Benarkah Pengguna Narkoba Berisiko Tinggi Terkena Osteomielitis?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 April 2019
Benarkah Pengguna Narkoba Berisiko Tinggi Terkena Osteomielitis? Benarkah Pengguna Narkoba Berisiko Tinggi Terkena Osteomielitis?

Halodoc, Jakarta - Osteomielitis adalah kondisi saat infeksi bakteri menyerang area tulang, sumsum tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang. Banyak penyebab bakteri masuk ke tulang, mulai dari aliran darah setelah patah tulang, bisul, rusaknya kulit, infeksi telinga bagian tengah, pneumonia, atau pada pengidap AIDS akibat penggunaan narkoba jenis suntik. Penyakit ini bisa terjadi dengan cepat dan pengidapnya merasa sakit, sementara jika penyakit ini terjadi perlahan maka rasa sakit yang ditimbulkan lebih ringan.

Gejala Osteomielitis

Akan muncul beberapa gejala yang akan dirasakan oleh pengidap osteomielitis, yakni:

  • Demam tinggi.

  • Nyeri pada tulang.

  • Daerah sekitar tulang dan sendi mengalami bengkak, merah, dan menggigil.

Sementara beberapa gejala lain yang juga turut menyertai, seperti:

  • Merasa tidak nyaman dan khawatir.

  • Mual.

  • Berkeringat.

  • Panas dingin.

Mereka yang mengidap osteomielitis juga merasakan kekakuan sendi yang permanen atau abses yang berkepanjangan meskipun kondisi tulang sudah kembali normal. Selain itu, sangat mungkin gejala-gejala yang tidak disebutkan di atas muncul. Oleh karena itu, saat gejala sudah mulai terasa, ada baiknya untuk segera menghubungi dokter.

Baca Juga: Benarkah Osteomielitis Dapat Terjadi pada Anak-Anak?

Penyebab Osteomielitis dan Faktor Risikonya

Hal yang menjadi penyebab utama osteomielitis adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini bisa muncul di permukaan kulit, namun ia tidak menimbulkan masalah kesehatan.

Saat sistem imunitas tubuh sedang lemah karena suatu penyakit, maka bakteri tersebut menyebabkan infeksi pada area luka atau bekas operasi. Bakteri bisa masuk ke tulang dengan cara, seperti:

  • Melalui aliran darah. Bakteri dari bagian tubuh lain berjalan ke tulang melalui aliran darah.

  • Melalui jaringan atau sendi yang terinfeksi. Kondisi ini membuat kuman menyebar ke tulang di dekat lokasi jaringan atau sendi tersebut.

  • Melalui luka terbuka. Kuman masuk ke dalam tubuh jika terdapat luka terbuka, seperti patah tulang dengan luka terbuka atau kontaminasi langsung yang terjadi saat bedah ortopedi, misalnya operasi penggantian sendi.

Siapa saja bisa terserang penyakit ini, namun ini faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini, antara lain:

  • Memiliki penyakit, seperti diabetes, anemia sel sabit, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis.

  • Tengah melakukan cuci darah.

  • Pernah mengidap osteomielitis sebelumnya.

  • Konsumsi kortikosteroid dalam waktu yang lama.

  • Kecanduan alkohol.

  • Baru mengalami cedera dan luka, termasuk patah tulang, seperti pen untuk patah tulang.

  • Pasca operasi tulang.

Baca Juga: Pengidap Neuropati Perifer Rentan Terkena Osteomielitis

Pengobatan Osteomielitis

Untuk menghentikan infeksi dan menjaga agar tulang tetap berfungsi normal, maka diperlukan penanganan yang tepat. Salah satu penanganannya dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi yang tarafnya masih ringan. Antibiotik diberikan melalui infus, lalu dilanjutkan dengan pemberian tablet untuk dikonsumsi.

Pengobatan ini bisa dilakukan hingga jangka waktu enam pekan. Jika kondisi sudah lebih berat, antibiotik diberikan lebih lama lagi. Mereka yang mengidap osteomielitis parah atau kronis, maka dokter menyarankan dilakukan tindakan operasi.

Tindakan operasi tersebut antara lain:

  • Pengangkatan tulang dan jaringan yang terkena infeksi atau debridement. Dalam pembedahan ini, semua tulang yang terkena infeksi diangkat termasuk sedikit tulang atau jaringan sehat di sekitarnya untuk memastikan seluruh area bersih dari infeksi.

  • Mengeluarkan cairan dari area yang terinfeksi. Tindakan operasi ini dilakukan untuk mengeluarkan nanah atau cairan yang menumpuk karena infeksi.

  • Mengembalikan aliran darah pada tulang. Untuk kondisi ini, dokter mengisi tempat yang kosong setelah debridement dengan tulang atau jaringan dari bagian tubuh yang lain. Pencangkokan ini, selain membantu pembentukan tulang yang baru, juga dapat memperbaiki aliran darah yang rusak.

  • Mengangkat benda asing. Prosedur operasi ini ditujukan untuk mengangkat benda asing, alat, atau sekrup yang terpasang di tulang pada operasi sebelumnya.

  • Amputasi. Jika operasi sebelumnya tidak membuahkan hasil, maka prosedur ini dilakukan sebagai upaya terakhir untuk mencegah penyebaran infeksi.

Semakin cepat osteomielitis diobati, maka peluang untuk sembuh semakin baik. Pengobatan lebih dini juga mencegah kondisi berkembang menjadi kronis, yang memerlukan penyembuhan lebih lama. Perlu diingat bahwa kebanyakan kasus osteomielitis dapat diatasi.

Baca Juga: Ketahui Pola Makan yang Tepat Bagi Pengidap Osteomielitis

Jika gejala osteomielitis kamu rasakan, jangan pernah ragu untuk memeriksakan kesehatan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Halodoc kamu bisa mendapatkan saran-saran yang tepat dari ahlinya. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan saja dan di mana saja. Saran dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan