Athelia Berisiko Diidap Oleh Laki-Laki

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 November 2018
Athelia Berisiko Diidap Oleh Laki-LakiAthelia Berisiko Diidap Oleh Laki-Laki

Halodoc, Jakarta – Semua orang normalnya memiliki sepasang puting susu, baik pria maupun wanita. Bentuk puting susu tiap orang memang berbeda-beda. Bahkan, ada juga orang yang mempunyai puting susu yang masuk ke dalam. Namun, bagaimana dengan orang yang tidak punya puting susu sama sekali? Kondisi ini dinamakan juga dengan Athelia. Enggak hanya pada wanita, para pria juga berisiko mengalami kondisi ini. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang athelia.

Apa Itu Athelia?

Athelia adalah sebuah kondisi langka di mana seseorang terlahir tanpa satu atau kedua puting. Kondisi athelia yang terjadi pada tiap pengidap bisa berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Namun, biasanya orang yang mengalami athelia tidak memiliki puting dan areola, yaitu lingkaran berwarna di sekitar puting. Puting juga mungkin hilang hanya di satu atau kedua sisi tubuh.

Orang-orang yang berisiko tinggi mengalami athelia adalah mereka yang mengidap sindrom Poland dan displasia ektodermal. Nah, sindrom Poland lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Namun, displasia ektodermal bisa terjadi, baik pada pria maupun wanita. Itulah sebabnya, laki-laki pun juga berisiko mengalami athelia.

Mengenal Penyebab Athelia

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada dua kondisi yang bisa memicu terjadinya athelia, yaitu sindrom Poland dan displasia ektodermal. Nah, penting bagi kamu untuk mengetahui kedua kondisi ini lebih lanjut agar kondisi athelia bisa dicegah.  

1. Sindrom Poland

Sindrom Poland dinamai sesuai dengan nama seorang ahli bedah Inggris yang pertama kali menemukannya di tahun 1800-an, yaitu Alfred Poland. Walaupun tergolong kelainan yang cukup langka, tapi sindrom ini cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, diperkirakan ada sekitar  1 dari setiap 20.000 bayi yang baru lahir yang mengalami sindrom Poland.

Para peneliti pun tidak tahu persis apa yang menjadi penyebab sindrom ini terjadi. Namun, mereka menduga sindrom ini disebabkan oleh adanya masalah pada aliran darah di dalam rahim yang terjadi di minggu keenam usia kehamilan. Sindrom Poland dapat memengaruhi arteri yang menyalurkan darah ke dada janin yang sedang berkembang. Terhambatnya aliran darah ke dada ini mengakibatkan dada berkembang secara tidak normal.

Meskipun jarang, tapi sindrom Poland juga bisa disebabkan oleh perubahan gen yang diturunkan melalui keluarga.

Anak-anak yang dilahirkan dengan kondisi ini biasanya tidak memiliki otot dada atau otot dada di salah satu sisi tubuhnya kurang berkembang. Pengidap athelia biasanya juga kehilangan bagian dari otot dada yang dikenal sebagai pectoralis mayor, yaitu tempat di mana otot-otot payudara menempel.

Gejala-gejala sindrom Poland, antara lain:

  • Tulang rusuk hilang atau kurang berkembang di salah satu sisi tubuh.

  • Payudara atau puting susu hilang atau kurang berkembang di salah satu sisi tubuh.

  • Jari-jari berselaput di satu tangan (cutaneous syndactyly)

  • Tulang pendek di lengan bawah.

  • Sedikitnya rambut yang tumbuh di ketiak.

2. Displasia Ektodermal

Displasia ektodermal adalah kumpulan lebih dari 180 sindrom genetik yang berbeda. Sindrom ini bisa memengaruhi perkembangan kulit, gigi, rambut, kuku, kelenjar keringat dan bagian tubuh lainnya. Semua itu berasal dari lapisan ektoderm yaitu lapisan dalam perkembangan embrio awal. Dengan kata lain, displasia ektodermal terjadi karena lapisan ektoderm tersebut tidak berkembang dengan baik.

Orang yang mengalami displasia ektodermal biasanya mengalami gejala-gejala sebagai berikut:  

  • Rambut tipis.

  • Gigi tidak bertumbuh dengan sempurna.

  • Tidak mampu untuk berkeringat (hypohidrosis).

  • Kurangnya kemampuan melihat atau mendengar.

  • Kelainan pertumbuhan jari atau kuku.

  • Bibir sumbing.

  • Warna kulit yang tidak biasa.

  • Kesulitan bernapas.

Selain adanya gangguan perkembangan pada lapisan ektoderm, displasia ektodermal juga bisa disebabkan oleh mutasi genetik. Gen-gen ini dapat berpindah dari orang tua ke anak-anak atau bermutasi ketika bayi di dalam kandungan.

3. Penyebab Lain

Selain kedua kondisi di atas, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan seseorang tidak memiliki puting susu, antara lain sindrom progeria, sindrom yunis varon, sindrom kulit kepala-telinga-puting susu, dan sindrom Al-Awadi-Rass-Rothschild.

Pengobatan Athelia

Sebenarnya athelia tidak perlu diobati, kecuali kondisi tidak adanya puting ini mengganggu kamu. Bila kamu sama sekali tidak memiliki payudara, kamu bisa menjalani operasi pembuatan payudara dengan menggunakan jaringan dari perut, bokong, ataupun punggung.

Kalau kamu pengin tahu lebih jauh seputar penyakit athelia, tanyakan saja langsung kepada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Dokter Halodoc yang terpercaya siap membantu kamu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan