Badan Gatal pada Sore dan Malam Hari, Jangan-Jangan Penyakit Kuning

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Desember 2018
Badan Gatal pada Sore dan Malam Hari, Jangan-Jangan Penyakit KuningBadan Gatal pada Sore dan Malam Hari, Jangan-Jangan Penyakit Kuning

Halodoc, Jakarta –  Penyakit kuning terjadi ketika ada terlalu banyak bilirubin (pigmen kuning) dalam darah, yaitu suatu kondisi yang disebut hiperbilirubinemia. Bilirubin terbentuk ketika hemoglobin (bagian sel darah merah yang membawa oksigen) dipecah sebagai bagian dari proses normal daur ulang sel darah merah yang sudah berumur dan rusak.

Bilirubin dibawa dalam aliran darah ke hati, di mana ia diikat dengan empedu. Bilirubin kemudian dipindahkan melalui saluran empedu ke saluran pencernaan, sehingga dapat dihilangkan dari tubuh. Sebagian besar bilirubin dihilangkan dalam tinja, tapi sejumlah kecil dieliminasi dalam urine.

Jika bilirubin tidak dapat dipindahkan melalui hati dan saluran empedu dengan cukup cepat, maka ia terbangun di dalam darah dan disimpan di kulit, hasilnya adalah penyakit kuning. Banyak orang dengan penyakit kuning juga memiliki urine berwarna gelap.

Jika kadar bilirubin tinggi, maka zat-zat yang terbentuk ketika empedu pecah dapat menumpuk yang menyebabkan gatal di seluruh tubuh. Salah satu cara meredakan gejala gatal akibat penyakit kuning adalah dengan menggunakan obat cholestyramine yang berfungsi mengikat garam empedu pada jaringan tubuh.

Gejala Penyakit Kuning

Selain sensasi gatal, ada beberapa gejala lain yang harus diwaspadai, seperti nyeri perut yang parah dan dalam, perubahan fungsi mental, seperti mengantuk, gelisah, ataupun kebingungan, serta terdapat darah dalam muntahan dan buang air besar.

Selain itu, ada kulit pengidapnya juga memiliki kecenderungan untuk memar atau berdarah dengan mudah. Kadang juga menghasilkan ruam ungu kemerahan berupa titik-titik kecil atau bercak-bercak yang lebih besar (yang mengindikasikan pendarahan di kulit)

Penyakit kuning paling sering terjadi sebagai akibat gangguan yang menyebabkan terlalu banyak produksi bilirubin. Selain itu, ada beberapa risiko lain yang memicunya, seperti:

  1. Peradangan Akut pada Hati

Ini dapat merusak kemampuan hati untuk mengkonjugasi dan mensekresi bilirubin, sehingga menghasilkan penumpukan.

  1. Peradangan Saluran Empedu

Situasi ini dapat mencegah sekresi empedu dan pengangkatan bilirubin, sehingga sedikit banyak menyebabkan penyakit kuning.

  1. Obstruksi Saluran Empedu

Ini mencegah hati membuang bilirubin.

  1. Anemia Hemolitik

Produksi bilirubin meningkat ketika sejumlah besar sel darah merah dipecah.

  1. Sindrom Gilbert

Ini adalah kondisi yang diturunkan secara genetik dan merusak kemampuan enzim untuk memproses ekskresi empedu.

  1. Cholestasis

Kondisi Ini mengganggu aliran empedu dari hati. Empedu yang mengandung bilirubin terkonjugasi tetap berada di hati daripada diekskresikan.

Kondisi yang lebih jarang dapat menyebabkan penyakit kuning meliputi:

  1. Sindrom Crigler-Najjar

Ini adalah kondisi yang diturunkan yang merusak enzim spesifik yang bertanggung jawab untuk memproses bilirubin.

  1. Sindrom Dubin-Johnson

Ini adalah bentuk warisan penyakit kuning kronis yang mencegah bilirubin terkonjugasi dari yang disekresikan dari sel-sel hati.

  1. Pseudojaundice

Ini adalah bentuk penyakit kuning yang tidak berbahaya. Menguningnya kulit menghasilkan kelebihan beta-karoten, bukan dari kelebihan bilirubin. Biasanya ini timbul dari makan wortel, labu, atau melon dalam jumlah besar.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai penyakit kuning serta penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan