Ini Cara Mencegah Anemia pada Anak Remaja

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Maret 2020
Ini Cara Mencegah Anemia pada Anak RemajaIni Cara Mencegah Anemia pada Anak Remaja

Halodoc, Jakarta – Kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh atau yang lebih dikenal dengan anemia bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak remaja. Namun, remaja putri dikatakan lebih berisiko untuk mengalami kondisi tersebut. Anemia bisa menyebabkan tubuh menjadi lemas dan mudah lelah. Hal ini tentu saja akan mengganggu aktivitas anak remaja kamu. Karena itu, simak cara-cara mencegah anemia pada remaja di bawah ini.

Sekilas Tentang Anemia

Sel darah merah memiliki peran penting dalam tubuh untuk mendistribusikan hemoglobin, yaitu protein yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Tanpa sel darah merah yang cukup, maka banyak organ dalam tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup. Akibatnya, organ-organ tersebut tidak bisa bekerja dengan baik.

Ada berbagai macam hal yang bisa menyebabkan jumlah sel darah merah menurun hingga di bawah kadar normal. Berdasarkan penyebabnya tersebut, anemia bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Anemia Hemolitik Autoimun. Anemia ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel darah merahnya sendiri.

  • Anemia hemolitik yang diwariskan, meliputi penyakit sel sabit, talasemia, dan sferositosis herediter.

  • Anemia karena perdarahan. Anemia ini terjadi ketika mengalami perdarahan yang hebat karena cedera, menstruasi yang berat, saluran pencernaan, atau masalah medis lainnya.

  • Produksi sel darah merah yang lama, seperti pada kasus aplastic anemia, yaitu ketika tubuh berhenti membuat sel darah merah akibat infeksi, penyakit, atau penyebab lainnya.

  • Anemia defisiensi besi. Ini adalah jenis anemia yang paling umum, yaitu ketika seseorang tidak mendapatkan cukup asupan zat besi dari makanan yang mereka konsumsi.

  • Anemia defisiensi B12. Jenis anemia yang terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup asupan vitamin B12 dari makanan yang mereka konsumsi.

Baca juga: Ini Bedanya Anemia Defisiensi Besi dengan Anemia Aplastik

Remaja Putri Lebih Berisiko Mengalami Anemia

Anemia juga bisa terjadi pada masa remaja. Namun, dibandingkan remaja putra, remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Salah satu alasannya karena remaja putri sudah mengalami menstruasi setiap bulannya. 

Menstruasi menyebabkan hilangnya banyak sel darah merah dari dalam tubuh. Apalagi bila menstruasi berlangsung cukup lama dan jumlah darah yang keluar sangat banyak, maka tubuh akan kekurangan zat besi. Selain itu, kebanyakan remaja putri juga makan lebih sedikit daging merah dibanding remaja putra.

Berikut ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko remaja putri terkena anemia:

  • Mengonsumsi sedikit makanan yang mengandung zat besi, seperti daging, telur, dan sereal.

  • Memiliki aktivitas fisik yang cukup tinggi, terutama atlet remaja putri.

  • Menjalani diet vegetarian atau vegan.

  • Mengalami perdarahan menstruasi berlebih.

  • Obesitas.

Bagi remaja putri yang memiliki risiko tinggi terserang anemia tersebut, American Academy of Pediatric merekomendasikan untuk lebih sering melakukan cek jumlah sel darah merah di tubuh mereka.

Baca juga: Mudah Lelah, Waspada 7 Tanda Anemia yang Perlu Diatasi

Cara Mencegah Anemia pada Anak Remaja

Berikut ini cara-cara yang bisa orangtua lakukan untuk menghindarkan anak-anak remaja mereka dari anemia: 

  • Minum Suplemen Zat Besi

Pada kasus anemia defisiensi zat besi dan B12, anemia bisa dihindari memenuhi kebutuhan kedua nutrisi tersebut. Ibu mungkin bisa memberi remaja putri ibu suplemen zat besi di antara waktu makan, misalnya di antara jam makan pagi dan makan siang, atau pertengahan sore, yaitu antara makan siang dan makan malam. Hal ini karena zat besi paling baik diserap saat diberikan di antara waktu makan.

Vitamin C dapat membantu tubuh menyerap zat besi, tapi kalsium dapat menghambat penyerapan tersebut. Jadi, beritahu anak remaja ibu untuk mengonsumsi suplemen zat besi dengan makanan atau minuman yang kaya akan vitamin C, seperti buah-buahan, sayuran, dan jus jeruk. Dan hindari mengonsumsi suplemen tersebut dengan susu. Hindari juga mengonsumsi suplemen zat besi lebih banyak dari yang disarankan, karena bisa berbahaya bagi kesehatan.

  • Dorong Anak Remaja untuk Memperbanyak Makanan yang Kaya akan Zat Besi

Dorong anak-anak remaja untuk lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti:

      • Daging tanpa lemak, unggas, dan ikan.

      • Sereal, roti, dan pasta yang diperkaya zat besi.

      • Buah-buahan kering, seperti aprikot, kismis, dan prem.

      • Sayuran hijau, seperti bayam dan kale.

      • Biji-bijian utuh, seperti beras merah.

      • Kacang-kacangan, seperti kacang polong.

      • Telur.

  • Suplemen Penambah Darah

Bagi remaja putri yang sudah mulai menstruasi, ibu bisa membantu mencegah anemia defisiensi besi dengan memberikannya multivitamin zat besi atau penambah darah. Recommended Dietary Allowance (RDA) untuk zat besi adalah 8 miligram per hari untuk wanita usia 9–13 tahun, dan 15 miligram per hari untuk wanita usia 14–18 tahun.

Baca juga: Cegah Anemia, Ini 5 Makanan Penambah Darah

Nah, beli suplemennya lewat aplikasi Halodoc saja. Enggak usah repot-repot keluar rumah, tinggal order melalui aplikasi dan obat pesanan kamu akan diantarkan dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Healthy Children. Diakses pada 2020. Anemia in Children and Teens: Parent FAQs.
Chicago Health. Diakses pada 2020. Why young girls are at risk for anemia.
The Californian. Diakses pada 2020. Iron deficiency in teenage girls is easily treated.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan