Advertisement

Waspada, Ini Gejala Sakau Narkoba Jenis Sabu

7 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   30 Desember 2025

Seseorang yang berhenti mengonsumsi sabu pasti akan mengalami gejala sakau atau withdrawal syndrome.

Waspada, Ini Gejala Sakau Narkoba Jenis SabuWaspada, Ini Gejala Sakau Narkoba Jenis Sabu

DAFTAR ISI


Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah serius yang mengancam kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan seseorang. Di Indonesia, salah satu jenis narkoba yang sering disalahgunakan adalah metamfetamin atau yang lebih dikenal dengan nama “sabu”. 

Sabu masuk dalam golongan stimulan yang sangat adiktif dan memiliki dampak destruktif baik secara fisik maupun mental. Meskipun sabu awalnya mungkin memberikan efek euforia dan peningkatan energi yang signifikan, penggunaan jangka panjang akan memicu berbagai dampak negatif yang bisa sangat merugikan. 

Salah satu fase paling berbahaya dalam penggunaan sabu adalah ketika pengguna mengalami sakau atau withdrawal syndrome

Apa saja gejala sakau narkoba jenis sabu? Simak ulasan selengkapnya berikut ini!

Gejala Sakau Narkoba Jenis Sabu

Sakau adalah kondisi ketika seseorang yang sudah kecanduan narkoba berhenti atau mengurangi dosis pemakaian narkoba secara mendadak.

Proses ini menyebabkan tubuh dan pikiran bereaksi keras, karena sudah terbiasa dengan zat tersebut. 

Gejala sakau sabu bisa sangat menyakitkan dan sulit untuk ditoleransi, yang sering kali membuat pengguna merasa sangat tergoda untuk kembali menggunakan narkoba.

Proses ini adalah salah satu alasan utama mengapa pengguna narkoba sulit untuk berhenti, meskipun mereka sadar akan dampak buruknya.

Individu yang mengalami sakau sabu umumnya akan menunjukkan gejala emosional seperti:

  • Peningkatan nafsu makan.
  • Depresi (biasanya resisten terhadap pengobatan).
  • Perubahan suasana hati yang ekstrem (mudah marah, perilaku berisiko).
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi.
  • Keinginan kuat untuk menggunakan sabu kembali.
  • Paranoia.
  • Psikosis (mirip dengan skizofrenia).
  • Halusinasi.
  • Kecemasan.
  • Kegelisahan.
  • Tidur yang berlebihan atau terlalu nyenyak hingga sulit dibangunkan, dan gangguan pada siklus tidur.
  • Tendensi untuk bunuh diri.
  • Menarik diri dari lingkungan (isolasi).
  • Perasaan datar dan tidak aktif.
  • Penurunan wawasan dan kemampuan menilai situasi yang buruk.

Sedangkan gejala fisik yang kerap muncul saat sakau sabu meliputi:

  • Kulit pucat dan kusam.
  • Penampilan fisik yang tidak terawat.
  • Gerakan tubuh yang lambat.
  • Kontak mata yang lemah.
  • Berbicara dengan suara terlalu lembut.
  • Sakit kepala.
  • Kelelahan yang sangat parah.
  • Nyeri tubuh.

Gejala sakau sabu biasanya berkisar antara tingkat sedang hingga berat, dan bisa berakibat fatal jika tidak diobati.

Umumnya, gejala ini mulai muncul dalam 1-2 hari setelah penggunaan terakhir dan bisa berlangsung hingga tiga bulan. 

Lamanya gejala sakau sabu sangat bervariasi, tergantung pada seberapa banyak dan seberapa sering pengguna mengonsumsi sabu.

Selain memicu sakau, Waspadai 7 Dampak Penggunaan Sabu bagi Kesehatan berikut ini. 

Pemakai Sabu Juga Sulit Merasa Senang

Orang yang mengalami sakau sabu akan kehilangan kemampuan untuk merasakan kesenangan. 

Ketika seseorang berhenti menggunakan sabu, kadar dopamin dan reseptor dopamin di otak akan turun drastis. Hal ini membuat mereka yang sakau terperangkap dalam kondisi anhedonia, yaitu ketidakmampuan untuk merasakan kenikmatan.

Yuk, Kenali Anhedonia, Kondisi yang Sebabkan Sulit Merasa Bahagia

Anhedonia membuat mantan pengguna sabu merasa seperti hidup tanpa tujuan, di mana hal-hal yang biasanya membahagiakan tidak lagi memberikan efek apapun. 

Butuh waktu setidaknya dua tahun tanpa penggunaan narkoba, agar fungsi dopamin yang rusak bisa pulih.

Kondisi anhedonia ini bisa mendorong mantan pengguna sabu yang masih berjuang melawan depresi untuk kembali menggunakan narkoba. 

Zat kimia dalam sabu dapat memicu peningkatan dopamin di otak, yang mungkin memberi mereka perasaan normal kembali setelah merasa mati rasa.

Pahami pula 9 Ciri Pengguna Narkoba Dilihat dari Kondisi Fisik berikut ini. 

Efek Sabu Jangka Pendek

Penggunaan sabu dapat memberikan efek langsung yang terasa oleh penggunanya. Efek ini disebabkan oleh peningkatan kadar dopamin di otak secara signifikan.

Berikut adalah beberapa efek jangka pendek penggunaan sabu:

  • Euforia: Sensasi bahagia dan bersemangat yang berlebihan.
  • Peningkatan energi: Merasa lebih kuat dan aktif dari biasanya.
  • Penurunan nafsu makan: Tidak merasa lapar atau ingin makan.
  • Peningkatan detak jantung dan tekanan darah: Jantung berdebar lebih cepat dan tekanan darah meningkat.
  • Peningkatan suhu tubuh: Merasa lebih panas dan berkeringat.
  • Pernapasan lebih cepat: Napas menjadi lebih pendek dan cepat.
  • Merasa lebih percaya diri: Lebih berani dan yakin pada diri sendiri.
  • Perilaku kompulsif atau obsesif: Melakukan sesuatu berulang-ulang tanpa bisa berhenti.

Efek Sabu Jangka Panjang

Penggunaan sabu secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh dan pikiran.

Efek jangka panjang ini sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa.

Dampak Fisik Penggunaan Sabu

Berikut beberapa dampak fisik penggunaan sabu:

  • Kerusakan otak: Sabu dapat mengubah struktur dan fungsi otak, memengaruhi memori, emosi, dan kemampuan motorik. Studi dalam Journal of Neuroscience menunjukkan bahwa metamfetamin dapat menyebabkan neurotoksisitas dan perubahan struktural otak yang signifikan.
  • Masalah kardiovaskular: Penggunaan sabu meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah, gagal jantung, dan stroke.
  • Penuaan dini: Sabu dapat mempercepat proses penuaan fisik.
  • Kerusakan gigi dan kulit: Masalah gigi parah (“meth mouth”) dan luka kulit akibat sering menggaruk.
  • Penurunan sistem kekebalan tubuh: Membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Sebuah studi dalam The Journal of Immunology menemukan bahwa metamfetamin dapat menekan fungsi kekebalan tubuh.

Dampak Mental dan Emosional Penggunaan Sabu

Berikut beberapa dampak mental dan emosionalnya:

  • Kecanduan (adiksi): Ketergantungan yang kuat dan sulit dihentikan.
  • Gangguan tidur: Insomnia kronis.
  • Paranoid dan halusinasi: Merasa curiga berlebihan dan melihat atau mendengar hal yang tidak nyata.
  • Psikosis: Gejala kejiwaan yang parah, sering kali mirip skizofrenia.
  • Depresi dan kecemasan: Gangguan suasana hati yang persisten.
  • Perilaku agresif atau kekerasan: Peningkatan risiko perilaku berbahaya.

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), penyalahgunaan narkoba, termasuk sabu, adalah masalah serius yang memerlukan penanganan komprehensif.

Pencegahan dan rehabilitasi adalah kunci untuk mengatasi masalah narkoba di Indonesia.

Perawatan dan Rehabilitasi

Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami masalah penyalahgunaan sabu, segera cari bantuan profesional.

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyediakan layanan informasi dan rehabilitasi untuk membantu pemulihan.

Selain itu, berbagai pusat rehabilitasi medis dan psikologis dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Perawatan untuk kecanduan sabu melibatkan terapi perilaku, konseling, dan dukungan kelompok.

Terapi perilaku kognitif (CBT) dan manajemen kontingensi (CM) adalah dua pendekatan yang efektif dalam membantu individu mengatasi kecanduan metamfetamin.

Cara Mengatasi Sakau Sabu 

Meskipun gejala sakau bisa mereda beberapa minggu setelah gejala awal, menghadapi gejala psikosis tanpa bantuan bisa sangat sulit.

Kecanduan dan gejala sakau sabu termasuk dalam kondisi yang sangat sulit diatasi, terutama melalui upaya mandiri. 

Cara terbaik untuk pulih sepenuhnya adalah dengan mencari perawatan di rumah sakit atau pusat rehabilitasi. Tujuannya untuk menjalani detoksifikasi sabu dengan rencana perawatan yang menyeluruh.

Proses rehabilitasi yang dijalani berbeda-beda untuk setiap individu. Namun, jika gejala sakau sabu dianggap parah, mungkin diperlukan tindakan lanjut seperti:

  • Perawatan mengatasi psikosis dengan obat antipsikotik. 
  • Pengobatan depresi yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan antidepresan
  • Perawatan mengatasi kecemasan dengan obat penenang non-benzodiazepine
  • Pengobatan mania yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan obat antimanik (seperti lithium). 
  • Obat tidur selama 1-2 minggu. 
  • Pengawasan ketat terhadap risiko bunuh diri. 

Ada sejumlah obat yang mungkin diresepkan oleh dokter atau psikiater untuk mengatasi sakau sabu. Rekomendasinya bisa kamu cari tahu pada artikel berikut ini:

Obat-obatan tersebut bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc, hanya dengan resep dokter. 

Itulah informasi terkait gejala sakau akibat pemakaian sabu. Perlu diingat, seluruh proses rehabilitasi dan pemberian obat harus diawasi oleh tenaga medis profesional. 

Pencegahan Penyalahgunaan Sabu

Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari dampak buruk sabu.

Edukasi tentang bahaya narkoba, dukungan keluarga, dan lingkungan sosial yang sehat dapat membantu mencegah seseorang terjerumus ke dalam penyalahgunaan sabu.

Berikut adalah beberapa tips pencegahan yang bisa dilakukan:

  • Edukasi: Tingkatkan kesadaran tentang bahaya sabu dan narkoba lainnya melalui kampanye, seminar, dan media informasi.
  • Komunikasi: Jalin komunikasi yang baik dengan keluarga dan teman, serta berikan dukungan emosional.
  • Aktivitas positif: Libatkan diri dalam kegiatan positif seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial yang bermanfaat.
  • Lingkungan sehat: Hindari lingkungan yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.

Kesimpulan

Sabu adalah narkotika berbahaya dengan efek merusak yang luas.

Dampaknya tidak hanya merugikan kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat menghancurkan kehidupan sosial dan ekonomi seseorang.

Jika kamu atau orang terdekat kamu membutuhkan bantuan terkait penyalahgunaan sabu, jangan ragu untuk menghubungi BNN atau lembaga rehabilitasi lainnya.

Pemulihan adalah mungkin dengan dukungan yang tepat dan komitmen untuk berubah.

Apabila kamu memiliki pertanyaan lain terkait kecanduan sabu, kamu juga bisa hubungi psikiater di Halodoc. 

Mereka bisa membantu menangani kecanduan yang kamu alami, sekaligus meresepkan obat untuk meringankan gejala sakau.

Tak perlu khawatir, psikiater di Halodoc tersedia 24 jam dan privasi kamu pasti terjaga. Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
American Addiction Centers. Diakses pada 2025. Drug Withdrawal Symptoms, Timelines, & Treatment.
Psychology Today. Diakses pada 2025. Crystal meth withdrawal – Not like heroin, but not easy. 
Healthy Place. Diakses pada 2025. Meth Withdrawal Symptoms and Treatment.