Bukan Hubungan Intim, Ini Skin to Skin Atasi Hipotermia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 September 2019
Bukan Hubungan Intim, Ini Skin to Skin Atasi HipotermiaBukan Hubungan Intim, Ini Skin to Skin Atasi Hipotermia

Halodoc, Jakarta - Siapa yang tidak mengetahui istilah hipotermia? Istilah yang satu ini merupakan kondisi saat mekanisme pengaturan suhu tubuh kesulitan dalam mengatasi suhu dingin pada tubuh. Biasanya, pengidap hipotermia akan memiliki suhu tubuh di bawah 35 derajat Celsius. Kondisi ini biasanya terjadi karena paparan suhu dingin terus-menerus pada tubuh. 

Baca juga: Bukan Hanya Udara Dingin, Ini Penyebab Lain Hipotermia

Benarkah Skin to Skin Dapat Atasi Hipotermia?

Skin to skin yang dimaksud disini bukanlah berhubungan intim, ya. Skin to skin dapat dilakukan dengan melepaskan seluruh pakaian yang melekat pada tubuh, kemudian berbaring bersebelahan dan ditutupi oleh selimut. Namun, ini bukan cara yang terbaik dalam mengatasi hipotermia. Secara teori, skin to skin dilakukan untuk memindahkan panas tubuh dari pengidap ke orang lain. Namun, ketika cara ini dilakukan dengan seseorang yang juga berada dalam kondisi dingin, proses pemindahan panas tubuh tidak dapat terjadi.

Baca juga: Ini Pertolongan Pertama untuk Tangani Hipotermia

Bagaimana Cara Efektif Dalam Mengatasi Hipotermia?

Jika dibiarkan, pengidap hipotermia akan berpotensi untuk kehilangan nyawa, karena menimbulkan sejumlah gejala yang membutuhkan penanganan medis segera. Jika sedang berada jauh dari rumah sakit atau instalasi kesehatan, segera diskusikan dengan dokter ahli pada aplikasi Halodoc untuk mendapatkan tips mengatasi hipotermia. Penanganan yang tepat akan meringankan gejala yang dialami.

Sebaiknya, jika ditemukan gejala, berikut hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk mencegah tubuh hilangnya suhu panas dalam tubuh lebih banyak. Beberapa langkah yang dapat kamu lakukan, yaitu:

  • Pindahkan pengidap ke dalam ruangan kering dan hangat dengan perlahan, sebab gerakan yang tiba-tiba dapat memicu detak jantung yang cepat dan tidak teratur.

  • Jika sedang berada di daerah pegunungan atau dataran tinggi, gunakan peralatan lengkap dengan bahan yang tebal.

  • Jika pakaian sudah basah karena suhu yang dingin dan lembap, lepaskan pakaian yang basah dan keringkan tubuh dimulai dari dada dan kepala terlebih dulu.

  • Minum-minuman hangat untuk menghangatkan tubuh.

Jika pengidap sampai tidak sadarkan diri, atau denyut nadi semakin melemah, segera hubungi bantuan medis segera. Tangani pengidap hipotermia dengan lembut dan hati-hati. Jika suhu sudah membaik, jaga suhu tubuh agar tetap hangat dan kering. Tak hanya badan, lindungi kepala dan lehernya juga. Biasanya, hipotermia sering terjadi pada seseorang yang memiliki hobi naik gunung.

Baca juga: Alami Hipotermia, Beginilah Cara untuk Mengatasinya

Begini Langkah Pencegahan Hipotermia yang Efektif Dilakukan

Hipotermia merupakan ancaman bagi si penggila hiking. Untuk mencegah terjadinya hal ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Gunakan peralatan lengkap, seperti jaket gunung kedap air, angin dan dingin, sarung tangan, kaos kaki tebal, sepatu serta celana hangat.

  • Jangan gunakan celana jeans karena akan menyulitkan untuk bergerak dan susah kering ketika terkena air.

  • Hindari hiking pada malam hari, karena suhu pegunungan sangat rendah pada malam hari.

  • Usahakan agar perut selalu kenyang, agar tubuh memiliki banyak energi untuk melawan suhu dingin.

  • Hindari kontak langsung dengan air, karena air yang ada pada tubuh ketika suhu dingin akan menyerap panas dalam tubuh.

  • Hentikan pendakian ketika suhu tubuh sudah mulai turun.

Gejala hipotermia sendiri dapat langsung dikenali, karena penyakit ini tidak datang tiba-tiba dan langsung menimbulkan gejala yang fatal. Sebelum terkena, lakukan langkah pencegahan tersebut, ya.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. Hypothermia. 
Baby Goroo. Diakses pada 2019. 10 Benefits of Skin-to-Skin Contact.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan