Begini Memberitahukan Berita Duka pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Desember 2019
Begini Memberitahukan Berita Duka pada AnakBegini Memberitahukan Berita Duka pada Anak

Halodoc, Jakarta – Kematian menjadi salah satu topik yang susah untuk dibahas kepada anak selain tema seks. Anak biasanya hanya mengenal pergi jauh, bukan pergi untuk selamanya dan kenapa kematian harus ada. 

Stanford Children’s Health mengungkapkan anak-anak menghadapi kematian dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak prasekolah mengalami kesulitan memahami bahwa kematian tidak bersifat sementara, justru anak-anak di usia sekitar 5 dan 9 tahun mulai mengalami kesedihan seperti yang dialami orang dewasa.

Baca juga: Benarkah Nonton Joker Bisa Picu Gangguan Psikologis?

Membantu Anak Memahami Emosinya

Kematian dan kesedihan adalah bagian alami dari pengalaman manusia, cepat atau lambat anak-anak akan mengalaminya sebagai proses menuju pendewasaan. Ketika seorang anak kecil kehilangan orang yang dicintainya, orang tua seringnya kesulitan untuk menjelaskan konsep kematian dan membantu anak melalui masa sedihnya.

Berikut hal-hal yang perlu dilakukan orang tua kepada anak saat memberitahu berita duka.

  1. Jujur

Ceritakan kepada anak sejujurnya, jangan ada kebohongan. Jangan menggunakan istilah kalau nenek sedang tidur panjang. Menghindarinya justru hanya menunda proses pendewasaan yang seharusnya dialami anak di momen tersebut. 

Anak-anak cenderung berpikir secara konkret, bukan secara abstrak, jadi ketika orang tua “memperhalus” istilah kematian itu hanya akan membingungkan.

  1. Beri Kesempatan untuk Anak Bertanya

Seringkali orang tua menunda pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak dengan alasan belum waktunya anak memahami topik tersebut. Justru, semakin cepat orang tua memberikan jawaban akan mempermudah anak untuk memahami mengenai kematian. 

Jawaban yang diberikan juga harus sesuai dengan usia anak, sehingga penjelasan ataupun jawaban orang tua bisa nyambung dengan pemahaman anak. 

  1. Komplikasi Emosi Anak

Kesedihan adalah proses yang kompleks, jadi bisa datang dengan berbagai pemikiran, emosi dan perilaku. Orang tua mungkin berharap anak mereka merasa sedih, marah, bingung, atau bahkan bersalah karena kehilangan, tetapi nyatanya anak malah berperilaku berbeda. 

Perlu diketahui orang tua kalau ekspresi kesedihan juga bisa jadi berbeda pada anak. Anak bisa jadi tidak menangis, tetapi terjadi perubahan pada perilakunya, pola tidur, pola makan, dan aktivitasnya di sekolah. 

Perubahan inilah yang semestinya harus disadari oleh orang tua dan bersama anak melewati masa sedih tersebut. Kalau orang tua ingin tahu bagaimana mengatasi perubahan perilaku anak dalam tahap tumbuh kembangnya, tanyakan langsung ke Halodoc

Dokter dan psikolog yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orang tua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor orang tua bisa kapan dan di mana saja memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

  1. Sabar

Satu yang menjadi kelemahan orang tua saat berhadapan dengan perubahan perilaku anak adalah kebosanan. Nah, di sini orang tua diminta untuk ekstra sabar. Kesedihan adalah proses yang panjang, maka orang tua harus pelan-pelan melewati langkah dan prosesnya. 

Baca juga: Potong Rambut Pertama Kali, Ini Tisp Agar Anak Tidak Rewel

Mengajak anak mengobrol mengenai perasaan dan pengalamannya adalah cara paling baik supaya anak bisa melewati masa duka ini. Dengan mendiskusikan perasaan anak, secara tidak langsung ini akan membangun keterampilan anak memahami perasaan dan masalahnya. 

Berdiskusi, mengobrol, akan membantu anak mengatasi peristiwa kehilangan dalam kehidupan mereka di masa yang akan datang. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kehilangan adalah proses pendewasaan, orang tua tidak bisa menjauhkan anak dari pengalaman sedih. Namun dengan membantu anak melewati momen tersebut dan memahami emosinya, akan membantu anak menjadi pribadi yang lebih tangguh. 

Referensi:

Stanford Children’s Health. Diakses pada 2019. Helping Your Children Cope With Death.
Huffpost. Diakses pada 2019. How to Talk to Your Kids About Death and Grief.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan