Cara Mendeteksi Sindrom Cushing yang Perlu Dipahami

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 November 2018
Cara Mendeteksi Sindrom Cushing yang Perlu DipahamiCara Mendeteksi Sindrom Cushing yang Perlu Dipahami

Halodoc, Jakarta - Sindrom Cushing merupakan gejala yang muncul akibat kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi dalam tubuh. Kondisi ini dapat terjadi seketika atau bertahap, dan akan semakin memburuk jika tidak ditangani dengan baik.

Hormon kortisol adalah hormon yang dapat dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Kelenjar tersebut berperan penting dalam sejumlah fungsi tubuh, di antaranya mengatur tekanan darah, meningkatkan kadar gula darah, dan mengurangi peradangan. Hormon kortisol juga dikenal sebagai hormon stres, karena umumnya diproduksi saat seseorang mengalami stres.

Untuk menyeimbangkan kadar kortisol di dalam darah, kelenjar adrenal dapat dibantu oleh kelenjar di otak yang dinamakan hipotalamus. Hipofisis akan mengirim sinyal ke kelenjar adrenal untuk mengurangi produksi atau menambah produksi hormon kortisol.

Mendeteksi Sindrom Cushing

Sebelum menjalankan pemeriksaan, biasanya dokter akan mencari tahu pada pengidap tentang gejala yang dialami dan riwayat obat yang rutin dikonsumsi. Kemudian, dokter akan menjalankan pemeriksaan fisik dengan melihat tanda sindrom Cushing pada pengidap. Berikut cara mendeteksi sindrom Cushing:

  1. Pengukuran Hormon Kortisol

Pengukuran kadar hormon kortisol dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, atau air liur. Pada tes urine, pengidap akan diminta untuk mengumpulkan urine selama 24 jam. Sedangkan, sampel air liur akan diambil pada malam hari, ketika kadar hormon kortisol rendah dalam air liur.

  1. Pencitraan

Dokter akan menjalankan pemeriksaan CT scan atau MRI untuk melihat adanya kemungkinan tumor pada kelenjar adrenal atau kelenjar hipofisis.

  1. Pengukuran ACTH

Dalam tes ini, dokter akan mengambil sampel darah dari sinus petrosus, yaitu pembuluh darah di sekitar kelenjar hipofisis. Tes ini membantu menentukan apakah sindrom Cushing disebabkan oleh gangguan pada kelenjar hipofisis atau bukan.

Gejala Sindrom Cushing

Sejumlah gejala yang dialami pengidap sindrom Cushing bervariasi, tergantung pada tingginya kadar kortisol dalam tubuh. Gejala umum yang akan dialami di antaranya:

  • Berat badan meningkat.
  • Menumpuknya jaringan lemak, terutama pada bahu (buffalo hump) serta wajah (moon face).
  • Guratan berwarna ungu kemerahan (striae) di kulit perut, paha, payudara, dan lengan.
  • Penipisan kulit, sehingga kulit menjadi mudah memar.
  • Luka ada kulit menjadi sulit sembuh.
  • Muncul jerawat.
  • Otot melemah.
  • Lemas.
  • Depresi, cemas, dan mudah marah.
  • Gangguan kognitif.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Sakit kepala.
  • Pengeroposan tulang.
  • Gangguan pertumbuhan pada anak.

Jia sindrom Cushing terjadi pada wanita, gejala yang muncul adalah hirsutisme atau tumbuh rambut lebat pada wajah atau bagian lain yang biasanya hanya tumbuh pada pria. Selain itu, pengidap wanita juga akan mengalami gangguan siklus menstruasi (bisa tidak teratur atau terlambat haid). Sedangkan pada pria, gejala yang dialami adalah penurunan gairah seksual, gangguan kesuburan, dan impotensi.

Penyebab Sindrom Cushing

Hal yang menjadi penyebab utama sindrom Cushing adalah kadar hormon kortisol yang terlalu tinggi dalam tubuh. Tingginya kadar hormon kortisol dapat disebabkan oleh faktor luar (sindrom Cushing eksogen), atau faktor dari dalam (sindrom Cushing endogen).

Sindrom Cushing eksogen disebabkan oleh penggunaan obat jenis kortikosteroid, seperti prednisone, dengan dosis tinggi dan jangka panjang. Golongan obat ini digunakan untuk menangani berbagai kondisi seperti artritis, asma, atau lupus. Obat jenis ini juga biasanya digunakan pada pasien pasca transplantasi organ untuk mencegah penolakan tubuh pasien terhadap organ yang diterima.  

Sementara itu, sindrom Cushing endogen disebabkan oleh tingginya hormon andrenokotropik (ACTH) dalam tubuh. ACTH merupakan hormon yang mengatur pembentukan hormon kortisol dan dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Tingginya ACTH mengakibatkan kelenjar adrenal menghasilkan hormon kortisol secara berlebihan.

Pada beberapa orang, penyebab sindrom Cushing endogen tidak disebabkan oleh ACTH yang berlebihan, tetapi terdapat gangguan di kelenjar adrenal. Kelainan kelenjar adrenal yang paling sering terjadi dan menimbulkan sindrom Cushing adalah tumor jinak yang dinamakan adenoma adrenal.

Jika kamu mengalami gejala sindrom Cushing, jangan pernah ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana pun. Saran dokter dapat kamu terima dengan praktis dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

Baca juga:



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan