Vaksin Corona Sebabkan Pembekuan Darah, Ini Penjelasannya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 Maret 2021
Vaksin Corona Sebabkan Pembekuan Darah, Ini PenjelasannyaVaksin Corona Sebabkan Pembekuan Darah, Ini Penjelasannya

Halodoc, Jakarta - Vaksin virus corona buatan Astra Zeneca disebut dapat memicu gangguan pembekuan darah. Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan investigasi terhadap kasus yang terjadi, dan mengatakan tidak ada keterkaitan antara pembekuan darah dengan prosedur vaksinasi. Bagaimana vaksinasi dapat memicu adanya gangguan pembekuan darah? Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes Soal Antibodi Usai Vaksin Hanya 65 Persen

Vaksin AstraZeneca Sebabkan Gangguan Pembekuan Darah

Vaksin virus corona buatan AstraZeneca disebut dapat memicu gangguan pembekuan darah. Saat hal tersebut ditemukan, Pemerintah Jerman yang diwakilkan oleh Menteri Kesehatan memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin tersebut. Keputusan yang diambil menambah daftar negara Eropa yang berhenti menggunakan AstraZeneca, terkait tentang adanya gangguan pembekuan darah pada sejumlah penerima.

Sejauh ini, sudah ada 15 kasus trombosis vena dalam dan 22 kasus emboli paru. Sebagai upaya penanganan, AstraZeneca dan otoritas kesehatan Eropa melakukan pengujian tambahan untuk vaksin tersebut. Hasilnya sendiri akan dipublikasikan AstraZeneca di situs web EMA minggu depan. Nah, untuk lebih jelasnya mengenai pembekuan darah sendiri, kamu wajib membaca penjelasannya di bawah ini, ya.

Baca juga: Puasa Bisa Tingkatkan Imun Tubuh saat Pandemi Corona

Definisi Gangguan Pembekuan Darah

Gangguan atau kelainan pembekuan darah merupakan kondisi yang mengganggu proses darah untuk membeku secara normal. Prosesnya sendiri disebut dengan koagulasi, yang biasanya terjadi setelah ada luka atau cedera. Dengan kata lain, pembekuan darah tidak akan membuat tubuh kehilangan terlalu banyak darah. Prosesnya sendiri melibatkan dua komponen utama darah, yaitu trombosit dan faktor pembekuan darah, atau dikenal dengan faktor koagulasi.

Nah, adanya gangguan pembekuan darah sendiri terjadi jika salah satu dari dua komponen tersebut mengalami kelainan. Kondisi tersebut mengakibatkan seseorang mengalami perdarahan berat karena darah yang sulit membeku atau terlalu mudah membeku. Penyebab utama gangguan koagulasi yang mengakibatkan perdarahan meliputi: 

  • Hemofilia. Penyakit ini adalah kelainan perdarahan di mana darah tidak dapat menggumpal secara normal. Anak-anak dengan hemofilia memiliki tingkat protein faktor pembekuan yang rendah yang diperlukan untuk pembekuan.
  • Penyakit Von Willebrand. Penyakit ini bersifat genetik karena dapat diturunkan dari orangtua ke anak. Kondisi ini membuat pengidapnya menjadi lebih mudah berdarah. Protein pembekuan darah yang dikenal sebagai faktor von Willebrand hanya sedikit atau tidak bekerja secara normal.
  • Defisiensi faktor pembekuan lainnya. Rendahnya tingkat protein faktor pembekuan selain yang menyebabkan hemofilia juga dapat mengakibatkan perdarahan.
  • Koagulasi intravaskular diseminata. Kondisi ini menyebabkan pembekuan terlalu aktif yang menyumbat pembuluh darah.
  • Penyakit hati. Penyakit hati merupakan beberapa kumpulan gangguan pada hati sehingga fungsi hati terganggu. Biasanya, hal ini disebabkan oleh perkembangan antikoagulan yang beredar secara berlebihan. Kondisi ini menyebabkan pembekuan berkurang yang menciptakan kondisi dengan gejala yang mirip dengan hemofilia.
  • Kekurangan vitamin K. Kekurangan vitamin ini, yang umum terjadi pada bayi yang diberi ASI, sehingga mengganggu pembekuan darah.
  • Disfungsi trombosit. Trombosit adalah sel penting yang dibutuhkan untuk membuat pembekuan darah. Jika trombosit terlalu rendah atau tidak berfungsi dengan baik, memar dan pendarahan dapat terjadi.

Penyebab pembekuan darah terlalu banyak sebagai berikut:

  • Faktor V Leiden. Kondisi ini disebabkan protein pembekuan darah yang disebut faktor V Leiden bereaksi berlebihan sehingga mengakibatkan darah menggumpal terlalu sering.
  • Defisiensi antitrombin III. Kekurangan atau terlalu rendah kadar ATIII menyebabkan darah lebih banyak menggumpal.
  • Kekurangan Protein C dan S. Kedua protein ini dapat mengatur sistem perdarahan dan pembekuan darah. Terlalu rendah kedua jenis protein ini dapat menyebabkan darah menggumpal terlalu banyak.
  • Mutasi Gen Protrombin. Kondisi ini merupakan kelainan genetik dan menghasilkan banyak faktor yang memicu pembekuan darah terlalu banyak.
  • Sindrom Antibodi Antifosfolipid. Kondisi autoimun yang menyebabkan peningkatan protein darah yang dapat meningkatkan risiko pembekuan darah.

Untuk lebih jelasnya terkait dengan sejumlah kondisi tersebut, kamu bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.

Baca juga: Penerapan Protokol Kesehatan untuk Melindungi Lansia

Kenali Tandanya

Gejala yang muncul akan tergantung pada kondisi kesehatan pengidap. Jika gangguan menyebabkan kesulitan saat pembekuan darah dan timbul perdarahan, gejala ditandai dengan:

  • Mudah memar;
  • Perdarahan berat saat haid;
  • Sering mimisan;
  • Gusi berdarah;
  • Timbul bintik-bintik ruam;
  • Muncul gejala anemia ringan hingga berat;
  • Perdarahan hingga ke persendian.

Jika gangguan menyebabkan darah lebih kental dan mudah menggumpal, gejala akan ditandai dengan:

  • Bengkak di lengan atau kaki;
  • Bagian bengkak terasa lunak dan hangat;
  • Rasa nyeri;
  • Kesulitan bernapas;
  • Pusing;
  • Mual;
  • Berkeringat;
  • Mati rasa di salah satu sisi tubuh.

Jika gangguan terjadi di saluran pencernaan, gejala akan ditandai dengan:

  • Sakit perut parah;
  • Sakit perut hilang dan timbul;
  • Mual;
  • Muntah;
  • Feses berdarah;
  • Diare;
  • Perut kembung;
  • Akumulasi cairan di perut.

Itulah penjelasan mengenai keterkaitan antara vaksinasi dan pembekuan darah. Pada beberapa pengidap, mereka bisa saja mengalami gejala di luar dari yang telah disebutkan. Oleh karena itu, segera periksakan diri di rumah sakit terdekat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, ya.

Referensi:
Kompas.com. Diakses pada 2021. Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Pembekuan Darah, Direktur Oxford Vaccine Angkat Bicara.
Hematology.org. Diakses pada 2021. Blood Clots.
Healthline. Diakses pada 2021. How to Tell If You Have a Blood Clot.
Riley Children’s Health. Diakses pada 2021. Coagulation Disorders.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan