Benarkah Bayi Laki-Laki Lebih Mudah Alami Tongue-tie Dibandingkan Perempuan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 November 2018
Benarkah Bayi Laki-Laki Lebih Mudah Alami Tongue-tie Dibandingkan Perempuan?Benarkah Bayi Laki-Laki Lebih Mudah Alami Tongue-tie Dibandingkan Perempuan?

Halodoc, Jakarta – Tongue-tie adalah kondisi bawaan yang terjadi pada bayi yang baru lahir, di mana kulit di bawah lidah terlalu pendek sehingga lidah tidak bisa bergerak bebas. Tongue-tie lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dibanding dengan bayi perempuan.

Penyebabnya belum diketahui secara jelas, walaupun kemungkinan besar ada kaitannya dengan riwayat keturunan. Kondisi ini relatif umum terjadi sehingga dalam setiap pemeriksaan bayi baru lahir harus juga dilakukan pemeriksaan keberadaan lidah anak.

Ada beberapa tanda yang menunjukkan kalau bayi mengalami tongue-tie, seperti:

  1. Ujung lidahnya terlihat berbentuk hati ketika lidahnya menonjol

  2. Ujung lidahnya tidak mencapai atap mulut atau melewati tempat giginya yang lebih rendah

dan lidahnya tidak bisa bergerak ke samping

  1. Berat badan yang tidak mencukupi

  2. Bayi mengalami kesulitan menempel di payudara saat menyusu

  3. Bayi membuat bunyi klik saat menyusu

  4. Puting sakit atau bahkan terluka setelah makan

Kenapa Harus Diobati?

Kondisi tongue-tie harus segera ditangani sedini mungkin untuk mencegah perkembangan komplikasi yang tidak diinginkan. Dalam kondisi normal, lidah harus beristirahat di bagian atas mulut dan mengisi seluruh langit-langit dari depan ke belakang. Ketika lidah beristirahat dalam posisi yang benar, ia membentuk rahang atas dan memandu pertumbuhan wajah. Lidah juga menyediakan sistem pendukung internal untuk rahang atas.

Namun jika seorang anak mengalami tongue-tie, kemungkinan lidah tidak bisa mencapai bagian atas mulut karena secara fisik terbatas. Ini menyebabkan langit-langit berkembang lebih kecil dan lebih sempit, sehingga gigi tumbuh bengkok. Lalu, rahang bawah (rahang bawah) sering lebih kecil dan diatur kembali dan jalan napas dibatasi.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat terjadi dan menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak, seperti:

  1. Masalah gigi seperti kerusakan gigi

  2. Gusi bengkak, iritasi, dan muncul celah antara dua gigi depan bawah

  3. Mudah tersedak saat anak mulai belajar makan-makanan padat

  4. Akan mengalami beberapa kesulitan mendasar, seperti menjilat es krim dan berciuman

  5. Masalah dalam pelafalan huruf di mana akan kesulitan mengucapkan d, l, n, r, s, t, th, dan z.

  6. Masalah dalam pernapasan mulut

  7. Nyeri pada rahang

  8. Timbul sakit kepala

  9. Ketegangan kepala, leher, dan bahu

  10. Bisa menimbulkan masalah saat tidur, seperti mendengkur dan pernapasan yang sulit sampai pada sleep apnea

  11. Peningkatan risiko gigi berlubang

  12. Perawatan ortodontik lebih lambat

Setelah tongue-tie berhasil dilepas, saatnya melatih lidah untuk bergerak dengan benar. Hanya karena lidah sekarang memiliki rentang gerak yang normal tidak berarti ia akan dapat bergerak sebagaimana mestinya.

Seorang anak yang sebelumnya mengalami tongue-tie perlu melakukan beberapa rehabilitasi menggunakan terapi fisik untuk memperkuat otot. Ada beberapa terapi yang perlu dilakukan sebagai bentuk latihan untuk mengembalikan fungsi lidah sebagaimana mestinya.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai tongue-tie serta penanganannya,  bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk ibu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, orangtua bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan