Waspadai 8 Gejala yang Memicu Penyakit Sindrom Sjogren
Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu mengalami kekeringan pada mata dan mulut? Sebaiknya jangan disepelekan, kamu perlu waspada dengan Sjogren syndrom. Penyakit Sjogren syndrom atau sindrom Sjogren merupakan gangguan sistem kekebalan tubuh yang dapat diidentifikasi dengan dua gejala yang paling umum, yaitu mata dan mulut kering.
Sindrom Sjogren sering kali menyertai gangguan sistem kekebalan, seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Pada pengidap sindrom Sjogren, mata dan mulut biasanya paling pertama terpengaruh. Pengaruh sindrom Sjogren pada mata dan mulut dapat mengakibatkan penurunan produksi air mata dan air liur. Sindrom Sjogren dapat memengaruhi kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata dan memproduksi air liur (saliva).
Sindrom ini dapat dialami pada semua usia, tetapi kebanyakan didiagnosis pada usia lebih dari 40 tahun. Sindrom yang banyak terjadi pada wanita ini dapat diobati. Biasanya, pengobatan berfokus pada menghilangkan gejala yang dapat reda seiring berjalannya waktu.
Gejala Sindrom Sjogren
1. Mulut Kering
Meskipun terdapat berbagai penyebab, mulut kering pada sindrom Sjogren adalah salah satu yang paling sulit ditangani. Antibodi yang menyerang dan menghancurkan sel-sel kelenjar eksokrin menyebabkan kehancuran sel-sel kelenjar ludah. Karena itu, pengidap akan mengalami penurunan produksi air liur. Kondisi ini menyebabkan mulut kering, sulit menelan, serta sulit mengunyah
-
Karies Gigi
Air liur berfungsi penting untuk kesehatan mulut. Salah satu fungsi utamanya, selain lubrikasi, adalah air liur membantu memerangi kerusakan gigi. Air liur mengandung banyak senyawa antibakteri seperti tiosianat, hidrogen peroksida, dan imunoglobulin A. Semua senyawa ini membantu memerangi dan mencegah karies gigi.
-
Pembengkakan Kelenjar Lidah
Gejala lain sindrom Sjogren adalah pembengkakan kelenjar ludah. Pembengkakan sering terlihat dekat sudut mulut akibat pembengkakan kelenjar parotis.
-
Mata Kering
Mata kering disebabkan karena sel-sel kelenjar lakrimal dihancurkan oleh antibodi, sehingga terjadi kekurangan produksi air mata. Kondisi ini menyebabkan banyak masalah seperti iritasi parah, mata sangat kering dan gatal, serta ulserasi kornea.
-
Hidung dan Tenggorokan Kering
Gejala sekunder dari sindrom Sjogren termasuk kekeringan pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Hal ini menyebabkan batuk, suara serak, epistaksis (mimisan), dan lain-lain. Kondisi ini juga akan meningkatkan kerentanan seseorang mengalami penyakit paru dan pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis.
-
Kulit Kering
Karena penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat, kulit menjadi kering dan bersisik. Kulit kering menyebabkan iritasi dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit kulit lainnya.
-
Depresi dan Kelelahan
Pengidap sindrom Sjogren sering mengeluh dan jadi pemarah hingga mengalami depresi. Orang tersebut mungkin mengeluh mengalami kelemahan dan kelelahan juga. Semua kondisi ini pada ujungnya menyebabkan pengidap kehilangan antusiasme untuk melakukan aktivitas apa pun yang biasanya diikuti dengan serangan depresi.
-
Perubahan Internal
Perubahan tertentu pada organ dalam mungkin juga terjadi, seperti pada hati. Karena fungsi berbagai kelenjar terganggu, pengidap mungkin mengalami gangguan pencernaan dan masalah lain yang terkait.
Cara Mencegah Sindrom Sjogren
Karena penyebab sindrom Sjogren tidak diketahui secara pasti, maka belum ada metode pencegahan yang terbukti dapat sepenuhnya mencegah kondisi ini. Namun, beberapa hal diketahui dapat mencegah memburuknya gejala, seperti:
- Meningkatkan kelembapan udara dan mengurangi paparan terhadap angin dapat menurunkan kemungkinan terjadinya mata kering dan mulut kering.
- Menghindari kebiasaan merokok. Merokok dapat mengiritasi serta membuat mulut menjadi lebih kering.
- Menjaga asupan cairan. Mengonsumsi air sesuai jumlah yang direkomendasikan (8 hingga 12 gelas berukuran 250 mililiter setiap harinya) dapat mencegah mulut kering. Selain itu, hindari mengonsumsi alkohol atau kopi yang berlebihan karena juga dapat membuat mulut menjadi kering.
Apabila kamu mengalami salah satu tanda atau gejala di atas, jangan pernah ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di Halodoc. Setiap tubuh memiliki respon yang berbeda. Lakukan tanya jawab dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan solusi terbaik dalam situasi yang kamu alami. Diskusi dan tanya-jawab dengan dokter menjadi lebih praktis melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa memilih via Chat atau Voice Call/ Video Call kapan dan di mana pun. Yuk, segera download aplikasinya sekarang!
Baca juga:
- 6 Cara Alami Mengatasi Sindrom Mata Kering
- 4 Penyebab Iritasi Mata Berbahaya
- 7 Cara Mudah dalam Menjaga Kesehatan Mata