Begini Caranya Cegah Chlamydia karena Hubungan Intim

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Februari 2019
Begini Caranya Cegah Chlamydia karena Hubungan IntimBegini Caranya Cegah Chlamydia karena Hubungan Intim

Halodoc, Jakarta – Chlamydia adalah infeksi menular seksual (IMS) yang umum disebabkan oleh bakteri. Kamu mungkin tidak tahu memiliki penyakit ini karena banyak orang tidak pernah mengalami tanda-tanda atau gejala, seperti nyeri genital dan keluarnya cairan dari Miss V atau Mr P.

Chlamydia bisa memengaruhi laki-laki dan perempuan dan terjadi pada semua kelompok umur, meskipun paling umum di antara perempuan muda. Sebenarnya, chlamydia tidak sulit untuk dirawat begitu tahu kamu memilikinya. Tapi, jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Infeksi Chlamydia trachomatis tahap awal sering menyebabkan sedikit atau tidak ada tanda dan gejala. Ketika tanda atau gejala muncul, mereka biasanya mulai satu hingga dua minggu setelah terpapar chlamydia. Bahkan, ketika tanda-tanda dan gejala-gejala muncul, mereka sering ringan dan melintas membuatnya mudah untuk diabaikan.

Baca juga: Harus Tahu, Penanganan untuk Mengatasi Chlamydia

Tanda dan gejala infeksi chlamydia dapat meliputi:

  • Buang air kecil yang menyakitkan

  • Nyeri perut bagian bawah

  • Keputihan pada perempuan

  • Hubungan intim yang menyakitkan pada perempuan

  • Pendarahan antara periode dan setelah berhubungan intim pada perempuan

  • Nyeri testis pada laki-laki

  • Chlamydia juga dapat menginfeksi rektum. Meskipun infeksi ini sering tidak menimbulkan tanda atau gejala, kamu mungkin mengalami sakit dubur, keluarnya cairan, ataupun pendarahan.

Cara paling pasti untuk mencegah infeksi chlamydia adalah dengan tidak melakukan aktivitas intim yang berisiko. Ada beberapa pencegahan yang bisa dilakukan:

  1. Gunakan Kondom

Gunakan kondom lateks jantan atau kondom poliuretan perempuan setiap kontak seksual. Kondom yang digunakan dengan benar setiap berhubungan intim bisa mengurangi gejala, namun tidak menghilangkan risiko infeksi.

  1. Batasi Jumlah Pasangan Seks

Memiliki banyak pasangan seks menempatkanmu pada risiko tinggi tertular chlamydia dan infeksi menular seksual lainnya.

Baca juga: Mitos dan Fakta Unik Penyakit Menular Seksual

  1. Dapatkan Pemeriksaan Rutin

Jika kamu aktif secara seksual, terutama jika kamu memiliki banyak pasangan, bicarakan dengan dokter tentang seberapa sering kamu harus diskrining untuk chlamydia dan infeksi menular seksual lainnya.

  1. Hindari Douching

Douching tidak dianjurkan karena mengurangi jumlah bakteri baik yang ada di Miss V, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.

Chlamydia dapat mengakibatkan komplikasi:

  • Infeksi Menular Seksual Lainnya

Orang yang mengidap chlamydia berisiko lebih tinggi untuk mengidap infeksi menular seksual lainnya, termasuk gonore dan HIV.

  • Penyakit Radang Panggul

Ini merupakan Infeksi rahim dan saluran tuba yang menyebabkan nyeri panggul dan demam. Infeksi yang parah mungkin memerlukan rawat inap untuk antibiotik intravena. Penyakit radang panggul dapat merusak tuba falopi, ovarium, dan uterus, termasuk serviks.

Baca juga: Apakah Gonore Bisa Sembuh Total?

  • Infeksi Dekat Testis (Epididimitis)

Infeksi chlamydia dapat menyebabkan gangguan pada area testis (epididimitis). Infeksi dapat menyebabkan demam, nyeri skrotum dan pembengkakan.

  • Infeksi Kelenjar Prostat

Prostatitis dapat menyebabkan nyeri selama atau setelah berhubungan intim, demam dan menggigil, buang air kecil yang menyakitkan, serta nyeri punggung bagian bawah.

  • Infeksi pada Bayi Baru Lahir

Infeksi chlamydia dapat menular dari saluran Miss V ke anak selama persalinan, menyebabkan pneumonia, ataupun infeksi mata yang serius.

Baca juga: Jangan Ganti-Ganti Pasangan, Ini Gejala Gonore yang Mengancam

  • Infertilitas

Infeksi chlamydia, bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala, namun dapat menyebabkan jaringan parut dan obstruksi pada tuba falopi, yang dapat membuat perempuan mandul.

  • Artritis Reaktif

Orang yang memiliki chlamydiaberisiko lebih tinggi terkena artritis reaktif, juga dikenal sebagai sindrom Reiter. Kondisi ini biasanya mempengaruhi sendi, mata, dan uretra.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai cara mencegah chlamydia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan