Waspada Komplikasi Gangguan Menelan Akibat Disfagia
Halodoc, Jakarta - Pernah kesulitan saat menelan makanan? Hmm, barangkali dirimu mengalami disfagia. Gangguan menelan atau disfagia ini bukanlah kondisi yang mengkhawatirkan. Tapi, bila berkepanjangan, ia bisa mengindikasikan kondisi medis yang serius yang memerlukan perawatan.
Orang yang mengidap disfagia akan mengalami proses menelan yang sulit. Mereka membutuhkan usaha ekstra dan waktu lebih lama dalam proses penyaluran makanan atau minuman dari mulut ke dalam lambung.
Baca juga: 9 Penyebab Disfagia yang Perlu Diketahui
Gangguan menelan yang satu ini berkaitan erat dengan kerongkongan. Organ tubuh ini memiliki panjang sekitar 20 sentimeter, yang dilapisi dengan jaringan lembap berwarna merah muda, sebutannya mukosa. Nah, disfagia ini biasanya menjadi pertanda dari masalah tenggorokan. Ini bisa terjadi ketika seseorang makan terlalu cepat atau enggak mengunyah dengan cukup.
Meski bisa terjadi pada siapa saja, namun dalam kebanyakan kasus disfagia paling sering terjadi pada lansia, bayi, dan pengidap gangguan pada otak atau sistem saraf.
Ditandai dengan Sederet Gejala
Kesulitan menelan makanan atau minuman memang menjadi gejala utama dari gangguan menelan ini. Tapi, disfagia juga bisa menimbulkan gejala lain pada pengidapnya. Misalnya:
-
Suara berubah menjadi serak.
-
Rasa nyeri ketika menelan.
-
Nyeri pada ulu hati.
-
Makanan terasa tersangkut di dalam tenggorokan atau dada.
-
Mengalami penurunan berat badan.
-
Asam lambung naik ke tenggorokan.
-
Mengeluarkan air liur terus-menerus.
-
Tersedak atau batuk ketika makan atau minum.
-
Makanan yang sudah ditelan dikeluarkan kembali.
Baca juga: Sulit Menelan Akibat Disfagia, Bisakah Disembuhkan?
Sedangkan pada anak-anak, biasanya disfagia ditandai dengan gejala:
-
Kesulitan bernapas ketika sedang makan.
-
Sering memuntahkan kembali makanan ketika sedang makan.
-
Berat badan menurun tanpa alasan.
-
Makanan atau minuman sering keluar dari mulut.
-
Tak mau memakan makanan tertentu.
Awasi Penyebabnya
Penyebab dari disfagia tak cuma satu hal. Sebab, gangguan menelan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti:
-
Asam lambung (GERD) yang menyebabkan luka-luka dan penyempitan pada kerongkongan.
-
Scleroderma atau pengerasan dan penyempitan jaringan pada kerongkongan serta kelemahan otot bawah kerongkongan.
-
Gangguan sistem saraf, seperti post-polio syndrome, multiple sclerosis, muscular dystrophy, ataupun penyakit Parkinson.
-
Gangguan sistem imun yang menyebabkan pembengkakan, peradangan, dan kelemahan, seperti polymyositis or dermatomyositis.
-
Tumor kerongkongan, baik jinak maupun ganas.
-
Benjolan di luar kerongkongan, seperti kelenjar limfa, tumor, ataupun bone spurs pada tulang belakang yang menekan kerongkongan.
-
Otot pada kerongkongan tiba-tiba berkontraksi atau kejang.
-
Cedera otak, cedera saraf tulang belakang, serta penyakit stroke.
-
Divertikula atau kantong-kantong kecil pada dinding kerongkongan maupun tenggorokan.
-
Esofagitis atau peradangan pada kerongkongan yang disebabkan oleh asam lambung atau infeksi.
Baca juga: Sulit Menelan? Kenali Gejala Disfagia
Bisa Menimbulkan Komplikasi
Meski tak terlalu mengkhawatirkan, namun bila tak ditangani dengan tepat disfagia bisa menimbulkan komplikasi. Contohnya:
-
Malnutrisi, dehidrasi, dan penurunan berat badan akibat kekurangan asupan nutrisi dan cairan.
-
Gangguan pernapasan, seperti infeksi saluran pernafasan atas dan pneumonia akibat makanan atau minuman yang masuk ke dalam saluran pernapasan saat menelan.
Ingin tahu cara mengatasi masalah di atas? Atau memiliki keluhan medis lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!