Cepat Emosi dengan Anak, Hati-Hati Ini Dampaknya

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   14 Januari 2020
Cepat Emosi dengan Anak, Hati-Hati Ini DampaknyaCepat Emosi dengan Anak, Hati-Hati Ini Dampaknya

Halodoc, Jakarta – Terkadang perilaku anak dapat dengan mudah membuat emosi orangtua memuncak. Ya, peran sebagai orangtua memang bukan hal yang mudah. Banyak yang perlu dipersiapkan sebelum menjadi orangtua, salah satunya adalah cara mengontrol emosi. Faktanya, mengontrol emosi perlu dilakukan, terutama di depan anak.

Baca juga: Ibu Mudah Marah Bisa Berdampak pada Karakter Anak, Benarkah?

Ada banyak dampak yang dialami oleh anak ketika orangtua sering cepat emosi dengan anak atau sering marah-marah pada anak atas perilaku yang dilakukan. Bukannya mengubah perilaku anak menjadi lebih baik, cepat emosi dengan anak dapat berdampak pada psikologi dan fisik anak.

Ibu, Ini Dampak Cepat Emosi dengan Anak

Melakukan permintaan maaf pada anak setelah emosi mereda dapat menyelesaikan masalah, namun kondisi ini meninggalkan beberapa dampak psikologis yang buruk pada anak. Ibu, ketahui dampak yang dialami anak ketika orangtua terlalu cepat emosi, yaitu:

1. Anak Mengikuti Cara Kontrol Emosi Orangtua

Beberapa orangtua melampiaskan emosi pada anak dengan cara berteriak dan melarang anak melakukan hal yang dianggap salah. Hindari cara ini karena anak dapat meniru dan mengadaptasi perilaku orangtua untuk melampiaskan emosi dan mengontrol emosinya. Hal ini bisa menyebabkan anak cenderung berteriak-teriak dalam menyelesaikan masalah. Dilansir dari Healthline Parenthood, anak yang kerap melihat orangtuanya berteriak dalam menyelesaikan masalah akan menganggap hal tersebut wajar dan melakukan hal yang sama.

2. Tidak Percaya Diri

Dilansir dari Hello Motherhood, sebaiknya orangtua harus lebih bersabar dalam membimbing dan mengasuh anak. Cepat emosi pada anak dapat membuat anak memiliki rasa percaya diri yang rendah. Jika orangtua terlalu cepat emosi dengan anak, anak berpikir bahwa apa pun yang dilakukan tidak benar di mata orangtua. Hal ini bisa membuat anak tidak memiliki rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu.

Baca juga: Tips Menghadapi Anak yang Sedang Ngambek

3. Anak Alami Cedera

Hindari melakukan kekerasan fisik pada anak meskipun dalam kondisi emosi atau marah. Dilansir dari Pregnancy Health and Baby, melakukan kekerasan fisik pada anak menyebabkan cedera pada anak bahkan kematian pada anak. Ambil waktu sebentar jika orangtua alami emosi pada anak dan redakan emosi dengan melakukan relaksasi. Tidak ada salahnya untuk berdiskusi dengan psikolog jika emosi yang dirasakan orangtua mengganggu aktivitas sehari-hari dan hubungan dengan anak. Ibu juga dapat mengunjungi rumah sakit terdekat atau bertanya pada psikolog melalui aplikasi Halodoc untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

4. Anak Merasa Takut pada Orangtua

Ketika merasa emosi, banyak cara yang bisa dilakukan orangtua untuk menginformasikan hal ini pada anak. Hindari berteriak atau melakukan kekerasan pada anak. Dilansir dari Web MD, emosi yang cepat naik sebabkan anak menjadi takut dengan orangtua. Berbeda dengan bentuk rasa hormat, anak menjadi takut dan menghindari keberadaan orangtua di dekatnya. Coba berbicara dengan baik dan menggunakan bahasa yang dimengerti anak ketika orangtua tidak menerima perilaku yang dilakukan oleh anak.

Baca juga: Ini Penyebab Anak Suka Marah-Marah

Tidak ada salahnya untuk mencoba ciptakan komunikasi yang baik dengan anak yang disesuaikan dengan usia anak. Komunikasi yang baik membuat orangtua mudah menyampaikan emosi yang dirasakan pada anak. Hal ini tentunya tidak membuat berdampak negatif pada psikologis maupun fisik anak.

Referensi:
Healthline Parenthood. Diakses pada 2020. The Long Lasting Effects of Yelling at Your Kids
Hello Motherhood. Diakses pada 2020. The Effects of Angry Fathers on Children
Pregnancy Birth and Baby. Diakses pada 2020. Controlling Your Anger as a Parent
Web MD. Diakses pada 2020. Stop Yelling at Your Kids

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan