Cara Diagnosis Fibroadenoma, Penyebab Munculnya Benjolan Payudara

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 Januari 2019
Cara Diagnosis Fibroadenoma, Penyebab Munculnya Benjolan PayudaraCara Diagnosis Fibroadenoma, Penyebab Munculnya Benjolan Payudara

Halodoc, Jakarta – Fibroadenoma, disebut juga fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak pada payudara. Tumor biasanya tidak terasa sakit dan mudah bergeser saat disentuh. Kebanyakan pengidap fibroadenoma berusia 1 5 - 35 tahun. Tanpa penanganan yang tepat, fibroadenoma kompleks dan tumor phyllodes meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.

Baca Juga: Benjolan di Payudara Tak Melulu Berarti Kanker

Penyebab Fibroadenoma Belum Diketahui Pasti

Beberapa ahli menduga fibroadenoma terjadi akibat respons abnormal tubuh wanita terhadap hormon estrogen. Ukuran tumor bervariasi, tergantung pada kondisi yang dialami wanita. Misalnya, tumor membesar saat hamil atau sedang menjalani terapi hormon. Tumor dapat mengecil saat kadar hormon reproduksi menurun, seperti saat menopause.

Benjolan pada payudara dicurigai sebagai fibroadenoma jika tidak terasa sakit, berbentuk bundar dengan tepi yang jelas, mudah bergeser, serta bertekstur kenyal dan padat. Lantas, bagaimana diagnosis fibroadenoma dilakukan?

1. Mammografi

Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar-X dosis rendah. Tujuannya untuk melihat tipe tumor dan kista yang muncul. Tes ini lebih efektif dilakukan pada wanita berusia lebih dari 40 tahun.

2. USG Payudara

Dianjurkan pada wanita berusia kurang dari 40 tahun. Pada pemeriksaan ini, dokter menganalisa apakah benjolan payudara bertekstur padat atau berisi cairan, seperti pada kista payudara. USG payudara tidak menggunakan radiasi, sehingga tidak menimbulkan risiko. Tes ini menggunakan gelombang ultrasound yang sama dengan gelombang untuk memantau perkembangan janin.

3. Biopsi

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan prosedur pengambilan sampel jaringan (biopsi), terutama saat tes mammografi dan USG tidak mungkin dilakukan untuk penetapan diagnosis. Biopsi payudara adalah cara terbaik untuk identifikasi zat mencurigakan yang berpotensi menyebabkan kanker payudara. Biopsi dilakukan jika ada perubahan puting payudara, kulit mengeras, kulit masuk ke dalam, atau berkerak.

Hanya Benjolan Abnormal yang Memerlukan Operasi

Hasil diagnosis fibroadenoma berguna untuk menentukan jenis penanganan. Apabila benjolan yang muncul abnormal, dilakukan prosedur pengangkatan fibroadenoma berupa lumpektomi dan cryoablation. Prosedur ini dipilih berdasarkan ukuran, lokasi, dan jumlah benjolan fibroadenoma yang muncul. Berikut penjelasannya:

  • Lumpektomi, yaitu prosedur pembedahan untuk memotong atau mengangkat benjolan fibroadenoma dari payudara. Jaringan yang diangkat akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dan dianalisis.

  • Cryoablation. Prosedur dilakukan dengan memasukkan alat tipis mirip tongkat ke benjolan fibroadenoma melalui kulit. Tujuannya untuk membekukan jaringan tumor dengan gas.

Fibroadenoma yang sudah diangkat dapat muncul kembali. Jika ini terjadi, pelu pemeriksaan lanjutan dan biopsi untuk memastikan apakah benjolan baru termasuk fibroadenoma atau kanker. Benjolan yang tidak dioperasi masih perlu diperiksa secara rutin untuk memastikan apakah terjadi perubahan ukuran atau bentuk.

Lakukan Gerakan SADARI untuk Deteksi Dini Fibroadenoma

Gerakan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) bukan hanya untuk deteksi kanker payudara, tapi juga benjolan yang terbentuk akibat fibroadenoma. Caranya dengan mengangkat tangan atau meletakkan tangan di pinggang, lalu raba payudara sambil memeriksa ada tidaknya benjolan di depan cermin.

Selanjutnya, tekan payudara dari atas ke bawa dan melingkar untuk merasakan benjolan, tekan payudara ke arah puting untuk melihat adanya cairan keluar, dan tekan kembali payudara secara melingkar pada posisi berbaring. Gerakan SADARI dilakukan antara 7 - 10 hari setelah hari pertama haid.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Benjolan di Payudara

Pencegahan fibroadenoma lainnya adalah rutin periksa ke dokter 1 - 3 tahun saat berusia 20 tahun. Lakukan pemeriksaan mammografi saat berusia 45 - 74 tahun tiap 1 - 2 tahun sekali. Jika ada riwayat keluarga dengan kanker payudara, dianjurkan untuk mamografi tiap setahun sekali. Kalau ada pertanyaan lain seputar fibroadenoma, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu dapat menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan