Disebut Kanker Limfoma Langka, Kenali Diffuse Large B-cell Lymphoma

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 September 2021

“Musisi kenamaan Indonesia, Ari Lasso mengaku tengah mengidap kanker limfoma langka, yaitu Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL). Perlu diketahui, DLBCL adalah bentuk kanker limfoma non-Hodgkin yang paling agresif atau tumbuh dengan cepat. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani segera.”

Disebut Kanker Limfoma Langka, Kenali Diffuse Large B-cell LymphomaDisebut Kanker Limfoma Langka, Kenali Diffuse Large B-cell Lymphoma

Halodoc, Jakarta – Baru-baru ini ramai dibicarakan media, musisi kenamaan Indonesia, Ari Lasso mengaku tengah mengidap kanker limfoma. Jenis kanker limfoma yang diidap Ari Lasso cukup langka, yaitu Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL). Ada dua jenis limfoma, yaitu limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. DLBCL termasuk dalam kanker limfoma non-Hodgkin.

Perlu diketahui, DLBCL adalah bentuk kanker limfoma non-Hodgkin yang paling agresif atau tumbuh dengan cepat. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani segera. Semua limfoma, termasuk DLBCL, mempengaruhi sistem limfatik. Sistem limfatik sendiri berfungsi melawan infeksi pada tubuh. Organ-organ yang terkena limfoma seperti DLBCL yaitu sumsum tulang belakang, timus, limpa, dan kelenjar getah bening. Lantas apa yang akan dialami pengidap DLBCL?

Baca juga: Bisakah Limfoma Non Hodgkin Dicegah?

Bagaimana Diffuse Large B-cell Lymphoma Mempengaruhi Tubuh?

Belum diketahui penyebab pasti terjadinya DLBCL, hanya saja orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentah untuk memiliki penyakit ini. Kondisi ini juga mungkin terjadi pada seseorang yang sebelumnya dirawat karena bentuk kanker lain, termasuk limfoma tingkat rendah, atau orang yang memiliki gangguan autoimun. 

Orang yang mengidap DLBCL akan mengalami gejala pertama berupa:

  • Pembengkakan tanpa rasa sakit di leher, ketiak, atau selangkangan, yang disebabkan oleh pembesaran kelenjar getah bening. 
  • Sakit perut yang berasal dari usus, sehingga menyebabkan nyeri, diare, atau pendarahan.
  • Demam.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Turunnya berat badan tanpa alasan. 
  • Rasa gatal luar biasa pada area tubuh tertentu.

Kanker limfoma DLBCL bisa terjadi pada semua usia, tapi paling sering dialami orang yang berusia di atas 50 tahun. Kondisi ini juga bisa dialami oleh anak-anak. Di samping itu, DLBCL juga lebih umum dialami oleh pria dibandingkan dengan wanita. 

Hal yang perlu diketahui, penyakit ini bukan disebabkan infeksi dan tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain. DLBCL bisa berkembang sendirinya atau dalam beberapa kasus berkembang pada orang yang sudah didiagnosis limfoma sebelumnya. Sebab kanker limfoma tingkat rendah bisa berubah menjadi DLBCL. 

Baca juga: Ini Tahapan untuk Mengobati Limfoma Non Hodgkin

Pengidap Kanker Limfoma Bisa Sembuh Jika Diobati Segera

Melansir dari Healthline, dua pertiga pengidap DLBCL yang dirawat dapat disembuhkan. Namun, jika tidak diobati segera, penyakit ini bisa berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian. DLBCL memiliki pembagian stadium atau tahap, yang memberitahukan seberapa jauh tumor menyebar ke seluruh sistem limfatik. Tahapan DLBCL yaitu:

  • Tahap 1. Hanya satu wilayah tubuh yang terpengaruh, termasuk kelenjar getah bening, strukut getah bening, atau area ekstranodal.
  • Tahap 2. Dua atau lebih daerah kelenjar getah bening, atau dua atau lebih struktur kelenjar getah bening terpengaruh. Pada tahap ini, area yang terdampak berada di sisi tubuh yang sama.
  • Tahap 3. Daerah dan struktur getah bening yang terdampak berada di kedua sisi tubuh.
  • Tahap 4. Organ lain selain kelenjar getah bening dan struktur getah bening terdampak di seluruh tubuh. Organ-organ ini mungkin termasuk sumsum tulang, hati, atau paru-paru. 

Pengobatan DLBCL ditentukan oleh beberapa faktor. Namun, faktor terpenting yang digunakan dokter untuk menentukan pilihan pengobatan adalah apakah penyakit terlokalisir atau sudah memasuki stadium lanjut. Terlokalisasi berarti belum menyebar. Sementara itu, tahap lanjutan biasanya ketika penyakit telah menyebar ke lebih dari satu lokasi tubuh. 

Perawatan yang digunakan untuk DLBCL adalah kemoterapi, radiasi, atau imunoterapi. Dokter mungkin juga meresepkan kombinasi dari ketiga perawatan tersebut. Perawatan kemoterapi yang paling umum disebut R-CHOP, yaitu singkatan dari kombinasi obat kemoterapi dan imunoterapi rituximab, cyclophosphamide, doxorubicin, dan vincristine, serta prednison. R-CHOP diberikan melalui infus untuk empat obat, dan prednison diminum. R-CHOP biasanya diberikan setiap tiga minggu. 

Obat kemoterapi bekerja dengan memperlambat kemampuan sel kanker yang berkembang pesat untuk bereproduksi. Sementara itu imunoterapi menargetkan kelompok sel kanker dengan antibodi dan bekerja untuk menghancurkannya. Sedangkan obat imunoterapi, rituximab, secara khusus menargetkan sel-B atau limfosit. Rituximab dapat mempengaruhi jantung dan mungkin bukan pilihan baik jika seseorang juga memiliki penyakit jantung tertentu. 

Baca juga: Ketahui 4 Stadium Limfoma Non Hodgkin

Perawatan untuk DLBCL lokal biasanya mencakup sekitar tiga putaran R-CHOP bersamaan dengan terapi radiasi. Terapi radiasi sendiri merupakan pengobatan dengan sinar-X intensitas tinggi yang ditujukan pada tumor. 

Itulah yang perlu diketahui mengenai Diffuse Large B-cell Lymphoma. Kemungkinan masih banyak seluk-beluk lainnya mengenai penyakit ini. Kamu bisa bertanya dan berdiskusi lebih banyak dengan dokter berpengalaman di aplikasi Halodoc jika khawatir memiliki gejala kanker limfoma. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

banner buat janji dengan rumah sakit
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Diffuse Large B-Cell Lymphoma
Leukemia Foundation. Diakses pada 2021. Diffuse large B-cell lymphoma
Healthline. Diakses pada 2021. Diffuse Large B-Cell Lymphoma

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan