Nasi Putih Bikin Ketagihan, Kok Bisa?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 April 2021
Nasi Putih Bikin Ketagihan, Kok Bisa?Nasi Putih Bikin Ketagihan, Kok Bisa?

Halodoc, Jakarta – Meski sudah makan banyak makanan, beberapa orang mengaku belum makan kalau belum mengonsumsi nasi. Selain karena nasi adalah salah satu makanan pokok, apakah ada hal lain yang membuat banyak orang ketagihan nasi putih? Cari tahu penjelasannya di sini, yuk! 

Baca juga: 6 Makanan Pengganti Nasi Saat Diet

Ketagihan Nasi Putih, Kok Bisa?

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One menyebutkan bahwa makanan yang mengandung banyak lemak dan indeks glikemik tinggi bisa memicu “kecanduan” makan. Ini juga disebutkan dalam studi yang dilakukan oleh tim dari Rumah Sakit Anak Boston, Amerika Serikat. Studi tersebut menyebutkan bahwa makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi, seperti roti putih, nasi, dan kentang berpotensi menimbulkan kecanduan. Sebab, makanan dengan indeks glikemik tinggi bisa memicu rasa lapar dan merangsang area otak yang berkaitan dengan respon kecanduan. Akibatnya, otak akan mendorong kamu untuk terus makan nasi, meskipun kamu sudah makan sumber makanan lain. Jadi, perasaan belum kenyang jika belum makan nasi itu sebenarnya datang dari otak.

Apa itu Indeks Glikemik?

Indeks glikemik adalah sistem peringkat makanan yang mengandung karbohidrat. Ini untuk mengindikasi seberapa cepat karbohidrat yang terdapat dalam makanan dapat diubah menjadi gula oleh tubuh manusia. Secara umum, nilai indeks glikemik makanan terbagi menjadi tiga, yaitu rendah dengan indeks <55, sedang dengan indeks 56-59, dan tinggi dengan indeks >70. Nah, semakin tinggi indeks glikemik makanan, maka semakin cepat karbohidrat diserap menjadi gula darah. Lantas, berapa indeks glikemik nasi putih? Nasi putih masuk ke dalam kategori indeks glikemik tinggi karena dalam 150 gram nasi mengandung 89 indeks glikemik.

Baca juga: Untuk Anak, Pilih Beras Merah atau Putih?

Sumber Karbohidrat Selain Nasi

Ketagihan nasi putih juga menyebabkan kamu ingin mengonsumsi makanan yang serupa setiap hari. Padahal, mengonsumsi makanan dengan lebih bervariasi lebih memiliki banyak manfaat dibandingkan mengonsumsi makanan yang sama setiap hari. Salah satu dampak mengonsumsi makanan yang sama menyebabkan kamu kekurangan berbagai nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Untuk itu, sebaiknya batasi pengonsumsian salah satu jenis makanan yang sama dalam waktu yang cukup lama.

Selain lebih menarik, mengonsumsi makanan bervariasi juga bisa menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan kanker, lho. Beberapa makanan sumber karbohidrat yang bisa kamu konsumsi selain nasi adalah kentang, gandum, pasta, mi, ubi, jagung, dan lainnya. Selain itu, kamu juga perlu mengimbangi asupan makanan bergizi seimbang seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Agar kesehatan kamu tetap terjaga, kamu perlu memantau kadar kolestrol, kadar gula dalam darah, dan lain-lain secara rutin. Karena tanpa kontrol yang baik, kadar kolestrol, gula darah, dan lain-lain yang tinggi bisa memengaruhi kesehatan kamu.

Baca juga: Rahasia Turunkan Berat Badan dengan Beras Merah

Nah, untuk membuat janji pemeriksaan kesehatan secara berkala, kini tak perlu repot. Kamu bisa gunakan Halodoc untuk membuat janji dengan rumah sakit terdekat agar pemeriksaan bisa berjalan lancar. Selain itu, kamu juga bisa bertanya langsung dengan dokter terbaik di Halodoc untuk mengetahui bagaimana memenuhi kebutuhan nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh setiap harinya.

Kesehatan yang terjaga tentunya membuat kualitas hidup semakin berkualitas. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Victoria Beckham Eat The Same Thing Every Single Day. Should You?
Plos One. Diakses pada 2021. Which Food May Be Addictive? The Roles of Processing, Fat Content, and Glicemic Load.
US National Library of Medicine. Diakses pada 2021. Essential of Healthy Eating: A Guide.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan