguan tiroid, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai.
- Pembedahan: Dalam kasus yang jarang terjadi, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah pada organ reproduksi.
Penanganan amenorrhea harus disesuaikan dengan kondisi individu dan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Komplikasi Amenorrhea yang Mungkin Terjadi
Amenorrhea yang tidak diobati dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
- Infertilitas: Amenorrhea dapat menyebabkan kesulitan untuk hamil.
- Osteoporosis: Kekurangan hormon estrogen dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Masalah Kardiovaskular: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa amenorrhea dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
- Masalah Psikologis: Amenorrhea dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
Simak juga informasi lain mengenai Gangguan Menstruasi – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya agar kamu lebih waspada dengan kondisi ini.
Upaya Mencegah Amenorrhea
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah amenorrhea antara lain:
- Menjaga berat badan ideal.
- Mengelola stres dengan baik.
- Melakukan olahraga secara teratur, tetapi tidak berlebihan.
- Menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang.
- Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Pahami lebih dalam mengenai Amenorrhea – Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya berikut ini selengkapnya.
Itulah penjelasan seputar amenorrhea yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis obgyn di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



